Selama ini mungkin kita bertanya-tanya, apakah isi di dalam ka'bah ? bangunan yang menjadi simbolik umat islam ini dan telah dikunjungi oleh jutaan umat manusia. Banyak prasangka dan dugaan tentang rahasia isi di dalamnya. apakah masih berisi berhala-berhala sebagaimana dulu zaman jahiliah?? so..chek this out simak artikel berikut untuk menghilangkan rasa penasaran dan keingin tahuan kita tentang rahasia ruangan di dalam ka'bah.
Ka'bah adalah salah satu bangunan tertua di dunia yang berada di tengah-tengah Masjidil Haram. Setiap orang yang melihatnya dengan keikhlasan dan ketulusan pasti akan berlinang air mata. Suara zikir dan doa orang yang bertawaf mengelilinginya menjadi pesona tersendiri bagi orang yang merasakannya.
Ka'bah adalah salah satu bangunan tertua di dunia yang berada di tengah-tengah Masjidil Haram. Setiap orang yang melihatnya dengan keikhlasan dan ketulusan pasti akan berlinang air mata. Suara zikir dan doa orang yang bertawaf mengelilinginya menjadi pesona tersendiri bagi orang yang merasakannya.
Posisi Ka'bah Terhadap Mata Angin
Ka'abah Cutaway
Bangunan Ka'bah mempunyai tingginya sekitar 15 meter, panjang sisi sebelah utara 9.92 meter, sisi sebelah barat 12.15 meter, sisi sebelah selatan 25.10 meter, dan sisi sebelah timur 11.88 meter.
Pintu Ka'bah
Pintu Ka'bah di sisi sebelah timur dengan tinggi sekitar 2 meter dari
tanah, terbuat dari emas murni dan bertuliskan ayat-ayat Alquran. Pada
masa pemerintahan Khalid ibn ‘Abd Al Aziz, pintu ini dibuat dari bahan
emas.
Sebelumnya, yaitu semenjak kekhalifahan Sultan Sulaiman Al Qanuni (959
H), pintu Ka'bah dibuat dari lempengan perak berlapiskan emas, terutama
daun pintu dan gemboknya.
Bagian atas Ka'bah
Dinding Ka'bah bagian bawah ditopang dengan tembok kuat yang terbuat
dari batu marmer. Tembok itu melingkar mengitari Ka'bah dan disebut
Syadzarwan. Tinggi Syadzarwan di bagian utara Ka‘bah mencapai 50 cm
dengan lebar 39 cm, di bagian barat mencapai 27 cm dengan lebar 80 cm,
di bagian selatan mencapai 24 cm dengan lebar 87 cm, sedangkan di bagian
timur mencapai 22 cm dengan lebar 66 cm.
Dikatakan bahwa tembok Syadzarwan adalah bangunan tambahan pada Ka'bah
yang dikerjakan oleh kaum Quraisy. Menurut mazhab Syafi'i dan Maliki,
tembok Syadzarwan termasuk bagian Ka'bah, sehingga jamaah haji yang
bertawaf harus berada di luarnya. Pendapat sebaliknya dikatakan oleh
mazhab Hanafi. Menurut mereka, tembok Syadzarwan bukan merupakan bagian
Ka’bah.
Adapun mazhab Hanbali memilih berada di antara dua pendapat di atas.
Menurut mereka, menjauhi tembok itu sangat dianjurkan, tetapi seandainya
jamaah melakukan tawaf di dalamnya maka tawafnya tetap sah dan tidak
sampai rusak.
Yang jelas, belum diketahui secara pasti kapan pertama kali tembok
Syadzarwan dibangun. Setiap kali Masjidil Haram dipugar, tempat-tempat
di sekitarnya juga dipugar. Yang pasti, tembok Syadzarwan mengalami
pemugaran pada tahun 542 H, 636 H 660 H, dan 1010 H.
Untuk pencucian Ka`bah biasanya dilakukan dua kali setiap tahun yakni pada pertengahan bulan Sya`ban sebagai persiapan menghadapi musim Umrah pada bulan Ramadhan, dan pertengahan Dzulqa`idah sebagai persiapan menyambut jamaah haji.
Ka`bah biasanya dicuci dengan air zamzam yang dicampur dengan mawar Thaif dan anbar, sedangkan dindingnya diharumkan dengan parfum misik.
Nizar As-Syaibi, putra tertua keluarga pengurus Masjidil Haram Syeikh Abdul Aziz As-Syaibi, menyebutkan pencucian Ka`bah merupakan tradisi yang disunnahkan namun tidak harus dilakukan pada waktu tertentu.
Secara historis, Rasulullah pernah sekali mencuci Ka`bah pada bulan Sya`ban ketika beliau kembali ke Mekkah dalam peristiwa “Fathu Mekkah”, setelah beliau membersihkannya dari patung-patung sesembahan yang berada di dalam maupun di sekitar Ka`bah.
Untuk pencucian Ka`bah biasanya dilakukan dua kali setiap tahun yakni pada pertengahan bulan Sya`ban sebagai persiapan menghadapi musim Umrah pada bulan Ramadhan, dan pertengahan Dzulqa`idah sebagai persiapan menyambut jamaah haji.
Ka`bah biasanya dicuci dengan air zamzam yang dicampur dengan mawar Thaif dan anbar, sedangkan dindingnya diharumkan dengan parfum misik.
Nizar As-Syaibi, putra tertua keluarga pengurus Masjidil Haram Syeikh Abdul Aziz As-Syaibi, menyebutkan pencucian Ka`bah merupakan tradisi yang disunnahkan namun tidak harus dilakukan pada waktu tertentu.
Secara historis, Rasulullah pernah sekali mencuci Ka`bah pada bulan Sya`ban ketika beliau kembali ke Mekkah dalam peristiwa “Fathu Mekkah”, setelah beliau membersihkannya dari patung-patung sesembahan yang berada di dalam maupun di sekitar Ka`bah.
Kakbah yang juga dinamakan Bayt al `Atiq (Arab:بيت العتيق, Rumah Tua)
adalah bangunan yang dipugar pada masa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail
setelah Nabi Ismail berada di Mekkah atas perintah Allah SWT. Dalam
Al-Qur'an, surah 14:37 tersirat bahwa situs suci Kakbah telah ada
sewaktu Nabi Ibrahim menempatkan Hajar dan bayi Ismail di lokasi
tersebut.
Ilustrasi Kabah Jaman Nabi Adam
Ilustrasi Kabah Jaman Nabi Ibrahim
Pada masa Nabi Muhammad SAW berusia 30 tahun (sekitar 600 M dan belum
diangkat menjadi Rasul pada saat itu), bangunan ini direnovasi kembali
akibat banjir bandang yang melanda kota Mekkah pada saat itu. Sempat
terjadi perselisihan antar kepala suku atau kabilah ketika hendak
meletakkan kembali batu Hajar Aswad pada salah satu sudut Kakbah, namun
berkat penyelesaian Muhammad SAW perselisihan itu berhasil diselesaikan
tanpa pertumpahan darah dan tanpa ada pihak yang dirugikan.
Pada saat menjelang Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi sampai
kepindahannya ke kota Madinah, bangunan Kakbah yang semula rumah ibadah
agama monotheisme (Tauhid) ajaran Nabi Ibrahim telah berubah menjadi
kuil pemujaan bangsa Arab yang di dalamnya diletakkan sekitar 360
berhala/patung yang merupakan perwujudan tuhan-tuhan politheisme bangsa
Arab ketika masa kegelapan pemikiran (jahilliyah) padahal sebagaimana
ajaran Nabi Ibrahim yang merupakan nenek moyang bangsa Arab dan bangsa
Yahudi serta ajaran Nabi Musa terhadap kaum Yahudi, Allah Sang Maha
Pencipta tidak boleh dipersekutukan dan disembah bersamaan dengan benda
atau makhluk apapun jua dan tidak memiliki perantara untuk menyembahNya
serta tunggal tidak ada yang menyerupaiNya dan tidak beranak dan tidak
diperanakkan (Surah Al-Ikhlas dalam Al-Qur'an). Kakbah akhirnya
dibersihkan dari patung-patung agama politheisme ketika Nabi Muhammad
membebaskan kota Mekkah tanpa pertumpahan darah dan dikembalikan sebagai
rumah ibadah agama Tauhid (Islam).
Selanjutnya bangunan ini diurus dan dipelihara oleh Bani Sya'ibah
sebagai pemegang kunci kakbah dan administrasi serta pelayanan haji
diatur oleh pemerintahan baik pemerintahan khalifah Abu Bakar, Umar bin
Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sufyan,
Dinasti Ummayyah, Dinasti Abbasiyyah, Dinasti Usmaniyah Turki, sampai
saat ini yakni pemerintah kerajaan Arab Saudi yang bertindak sebagai
pelayan dua kota suci, Mekkah dan Madinah.
Pada awalnya bangunan Kakbah terdiri atas dua pintu serta letak pintu
Kakbah terletak di atas tanah, tidak seperti sekarang yang pintunya
terletak agak tinggi. Pada saat Muhammad SAW berusia 30 tahun dan belum
diangkat menjadi rasul, dilakukan renovasi pada Kakbah akibat bencana
banjir.
Pada saat itu terjadi kekurangan biaya, maka bangunan Kakbah dibuat
hanya satu pintu. Adapula bagiannya yang tidak dimasukkan ke dalam
bangunan Kakbah, yang dinamakan Hijir Ismail, yang diberi tanda setengah
lingkaran pada salah satu sisi Kakbah. Saat itu pintunya dibuat tinggi
letaknya agar hanya pemuka suku Quraisy yang bisa memasukinya, karena
suku Quraisy merupakan suku atau kabilah yang dimuliakan oleh bangsa
Arab saat itu.
