Berkenaan dengan tema Negeri Cincin Api : Berkah atau Bencana yang terkandung dalam pesan ( artikel ) berjudul Yang Masih Misteri di Nusantara di www.darwinsaleh.com saya berpandangan bahwa saya setuju dengan artikel tersebut karena negeri ini memang menyimpan ribuan misteri yang belum terungkap dan ada kalanya tak di terima oleh nalar terkait dengan mitos dan adat yang kental di anut masyarakatnya.
Misteri Piramida di Gunung Lalakon dan Benua Atlantis
Mengenai piramida terbesar yang di temukan di Indonesia pun pernah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Didadasarkan pada penemuan bukti fisik struktur bebatuan piramida di balik bukit Lalakon kecamatan Soreang kabupaten Bandung. Bebatuan tersebut tersusun rapi dengan kemiringan 30 derajat setelah digali tanah sedalam 1-4 meter. Namun masih terjadi pro dan kontra akan keberadaan bebatuan bersusun tersebut. Hal ini pun masih terkait akan misteri lain dari negeri seribu pulau ini yakni keberadaan atlantis yang konon berada di wilayah Asia tenggara, tak lain dan tak bukan adalah Indonesia.
Berdasarkan kesimpulan dari Profesor Arysio Santos yang telah melakukan penelitian selama 30 tahun, dirinya menyakini Indonesia adalah benua Atlantis yang hilang. Wacana ini sudah beredar luas, hal ini didasari karena dahulu saat zaman peradaban Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, negara Singapura dan Malaysia bagian barat serta selat sunda menyatu datarannya bahkan sering disebut Sunda Land.
Benua Atlantis hilang di karenakan tenggelam oleh lautan dan bencana
gempa bumi, hingga mengakibatkan daratan Atlantis tenggelam hingga
mencapai dasar laut. Terlihat jelas bahwa ada bangunan-bangunan tua
yang sudah ada sejak berabad-abad di dasar laut di Selat Sunda.
Keberadaan
Kota Atlantis yang diperkirakan tenggelam 11.600 tahun lalu masih
menjadi misteri. Namun, ada satu dokumen yang menyebut Indonesia
merupakan wilayah Atlantis yang sebenarnya. Santos
meyakini benua menghilang akibat letusan beberapa gunung berapi yang
terjadi bersamaan pada akhir zaman es sekitar 11.600 tahun lalu. Di
antara gunung besar yang meletus zaman itu adalah Gunung Krakatau Purba
(induk Gunung Krakatau yang meletus pada 1883) yang konon letusannya
sanggup menggelapkan seluruh dunia. Letusan gunung berapi yang terjadi
bersamaan ini menimbulkan gempa, pencairan es, banjir, serta gelombang
tsunami sangat besar.
Saat gunung berapi itu meletus, ledakannya
membuka Selat Sunda. Peristiwa itu juga mengakibatkan tenggelamnya
sebagian permukaan bumi yang kemudian disebut Atlantis.
Menurut Santos, pulau-pulau di Indonesia yang mencapai ribuan itu
merupakan puncak-puncak gunung dan dataran-dataran tinggi benua
Atlantis yang dulu tenggelam. Satu hal yang ditekankan Santos adalah
banyak peneliti selama ini terkecoh dengan nama Atlantis.
Mereka
melihat kedekatan nama Atlantis dengan Samudera Atlantik yang terletak
di antara Eropa, Amerika dan Afrika. Padahal pada masa kuno hingga era
Christoper Columbus atau sebelum ditemukannya Benua Amerika, Samudera
Atlantik yang dimaksud adalah terusan Samudra Pasifik dan Hindia.
Hilangnya Candi Borobudur
Dibangun pada zama kerajaan Buddha berjaya dinasti Syailendra, satu abad setelah pembangunannya candi borobudur ditinggalkan karena berpindahnya pusat kerajaan saati itu. Candi besar yang pernah menjadi pesona mata dunia hingga mecanangkan dalam keajaiban dunia ini pernah hilang dan terlupakan karena tenggelam dan tertimbun abun vulkanik akibat letusan gunung berapi dan pertumbuhan hutan yang sangat lebat dan bangunan-bangunannya tertutup belukar. Kemudian pada abad ke-15 Candi borobudur benar-benar terlupakan di kala masa kejayaan Islam memasuki Nusantara.
Bangunan megah tersebut hanya berupa tumpukan balok batu raksasa yang memiliki ketinggian total
42 meter. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah
direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Tinggi
candi dari permukaan tanah sampai ujung stupa induk dulunya 42 meter,
namun sekarang tinggal 34,5 meter setelah tersambar petir.
Pada tahun 1814, Thomas Stamford
Raffles mendapat berita dari bawahannya tentang adanya bukit yang
dipenuhi dengan batu-batu berukir, reruntuhan bangunan batu di desa
Bumisegoro, Karisidenan Kedu. Berdasarkan berita itu Raffles mengutus
Cornelius, seorang pengagum seni dan sejarah, untuk membersihkan bukit
itu. Setelah dibersihkan selama dua bulan dengan bantuan 200 orang
penduduk, bangunan candi semakin jelas, candi yang sangat besar dan
pemugaran dilanjutkan pada 1825. Pada 1834, Residen Kedu membersihkan
candi lagi, dan tahun 1842 stupa candi ditinjau untuk penelitian lebih
lanjut. Pemugaran selanjutnya oleh Cornelius pada masa Raffles maupun
Residen Hatmann. Kemudian Wilsen (1849) melengkapi dengan gambar
bangunan dan relief candi dan dokumentasi foto oleh Van Kinsbergen
(1873). setelah itu periode selanjutnya dilakukan pada 1907-1911 oleh
Theodorus van Erp yang membangun kembali susunan bentuk candi dari
reruntuhan karena dimakan zaman sampai kepada bentuk sekarang.
Yang masih menjadi misteri adalah
kepastian mengapa wilayah candi Borobudur adalah wilayah yang
ditinggalkan. Saat Raffles menemukan candi ini, wilayah tersebut adalah
bukan wilayah hunian, sebuah hal yang janggal ketika sebuah tempat
peribadatan besar umat Buddha tapi tidak ada penduduknya. Bahkan
Majapahit atau pun Sunda Galuh tidak mencatat eksistensi candi ini.
Indonesia Kawasan Negeri Cincin Api
Indonesia memiliki beraneka ragam keunikan dengan julukan yang menggambarkan ke eksotikan alamnya salah satunya adalah sebagai negeri Cincin Api (Ring Of Fire) karena dikepung oleh keberadaan gunung api yang terhampar luas di hampir di seluruh kepulauan dan pearairan di Indonesia. Hal ini menyebabakan Indonesia sangat berpotensi mengalami bencana tektonik seperti letusan gunung berapi hingga gempa dan tsunami.
Sebagaimana artikel yang di muat di www.darwinsaleh.com dengan judul Hidup Mati di Negeri Cincin Api yang merupakan buku catatan ekspedisi 1 tahun Tim Kompas keliling Indonesia memberikan gambaran bertapa istimewanya negeri ini dengan limpahan keindahan alam yang tiada tara, sekumpulan flora dan fauna dengan keunikannya, hutan lebat yang sangat berpengaruh sebagai paru-paru dunia, hamparan laut dan pantai yang maha indah serta gunung-gunung berdiri kokoh dan anggun belum lagi sumber daya alam yang terkandung di dalam perut buminya tak akan pernah habis jika dijabarkan satu-persatu karunia Tuhan untuk negeri ini. Terlepas dari semua itu masyarakat pun harus tetap waspada terkhususnya di wilayah rawan bencana.
Di atas Bumi yang paling bergolak ini, masyarakat tumbuh dan berkembang
selama ribuan tahun. Gunung api memang bukan hanya soal geologi dan
geofisika, melainkan juga masalah budaya. Berkali-kali letusan gunung
api merenggut kehidupan. Namun masyarakat selalu kembali dalam naungan
Kerajaan Gunung Api, karena di balik kehancuran yang diakibatkannya,
gunung api menyimpan berkah yang menghidupi. Debu akibat letusannya menyuburkan tanah dan merajut Nusantara sebagai
untaian zamrud yang berjajar sepanjang Katulistiwa. Jalur Cincin Api
juga berarti potensi energi tenaga panas bumi yang berlimpah, kekayaan
jenis dan sebaran mineral yang terendapkan, serta kekayaan hayati yang
khas.
Sebagai manusia biasa, tentu kita tidak bisa mencegah bencana yang bisa datang kapan saja, namun bukan berarti tidak bisa di minimalisir dampak dari bencana yang terjadi. Seperti :
1) Memanfaatkan perkembangan teknologi dengan menggunakan alat penedeteksi gempa dan tsunami
2) Rutin melakukan simulasi bencana dan memaksimalkan tempat perlindungan yang lebih banyak
3) Dibuatnya pemetaan wilayah rawan bencana sebagai peringatan dini
4) Memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang pengetahuan penanggulangan bencana
5) Meningkatkan Sumber Daya Manusia berkualitas terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
6) Pastinya menjaga lingkungan dengan baik
Semakin jauh menggali akan keragaman misteri negeri ini, semakin banyak hal yang belum terungkap. Untuk itu diharapkan kepada penerus-penerus bangsa agar menjaga kelestarian negeri serta memperdalam pengetahuan akan sejarah nusantara untuk perbaikan kehidupan sendi-sendi tanah air yang lebih baik. Serta mengambil sikap yang tegas kepada pribadi egois yang hendak merusak keindahan alam, yang serakah merampas kekayaan yang terkandung demi kepentingan pribadi semata juga kepada mereka yang hendak memecah persatuan bangsa.
“Tulisan
ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari www.darwinsaleh.com. Tulisan
adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan”.
Sumber :
http://www.darwinsaleh.com
http://www.sindonews.com
http://www.news.detik.com/
http://www.kompas.com/
http://richocean.wordpress.com/