Laman

Kamis, 19 September 2013

Sebuah Sajak Untuk Mamah

Hingga saat ini terkadang aqu masih taq percaya jika kau telah tiada
Begitu sayangngya Tuhan padamu
Hingga menginginkan engkau dekat dengan-NYA

Setiap langkah aqu mencoba memaknai segala yang terjadi
Kepergianmu tengah mengajarkan sebuah arti hidup pada kami
kami yang selalu tergantung padamu

Entah,
masih perih hati ini kala mengingatmu
terkenang akan kasih sayangmu
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyDyXntDzOyi6wUOpxF13gsR6ySLppMBgXrY7e9lqKrGnpQeJIs9jldFKXjpvulXIcGhR7YJG1zaBYQoZ5Lht2MVoYizL0E2k0VR4HKUfGtvO71qOvT4-PcsztBv3gXuIiZLuNEa0B_V4A/s1600/ss.jpgselalu terbendung air mata yang memaksa untuk tumpah

Terbayang akan semua salahku padamu
Baktiku yang belum utuh padamu
Mamah,
Engkau bidadari dalam keluarga kami
Engkau malaikat untuk hidup kami

Selepas kepergianmu,
Segala kondisi tak seindah dulu
kehangatan sudah jarang sekali kami rasakan
kesejukan seakan tiada lagi
Senyum dan tawa bersama taq lagi terdengar dalam istana kita

Aqu pernah membayangkan
Seharusnya engkau ada disaat moment istimewaqu kelak
Kelak ketika seseorang mempersuntingqu
Seharusnya aqu bisa melihat senyummu
Saat engkau menatap malaikat kecil penerus keturunanmu dariqu

Dan kini semua hanya telah menjadi sebuah impian
Dalam setiap sujudqu hanya untaian doa terhantur untukmu
Agar engkau bahagia di surga-NYA yang terindah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar