Berhubung saya sudah pernah me review film 99 cahaya langit eropa part.1. Kali ini saya akan melanjutkannya review film tersebut (Part.2 nya) yang saya tonton di bioskop hampir satu bulan lalu.
Secara juur saya menerangkan ending dan perjalanan cerita tak seklimaks yang saya harapkan ketika potongan episodenya di tayangkan sedikit di akhir ketika part.1. Namun, saya akui ini adalah film ke sekian yang mampu membuat air mata saya jatuh ? why ?...
Lanjutan dari cerita sebelumnya, selepas kepergian Fatma dan Ayesha tanpa kabar sebelumnya membuat Hanum merasakan kehilangan sesosok sahabat. Tanpa menyerah ia selalu mengabarkan perjalanannya selama di eropa melalui alamat email yang dia ketahui milik Fatma meski tanpa balasan satupun. Hanum pun akhirnya memiliki kesempatan untuk memperoleh penghasilan di Eropa sebagai reporter sebagaimana memang harapan ia sebelumnya dan mengisi ke kosongan hari tanpa Rangga di sampingya yang tengah sibuk menyelesaikan pendidikannya.
Konflik di film kedua ini lebih tergambar seperti masalah keluarga yang menerpa rumah tangga Hanum dan Rangga dimana ada kecemburuan karena Maarja (Marissa nasution) selalu berusaha untuk mendekati Rangga dan menarik simpatiknya.
Di sisi lain konflik semakin kompleks antara Stephan dan Khan karena perbedaan pendapat perihal sebuah keyakinan bahkan tak jarang dipicu oleh hal-hal kecil. Rangga cukup prihatin melihat keadaan dua sahabatnya, ia pun berusaha untuk mendamaikan mereka walaupun hasilnya nihil. Hingga sebuah peristiwa kecelakaan yang hampir merenggut nyawa Stephan, membuka pandangannya tentang Khan. Disinilah permulaan hubungan Khan dan Stephan membaik.
Di bagian kedua ini juga, latar belakang kehidupan para pemain lebih ditekankan sebagaimana kisah pilu Khan atas tujuannya menimba ilmu di benua biru hingga kisah menyedihkan di kala sang ayah harus tutup usia karena konflik peperangan di negaranya, Pakistan.
Tidak jauh berbeda dari sekuel film sebelumnya kisah 99 cahaya di langit eropa ( Part.2 )pun menitik beratkan pada sebuah perjalanan menapaki sejarah islam yang kali ini di awali dari Spanyol. Bangunan megah nan Indah bernama Cordoba yang menjadi saksi dimana peradaban islam pernah berjaya di masa lampau. Cordoba pernah difungsikan menjadi masjid namun kemudian beralih fungsi menjadi gereja, namun begitu masih jelas terlihat sisa-sisa peradaban islam di dalamnya.
Perjalanan kedua adalah menjajaki Turki, perjalanan Hanum dan Rangga di lakuakan tatkala mereka mendapat kabar keberadaan Fatma. Ia meminta Hanum dan Rangga untuk singgah ke Turki sebelum bertolak ke Tanah air karena masa pendidikan Rangga yang telah selesai. Bukan main kebahagian Hanum dengan sangat antusias mereka pun berhasil menjumpai Fatma meski kabar duka pun harus di terimanya. Gadis kecil yang telah menyentuh hati Hanum telah pergi untuk selamanya karena kanker yang di deritanya.
Hanum jelas terpukul kala itu, ia pun pernah berjanji pada Ayesha untuk berhijab dan di depan nisan gadis kecil itu Hanum meluruskan niat untuk menutup aurat. Tidak lupa Fatma mengantar Hanum dan Rangga untuk melihat kemegahan sejarah turki lewat museum bersejarah Hagia Sophia atau biasa dikenal pula dengan nama Aya Sofia. Pada masa lampau Hagia sopia lebih difungsikan sebagai gereja pada masa kaisar Justinianus. Dari sebelumnya bangunan ini memang sudah dibuat atap berupah kabah yang menyerupai bangunan masjid hingga kemudian konstatinopel takluk dibawah kekuasaan islam dan Hagia Sophia dialihkan fungsi menjadi masjid tanpa banyak perombakan maupun renovasi.
Beberapa tahun berjalan penguasa Turki dari kelompok Muslim nasionalis ini melarang
penggunaan bangunan Masjid Aya Sofia untuk shalat, dan mengganti fungsi
masjid menjadi museum. Mulailah proyek pembongkaran
Masjid Aya Sofia. Beberapa desain dan corak bangunan yang bercirikan
Islam diubah lagi menjadi gereja.
Sejak difungsikan sebagai museum,
para pengunjung bisa menyaksikan budaya Kristen dan Islam bercampur
menghiasi dinding dan pilar pada bangunan Hagia Spohia.
Di adegan terkahir titik perjalanan Hanum dan Rangga berakhir dikala semua cahaya berpusat pada satu garis. Yups, perjalanan Baitullah ke kota suci Mekkah, terpampang jelas sekali keindahan ka'bah dan masjidil Haram secara garis besar (di tayangan ini lah air mata saya berjatuhan, bukan karena adegan ataupun cerita dari akting pemain film tetapi pada gambaran kota Mekkah. Ada sebuah hasrat dan kerinduan diri dan jiwa untuk menginjakan kaki di tanah suci. Berputar pula di ingatan saya akan kisah Almarhumah mamah bahwa melaksanakan Ibadah haji itu butuh perjuangan yang luar biasa. Ya, entah mengapa..dalam beberapa saat air mata saya menjadi tidak berhenti mengalir).
Kesimpulannya, 99 Cahaya Langit Eropa adalah film yang cukup baik untuk disaksikan karena ada nilai-nilai inspiratif dan penggambaran betapa megahnya Islam dengan peninggalan peradabannya. Ada kisah dan nilai sejarah yang tak lekang di telan waktu meski kini benua biru lebih banyak dihuni dengan penduduk muslim sebagai minoritas.
2 komentar:
judulnya sepertinya salah bos, hehehe.....
Owalahhh..jeli sekali kamu..kebiasaan sering typo nich..
thanks sob..sudah mengingatkan ^_^
Posting Komentar