Nuzulul Qur’an adalah waktu turunya Al-Qur’an yang
bertepatan dengan malam yang disebut Lailatul Qadar. Allah SWT
menurunkan Al-Qur’an pada Lailatul Qadar. Sebagaimana firman Allah SWT
dalam Surat Al-Qadr ayat 1-5.
Allah SWT berfirman,
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ. سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Sesungguhnya kami telah menurunkannya
(Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Tahukah kamu apakah malam kemuliaan
itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu
turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk
mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit
fajar. (QS. Al-Qadr 1-5).
Sementara itu Nuzulul Qur’an sering diperingati pada tanggal 17 Ramadhan, dengan mengadakan pengajian atau tabligh akbar, dan bukan pada malam Lailatul Qadar. Hal ini didasarkan pada pendapat yang menyatakan bahwa pada tanggal tersebut Rasulullah SAW pada umur 41 tahun mendapatkan wahyu pertama kali. Yaitu surat Al-‘alaq ayat 1-5 ketika beliau berkonteplasi (berkhalwat) di gua Hira, Jabal Nur, kurang lebih 6 km dari Mekkah.
sedangkan Lailatul Qadar merujuk kepada malam
diturunkannya Al-Qur’an dari Lauhil Mahfudz ke Baitul Izzah atau langit
dunia. Dikisahkan bahwa pada malam itu langit menjadi bersih, tidak
nampak awan sedikitpun, suasana tenang dan sunyi, tidak dingin dan tidak
panas.
dikatakan bahwa pada malam itu para malaikat turun dari setiap
langit dan dari sidrotul muntaha ke bumi dan mengaminkan doa-doa yang
diucapkan manusia hingga terbit fajar. Para malaikat dan jibril as turun
dengan membawa rahmat atas perintah Allah swt juga membawa setiap
urusan yang telah ditentukan dan ditetapkan Allah di tahun itu hingga
yang akan datang. Lailatul Qadr adalah malam kesejahteraan dan kebaikan
seluruhnya tanpa ada keburukan hingga terbit fajar, sebagaimana
firman-Nya :
”Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril
dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh)
kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qodr : 4 – 5)
Diantara hadits-hadits yang menceritakan tentang tanda-tanda lailatul qodr adalah :
1. Sabda Rasulullah saw,”Lailatul qadr adalah malam yang cerah, tidak
panas dan tidak dingin, matahari pada hari itu bersinar kemerahan
lemah.” Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah yang dishahihkan oleh Al Bani.
2. Sabda Rasulullah saw,”Sesungguhnya aku diperlihatkan lailatul qadr
lalu aku dilupakan, ia ada di sepuluh malam terakhir. Malam itu cerah,
tidak panas dan tidak dingin bagaikan bulan menyingkap bintang-bintang.
Tidaklah keluar setannya hingga terbit fajarnya.” (HR. Ibnu Hibban)
3. Rasulullah saw bersabda,”Sesungguhnya para malaikat pada malam itu
lebih banyak turun ke bumi daripada jumlah pepasiran.” (HR. Ibnu
Khuzaimah yang sanadnya dihasankan oleh Al Bani)
4. Rasulullah saw berabda,”Tandanya adalah matahari terbit pada pagi harinya cerah tanpa sinar.” (HR. Muslim)
Ciri-ciri Orang Yang Mendapatkan Lailatul Qadr
Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dai Abu Hurairoh
bahwa Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa melakukan qiyam lailatul
qadr dengan penuh keimanan dan pengharapan (maka) dosa-dosanya yang
telah lalu diampuni.”
Juga doa yang diajarkan Rasulullah saw saat menjumpai lailatul qadr
adalah ”Wahai Allah sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemberi Maaf, Engkau
mencintai pemaafan karena itu berikanlah maaf kepadaku.” (HR. Ibnu
Majah)
Dari kedua hadits tersebut menunjukkan bahwa dianjurkan bagi setiap
yang menginginkan lailatul qodr agar menghidupkan malam itu dengan
berbagai ibadah, seperti : shalat malam, tilawah Al Qur’an, dzikir, doa
dan amal-amal shaleh lainnya. Dan orang yang menghidupkan malam itu
dengan amal-amal ibadah akan merasakan ketenangan hati, kelapangan dada
dan kelezatan dalam ibadahnya itu karena semua itu dilakukan dengan
penuh keimanan dan mengharapkan ridho Allah swt.
Sumber : Berbagai Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar