Laman

Senin, 18 November 2013

Rindu Dalam Memory Tentang Mamah

Hujan kau ingatkan aku
Tentang satu Rindu
dimasa yang lalu
saat mimpi masih indah bersamaku

Terbayang satu wajah, penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah penuh dengan kehangatan
kau Ibu...

alunann lirik satu rindu milik Opick tersebut membawa pada suasana semakin sendu akan kerinduan yang tak bisa lagi tersampaikan.
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilDuWVqhilzwJcAmSfNEhzwJtAIZwODzfkZHdLxpOaKbciw8K4RHPcjuqmuHk0ibE5Bu6pB1tcobkxHgx7yP7X4sOwhkyE1KAfbjEH5X2U1PBb0cHAdEZqqRUvGdmijGKC7eC634fIdYgu/s1600/Love+you+Mom.jpg

Hari ini, dua tahun lalu. Harap-harap cemas menanti kedatangan ayah dan ibunda dari ibadah di tanah suci. Sejak pagi kami sudah menunggu para jema'ah yang telah turun dari bus bandara, kami memang tidak menunggu langsung di bandara tapi di Asrama Haji, Pondok Gede Jakarta.

Jam demi jam memutar waktu, beberapa jama'ah sudah ada yang tiba. Saya melihat ada yang bahagia kala bertemu keluarga kembali namun ada beberapa yang menangis. Pikiran saya saat itu mungkin saja ada yeng meninggal di sana.

Setalah mondar-mandir mencari-cari bus yang lalu lalang akhirnya tiba juga yang kami nanti. Terlihat senyum mamah dan ayah dari balik jendela bus. Kami segera berlari ke tempat pemberhentian dimana para jemaah turun dari bus. Tak pernah terbesit sedikitpun bahwa itu adalah saat moment terakhir saling melepas kerinduan pada sang mamah. Bahkan tak terpikir dalam fikiran mengapa mamah menangis begitu tersedu memeluk kami saat turun dari bus, aku mengira itu hanya sebuah kerinduan namun tak di nyana itulah tangis perpisahan mamah secara tersirat yang tak pernah kami sadari.

Kebersamaan kami, setelah 40 hari mamah dan ayah di tanah Haram tak berlangsung lama, beliau pergi memberi keterkejutan bagi kami. Ya..kami saat dimana masih ingin bermanja, menghabiskan waktu bersama sebagaimana biasanya.

Diakui memang semenjak pulang dari tanah suci, tak henti-hentinya silih berganti tamu datang menjumpai mamah dan ayah bak kaisar dan ratu. Masih terekam jelas dalam ingatan senyum dan tawa kebahagiaan mamah menyambut saudara, tetangga dan tamu yang datang. Namun kini, senyum itu tak lagi dapat kami lihat.

Aku sangat...sangat merinddukanmu mah...
Baktiku yang belum sempurna tergerus sudah oleh waktu dan perpisahan
Selain doa yang kini bisa dipanjatkan dan berusaha menjadi Insan Tuhan yang Bertakwa agar tiada kecewa engkau disana
Bagiku, Engkau tak kan pernah terganti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar