Menyambut hari batik nasional pada tangggal 02 oktober ini, saya akan memposting tentang suatu hal yang berkaitan dengan kebudayaan istimewa warisan asli Indonesia, yup tak lain dan tak bukan mengenai batik.
Batik adalah sebuah mahakarya seni Indonesia yang mendunia dan
menjadi kebanggaan kita semua. Sebagai warisan dari leluhur, batik harus
dilestarikan. Di balik kecantikan motifnya, ternyata ada filosofinya
lho. Batik tidak hanya tentang motif dan warna, tapi juga arti
mendalam di setiap motifnya.
Beberapa motif batik yang kita tahu
seperti parang, sido luhur dan lain sebagainya lahir dari sebuah
filosofi yang 'diawetkan' dalam sebuah motif batik. Setiap pembuat batik
membuat batik dengan hati-hati, seksama dan nyaris tanpa cela karena
batik menyimpan sejuta makna. Ini dia arti filosofi dari beberapa
motif batik yang bakalan akan membuat Anda terpesona.
1. Sido Luhur
Motif satu ini biasanya dipakai oleh
pengantin saat resepsi atau upacara pernikahannya. Dengan motif dasar
seperti wajik, batik satu ini memang memiliki kemewahan tersendiri.
Tidak hanya cantik, batik Sido luhur memiliki filosofi yang dalam. Saat
pengantin menggunakan batik bermotif sido luhur ini diharapkan mereka
akan berbudi luhur dan menjadi pasangan suami istri yang bermartabat.
2. Sido Mulyo
Hampir sama dengan sido luhur, motif dasar
batik ini adalah wajik. Namun detil dan warnanya lebih muda. Filosofi
dari batik motif sido mulyo adalah harapan agar keluarga yang
dibina akan terus menerus mendapat kemuliaan meskipun mendapat suatu
kesulitan. Bahasa Indonesia dari kata mulyo adalah mulia.
3. Sekar Jagad
Motif batik Sekar Jagad lebih
kompleks dan berwarna-warni. Batik ini cocok digunakan oleh wanita yang
menyukai fashion dan sentuhan colourful dalam baju yang digunakannya.
Motif dasar dari batik Sekar Jagad adalah ornamen motif ini berupa aneka bunga dan tanaman yang tumbuh di seluruh dunia, tersusun di dalam bentuk-bentuk elips.
Seperti warna warninya yang ceria, batik ini memiliki filosofi kebahagiaan dan kegembiraan. Bila Anda akan melangsungkan acara syukuran atau akan diwisuda, batik motif Sekar Jagad cocok dipakai untuk mengekspresikan kebahagiaan Anda.
4. Parang
Sederhana, seperti itulah gambaran
dari batik parang. Dibuat di atas kain berwarna putih, batik parang
didominasi warna cokelat dan krem. Motifnya tidak banyak ornamen,
sederhana dan membumi. Motif parang ini memiliki filosofi dan 'aturan'
untuk pemakainya. Motif parang yang sederhana namun warnanya
tajam melambangkan ketajaman berpikir dan kepemimpinan.
Motif
parang termasuk ragam hias larangan, artinya hanya raja dan kerabatnya
diijinkan memakai. Besar kecilnya motif parang juga menyimbolkan status
sosial pemakainya di dalam lingkungan kerajaan. Ukuran motif parang pun
diatur karena motif ini termasuk salah satu motif yang dibuat secara
khusus.
5. Udan Riris
Hujan, dimaknai sebagai rezeki. Air
yang jatuh dari langit, mengaliri sungai-sungai, parit-parit di sawah,
sumur di rumah-rumah. Udan dalam bahasa Indonesia berarti hujan, dan
makna dari batik dengan motif asimetris ini adalah rezeki yang mengalir
tiada henti. Orang-orang biasanya menggunakan batik motif ini saat
sedang panen raya, mendapatkan banyak rezeki dan momen-momen bahagia
lainnya.
6. Kawung
Motif ini konon diciptakan oleh salah satu
Sultan Mataram. Motif ini diilhami oleh sebatang pohon aren yang buahnya
kita kenal dengan kolang kaling. Motif ini dihubungkan dengan binatang
kuwangwung. Pohon aren dari atas (ujung daun) sampai pada akarnya sangat
berguna bagi kehidupan manusia, baik itu batang, daun, nira, dan buah.
