Setelah sekian hari berlalu, rasa-rasanya baru sempat menuliskan ini. Bukan tulisan begitu berharga hanya ingin mencatat sebagai rekam jejak dari salah satu siklus kehidupan.
Penantian pun berakhir, kiriman buku antalogi cerpen dimana karya saya pun turut berkontribusi akhirnya tiba di tangan tanpa kurang satu apapun. Ini adalah buku antalogi kedua (masih sedikit sekali ya..), dari sayembara-sayembara kepenulisan yang saya ikuti.
Buku ini diambil dari inspirasi lagu-lagu fathin yang terakhir belakangan memang sedang booming di pasaran. Secara jujur saya memang kerap kali menulis dan mengangkat sebuah cerita melalui lirik-lirik lagu jika saya sedang mandet dan tidak mendapatkan inspirasi. Isi lagu itu jadi berpindah lewat kertas, dan serasa lebih hidup itu menurut pendapat saya.
Sayembara ini di usung oleh sebuah penerbit indie "Penerbit Pucuk Langit" (terima kasih untuk kesempatannya) rasa bahagia dan bangga tentu amat saya rasakan.
Terkadang saya merasa jika saya itu belum menjadi seorang penulis, karya-karya saya masih banyak ditolak, dan masih jauh dari kesempurnaan. Tapi, dari beberapa yang sudah membaca katanya cerpen saya itu mengharu biru tema-nya sedih. Waahh, jika ada yang bisa mendapat feel seperti itu setidaknya saya sudah cukup berhasil menyentuh hati pembaca. (terima kasih kawan untuk apresiasinya) ^_^
Dalam menulis saya selalu berusaha melepaskan karakter diri saya dan berubah menjadi tokoh yang saya tulis, itulah sebabnya saya tidak asal-asalan menulis untuk mendapatkan jiwa dari cerita itu. Tapi, ya..itu karya saya masih kurang diminati mungkin.
Saya tidak ingin cepat puas atas pencapaian selama ini, masih ada beberapa target yang ingin saya wujudkan ya salah satunya adalah menerbitkan buku tunggal atas nama saya atau mungkin spesialisasi saya hanya untuk sebatas cerpen ? karena memang sejak dahulu saya lebih suka dan tertarik berkarya lewat cerita pendek.
Menulis adalah mengukir sejarah hidup meninggalkan jejak kisah atas pemikiran. Dari pembelajaran yang beberapa kali saya hadiri, jangan terlalu banyak berharap merauk materi melimpah dari seorang penulis (ini yg bicara narasumber juga yg telah menghasilkan beberapa buku) karena sangat sedikit sekali seseorang bisa kaya raya hanya dengan menggeluti profesi sebagai penulis.
Jadi, kawan bagi yang ingin menggeluti dunia karya tulis menulis luruskan niat dahulu untuk tidak menjadikan uang sebagai tujuan utama berkarya. Ambilah sisi positifnya, ketika lidah tak sanggup berkata tangan lah yang bisa berbicara melalui karya yang engkau hasilkan.
* Selamat Menulis *
intinya klo mo kaya jangan jadi penulis, emang sih ga kaya materi tapi kaya kosakata :)
BalasHapussukses bukunya
Yupss..bener banget,,setuju sekali saya
HapusTerima kasih ^_^
Terima kasih mba ^_^, blm apa-apa ini pencapaian saat ini :)
BalasHapusBoleh..boleh banget, bukunya bisa di pesan langsung ke penerbitnya atau sama saya juga bisa,mumpung masih ada stok (hehehehe,,sxan promosi)
Kebetulan saya ada dua buku, untuk mba Julian yg super duper menyenangkan, tentu ada diskon khusus :)
BalasHapus1) Antalogi Cerpen "Keluarga adalah Segalanya" harga jual Rp 40.000 => Rp 35.000
2) Antalogi Cerpen " Dia Dia Dia " harga jual Rp 35.000 => Rp 30.000
tapi belum sama ongkir ya..hehehe
hahahha..paham..paham..paham.."Beraat di ongkos" :D
BalasHapus