Nabi Muhammad SAW pernah mengurungkan niatnya untuk merenovasi kembali
Kakbah karena kaumnya baru saja masuk Islam, sebagaiman tertulis dalam
sebuah hadits perkataannya: "Andaikata kaumku bukan baru saja
meninggalkan kekafiran, akan aku turunkan pintu Kakbah dan dibuat dua
pintunya serta dimasukkan Hijir Ismail ke dalam Kakbah", sebagaimana
pondasi yang dibangun oleh Nabi Ibrahim.
Ketika masa Abdullah bin Zubair memerintah daerah Hijaz, bangunan itu
dibangun kembali menurut perkataan Nabi Muhammad SAW, yaitu diatas
pondasi Nabi Ibrahim. Namun ketika terjadi peperangan dengan Abdul Malik
bin Marwan penguasa daerah Syam (Suriah, Yordania dan Lebanon sekarang)
dan Palestina, terjadi kebakaran pada Kakbah akibat tembakan peluru
pelontar (onager) yang dimiliki pasukan Syam. Abdul Malik bin Marwan
yang kemudian menjadi khalifah, melakukan renovasi kembali Kakbah
berdasarkan bangunan di masa Nabi Muhammad SAW dan bukan berdasarkan
pondasi Nabi Ibrahim. Kakbah dalam sejarah selanjutnya beberapa kali
mengalami kerusakan sebagai akibat dari peperangan dan karena umur
bangunan.
Sejarah Perkembangan Ka'bah
Ketika masa pemerintahan khalifah Harun Al Rasyid pada masa kekhalifahan
Abbasiyyah, khalifah berencana untuk merenovasi kembali kakbah sesuai
pondasi Nabi Ibrahim dan yang diinginkan Nabi Muhammad SAW. namun segera
dicegah oleh salah seorang ulama terkemuka yakni Imam Malik karena
dikhawatirkan nanti bangunan suci itu dijadikan ajang bongkar pasang
para penguasa sesudah beliau. Sehingga bangunan Kakbah tetap sesuai masa
renovasi khalifah Abdul Malik bin Marwan sampai sekarang.
Isi Bagian Dalam Ka'bah
Tak sembarang orang yang bisa memasuki Ka'bah. Oleh sebab itu, banyak
yang bertanya, apa sebenarnya yang ada dalam Ka'bah itu ? Apa benar
dalam Ka'bah masih tersimpan berhala-berhala zaman dulu sebagaimana yang
dituduhkan kaum perusak Islam?
Sebagaimana yang diperlihatkan dokumenter Kerajaan Arab Saudi, isi dalam Ka'bah hanya berupa ruangan kosong. Bahagian dalam Ka'bah terdapat tiga pilar dari kayu gaharu terbaik. Panjang satu pilar sekitar seperempat meter atau setengah meter berwarna campuran antara merah dan kuning. Ketiga pilar ini berjejer lurus dari utara ke selatan
Sebagaimana yang diperlihatkan dokumenter Kerajaan Arab Saudi, isi dalam Ka'bah hanya berupa ruangan kosong. Bahagian dalam Ka'bah terdapat tiga pilar dari kayu gaharu terbaik. Panjang satu pilar sekitar seperempat meter atau setengah meter berwarna campuran antara merah dan kuning. Ketiga pilar ini berjejer lurus dari utara ke selatan
Bagian Dalam Ka'bah
Tangga kebagian atas ka'bah . Tangga ini terletak di dalam ka'bah pojok kanan. Tangga ini ada di belakang pintu keemasan, hanya digunakan pada saat mengganti kiswah.
Ka'bah dalam tingkat pertama tepat dibawah atap
Di dalam tingkat ka'bah kedua
Ka'bah di tingkat ground level ( bawah tanah )
Pada awal abad ini (tahun 2000-an), bagian bawah ketiga pilar retak yang kemudian diperbaiki dengan diberi kayu melingkar di sekelilingnya. Ketiga pilar ini dibuat atas inisiatif Abdullah ibn Al Zubair tiga abad yang lalu. Meski demikian, ketiganya masih tetap kokoh hingga saat ini.
Atap dalam Ka'bah penuh dengan ukiran-ukiran mengagumkan, selain diberi lampu-lampu indah yang terbuat dari emas murni dan dari perhiasan-perhiasan indah lainnya. Lantai Ka'bah dibuat dari batu pualam putih. Dinding Ka'bah bagian dalam dibalut dengan batu pualam warna-warni dan dihiasi dengan ukiran bergaya Arab. Terdapat tujuh papan yang menempel di dinding ini yang bertuliskan nama-nama orang yang pernah merenovasi atau menambahkan sesuatu yang batu di dalam Ka'bah atau Masjidil Haram.
Sumber :
Artikel : Berbagai Sumber
Video : Youtube
Tidak ada komentar:
Posting Komentar