Hal tersebut mengisyaratkan agar manusia dapat berguna bagi siapa saja
dalam kehidupannya, baik itu dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Makna lain yang terkandung dalam motif kawung ini adalah
agar manusia yang memakai motif kawung ini dapat menjadi manusia yang
ideal atau unggul serta menjadikan hidupnya menjadi bermakna. Motif
Kawung ini biasanya digunakan oleh kerabat kerajaan.
7. Ceplok
Motif ini merupakan modifikasi dari motif
kawung. Motif ini dihubungkan dengan kepercayaan orang Jawa, yaitu
Kejawen. Dalam ajaran Kejawen ada kekuasan yang mengatur alam semesta.
Disini Raja dianggap sebagai penjelmaan para dewa. Raja ini dikelilingi
oleh para pembantunya yaitu para bupati. Orang jawa memaknai ini sebagai
“kiblat papat kelimo pancer”. Dewa atau Tuhan sebagai pusat
yang mengatur segala. Arah timur mengartikan sumber tenaga kehidupan,
karena arah dimana matahari terbit. Arah barat mengartikan sumber tenaga
yang berkurang, karena tempat tenggelamnya matahari. Arah selatan
mengartikan puncak segalanya, dihubungkan dengan zenith. Arah utara
sebagai arah kematian.
8. Semen
Motif ini berasal dari kata sami-samien,
yang berarti berbagai macam tumbuhan dan suluran. Pada motif ini sangat
luas kemungkinannya dipadukan dengan ragam hias tambahan lainnya,
antara lain: naga, burung, candi, gunung, lidah api, panggungan dan lar,
sawat atau sayap. Apabila ditinjau dan dirangkai secara keseluruhan
dalam motif batik Semen mempunyai makna bahwa hidup manusia dikuasai (diwengku) oleh penguasa tertinggi (Kartini, 2005, 11).
Mengandung makna bahwa untuk mencari keutamaan harus dilandasi dengan
usaha keras dan gesit. Tentu usaha keras dan gesit itu tanpa harus
meninggalkan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Bukan sebaliknya
usaha keras dan gesit dengan cara kotor, pasti akan sangat dihindari.
Sebab dampak yang ditimbulkan akan sangat berat dan yang jelas pasti
akan menjadi bumerang bagi diri-sendiri. Dengan usaha keras dan gesit
itulah diharapkan bisa membangun keluarga inti yang sejahtera lahir dan
batin.
Dalam hidup, kehidupan kita sebagai
manusia diwarnai dengan berbagai macam godaan yang menentukan jalan
kita. Bila kita sesat maka kita akan terjerumus ke dalam neraka yang
disebut sebagai tempat paling sengsara dan menyedihkan. Namun jika hidup
kira diwarnai dengan kebaikan maka kita kan bahagia karena kita akan
masuk surga sebagai tempat paling bahagia dan mulia. Motif ini biasanya
digunakan oleh golongan menengah.
9. Truntum
Motif ini diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana
(Permaisuri Sunan Paku Buwana III) bermakna cinta yang tumbuh kembali.
Beliau menciptakan motif ini sebagai symbol cinta yang tulus tanpa
syarat, abadi, dan semakin lama semakin terasa subur berkembang
(tumaruntum). Karena maknanya, kain bermotif truntum biasa dipakai oleh
orang tua pengantin pada hari penikahan. Harapannya adalah agar cinta
kasih yang tumaruntum ini akan menghinggapi kedua mempelai.
Kadang dimaknai pula bahwa orang tua berkewajiban untuk “menuntun” kedua
mempelai untuk memasuki kehidupan baru.
10. Parikesit
11. Sidamukti
Mengandung makna
kemakmuran. Demikianlah bagi orang Jawa, hidup yang didambakan selain
keluhuran budi, ucapan, dan tindakan, tentu agar hidup akhirnya dapat
mencapai mukti atau makmur baik di dunia maupun di akhirat. Orang hidup
di dunia adalah mencari kemakmuran dan ketentraman lahir dan batin.
Untuk mencapai kemakmuran dan ketentraman itu niscaya akan tercapai jika
tanpa usaha dan kerja keras, keluhuran budi, ucapan, dan tindakan.
Namun untuk mencapai itu semua tentu tidaklah mudah. Setiap orang harus
bisa mengendalikan hawa nafsu, mengurangi kesenangan, menggunjing
tetangga, berbuat baik tanpa merugikan orang lain, dan sebagainya, agar
dirinya merasa makmur lahir batin. Kehidupan untuk mencapai kemakmuran
lahir dan batin itulah yang juga menjadi salah satu dambaan masyarakat
Jawa dan tentu juga secara universal.
Kehidupan masyarakat Jawa banyak menggunakan simbol-simbol, termasuk
pula dalam upacara daur hidup seperti mitoni. Masih banyak
upacara-upacara lain yang menggunakan kain bermotif batik untuk
perlengkapan upacara, seperti upacara ruwatan, upacara seserahan,
upacara penobatan, upacara tolak bala, dan sebagainya.
13. Barong
Motif ini diciptakan Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai raja dengan segala tugas kewajibannya, dan kesadaran sebagai seorang manusia yang kecil di hadapan Sang Maha Pencipta.
Kata barong berarti sesuatu yang besar, dan ini tercermin pada besarnya ukuran motif tersebut pada kain. Motif Parang Rusak Barong ini merupakan induk dari semua motif parang. Motif ini mempunyai makna agar seorang raja selalu hati-hati dan dapat mengendalikan diri
12. Megamendung
Pada bentuk Megamendung bisa kita lihat garis lengkung yang beraturan
secara teratur dari bentuk garis lengkung yang paling dalam (mengecil)
kemudian melebar keluar (membesar) menunjukkan gerak yang teratur
harmonis. Bisa dikatakan bahwa garis lengkung yang beraturan ini membawa
pesan moral dalam kehidupan manusia yang selalu berubah (naik dan
turun) kemudian berkembang keluar untuk mencari jati diri
(belajar/menjalani kehidupan sosial agama) dan pada akhirnya membawa
dirinya memasuki dunia baru menuju kembali kedalam penyatuan diri
setelah melalui pasang surut (naik dan turun) pada akhirnya kembali ke
asalnya (sunnatullah). Sehingga bisa kita lihat bentuk megamendung
selalu terbentuk dari lengkungan kecil yang bergerak membesar terus
keluar dan pada akhirnya harus kembali lagi menjadi putaran kecil namun
tidak boleh terputus. Terlepas dari makna filosofi bahwa Megamendung
melambangkan kehidupan manusia secara utuh sehinga bentuknya harus
menyatu. Dilihat dari sisi produksi memang mengharuskan kalau bentuk
garis lengkung megamendung harus bertemu pada satu titik lengkung
berikutnya agar pada saat pemberian warna pada proses yang bertahap
(dari warna muda ke warna tua) bisa lebih memudahkan
13. Barong
Motif batik ini berasal dari kata “batu karang” dan “barong” (singa).
Parang Barong merupakan parang yang paling besar dan agung, dan karena
kesakralan filosofinya motif ini hanya boleh digunakan untuk Raja,
terutama dikenakan pada saat ritual keagamaan dan meditasi.
Motif ini diciptakan Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai raja dengan segala tugas kewajibannya, dan kesadaran sebagai seorang manusia yang kecil di hadapan Sang Maha Pencipta.
Kata barong berarti sesuatu yang besar, dan ini tercermin pada besarnya ukuran motif tersebut pada kain. Motif Parang Rusak Barong ini merupakan induk dari semua motif parang. Motif ini mempunyai makna agar seorang raja selalu hati-hati dan dapat mengendalikan diri
Batik yang selama ini kita beli dengan berbagai
motif ternyata menyimpan filosofi yang dalam sekali ya. Betapa
bangga kita tinggal di Indonesia, di setiap karya seninya tersimpan arti
dan makna yang luhur dan bijaksana.
Sumber : Berbagai Sumber
ternyata motifbatik mempunyai makna dan filosofi yang dalam ya?
BalasHapuskarena Indonesia kaya akan budaya unik yg khas
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusBismillah tahun ini sy ikhtiar reseller bati-batik dari pesisir Mbak Siti. Kotennya amat bermanfaat buat referensi. Mohon ijin repost mbak..Suwun
BalasHapusTerima kasih buat sharingnya tentang motif2 batik mbak Siti. Mohon ijin repost
BalasHapus