Pekan pertama di bulan september 2013 melakukan trip perjalanan ke salah satu gugusan kepulauan seribu yang terakhir belakangan ini memang sedang booming menjadi destinasi tujuan wisata traveler yakni Pulau Tidung.
Kami yang berawalnya fix 10 orang menjelang beberapa hari terakhir sebelum keberangkatan ada tambahan 3 orang yang tidak lain dan tidak bukan adalah adik laki-laki saya dan saudara sepepu saya. Dan berangkatlah kami dengan total 13 orang subuh hari menuju muara angke.
Perjalanan ke Muara Angke saja hampir menempuh waktu dua jam, setelah mencari-cari kapal yang hendak kami tumpangi beberapa jam kemudian berangkatlah kapal feri penyebrangan tersebut membelah perairan laut. Beberapa gugusan pulau seribu kami lewati, waah..ternyata pulau Tidungnya cukup jauh dari pulau-pulau induk lainnya. dan beberapa diantara kami yang memang mabuk laut lebih dimanfaatkan waktu untuk tidur, begitu juga saya karena di kanan kiri lebih banyak perairan setelah setengah perjalanan pun saya ikut terlelap.
Setelah hampir dua jam menyebrangi lautan tibalah kami dipulau tujuan, Tidung. Wuahh ruamee tenan weekend saat itu, setelah bertemu seoarang guite kami langsung diantar ke penginapan. Tempat penginapannya memang tidak terlalu besar tapi cukup untuk kami semua, dan sudah tergolong maximal dengan pemandangan laut di depannya. dan sebuah pendopo untuk Barbeque an.
Setelah meletakan barang-barang, para laki-laki kebanyakan langsung ke pinggir laut mencoba bermain dengan pancingan dan kami yang ladies lebih asyik bernasrsis ria
Agenda siang itu setelah makan dan sholat adalah trip ke pulau payung dan snorkling.
Sungguh pengalaman yang tidak akan terlupa, menyebur ke laut dengan kedalaman 2- 3 Meter. Specchless banget, saya yang memang sejatinya tidak bisa berenang hampir beberapa kali tenggelam meskipun sudah menggunakan pelampung. dan sayangnya saya tidak benar-benar bisa menikmati pemandangan bawah laut yang indah akan karang dan ikan yang berenang dengan eloknya (saya iri dengan teman-teman yang bisa mencapai dasar laut) karena saya tidak terampil mengatur pernapasan di dalam air dan hanya menatap sesaat karang yang menggoda dengan keanggunannya.
karena cuaca laut yang kurang bagus, sehingga berendam di air laut hanya berlangsung kurang lebih 1- 1,5 jam selanjutnya dengan keadaan yang masih basah kuyup dan menggunakan perahu kecil kami menuju pulau tidung dan melewati tempat yang terkenal di sana yakni jembatan cinta yang menghubungkan tidung besar dan tidung kecil. Maha karya Tuhan menciptakan alam begitu indah-nya, pulau tidung yang kami singgahi itu menyimpan pesona alam yang tak kalah indahnya dengan destinasi lain di Indonesia.
Malam harinya adalah agenda barbequean, saya yang memang tidak bisa makan seafood masih tertolong karena teman membawakan beberapa potong ayam dan sosis untuk dibakar. Ya..malam itu saya tetap bisa menikmati suasana barbequean,meskipun tidak dengan hasil tangkapan laut khas pulau tidung. Dan seperti biasanya temen-teman yang memang tau saya alergi seafood dengan canda menawarkan seafood tersebut. Menjelang tengah malem dan berbincang-bincang kami terlelap untuk agenda berikutnya.
Ke esokan harinya hari terakhir kami trip di pulau tidung, pagi-pagi sekali saya dan beberapa teman sudah menyanggahi ke pantai dimana jembatan cinta berdiri dan menikmati sunrise, ada beberapa orang dengan kameranya pun tak menyia-nyiakan kesempatan mengabadikan matahari yang menyapa dunia hari itu.
Sekembalinya ke penginapan, kami segera packing untuk kembali lagi ke asal masing-masing. setelah bersih-bersih dan sebelum naik kapal kami menyempatkan waktu ke Saung Perawan. Karena penasaran saya bertanya pada guidenya kenapa namanya unik seperti itu,dan jawabannya dahulu itu adalah hutan-hutan tembakau, dan hamparan pantai luas di depan kami tidak sebesar sekarang. Entah karena endapan alam atau apa terbentuklah secara alami pantai nan biru itu, sedangkan nama perawan itu karena tempat itu memang masih belum banyak terjamah wisatawan. Lingkungannya cukup bersih, saya akui pantai-pantai di tidung itu memang benar-benar bersih dari sampah sehingga air biru nan hijaunya itu begitu menggoda.Meskipun ada sampah tak lain dan tak bukan adalah biota laut yag mati dan terdampar di pinggiran pantai.
Menjelang siang kami segera menuju kapal penyebrangan untuk menuju muara angke, dan ternyata kapal kepulangan jauh lebih padat dari pada keberangkatan hampir-hampir kami tidak kebagian tempat. Dengan kondisi seadanya yang saling sempit-sempitan di kapal saya pun berusaha memejamkan mata karena jenuh akan perjalanannya yang cukup lama, sambil sesekali berdiri menghilangkan pegal dengan menikmati pemandangan laut nan luas.
Destinasi perjalanan saat itu sungguh menyenangkan, selain menikmati alam yang masih bersih pengalaman beelibur bersama saudara, teman bahkan teman yang baru dikenalpun begitu menyenagkan. Iya sebelumnya saya dan beberapa teman lain memang tidak saling mengenal, tapi saat itu semuanya membaur seakan sudah saling kenal dan berteman lama. Semoga saja next time akan ada lagi trip-trip yang bisa saya singgahi dan share kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar