Postingan perdana di bulan baru "Welcome Juni" Semoga kedepannya hari-hari kan menjadi lebih baik (Amiiiiin). Yuu..mari menulis dan berbagi cerita lagi. Kali ini saya ingin menuliskan sekelumit perjalanan ke festival jepang bertajuk Ennichisai 2014. Festival yang diadakan sejak tanggal 24-25 Mei 2014 di kawasan pertokoan BLOK M, Jakarta Selatan ini berhasil menyedot perhatian masyarakat sehingga tumpah ruah dalam acara itu.
Festival yang pertama kali diadakan sejak tahun 2011 ini kian tahun, semakin banyak pengunjung dan sejak tiga tahun terakhir belakangan saya belum absen untuk turut serta merasakan kemeriahannya (saya memang agak menyukai budaya japan,ah...berharap suatu hari kelak bisa menginjakan kaki ke sana).
Sebagaimana rute biasa, bersama seorang kawan saya hendak ke festival japan menuju Blok M yakni menggunakan transportasi masal Transjakarta, transit di halte central busway Harmoni dari halte cempaka timur untuk kemudian di lanjutkan ke jurusan Blok M. Alhamdulillah hari itu cukup cerah bahkan terbilang panas.
Sesampainya di lokasi, kami segera menunaikan kewajiban terlebih dahulu karena setibanya tepat telah memasuki waktu Ashar. Lalu di lanjutkan ke area utama festival berlangsung.Antusias masyarakat membludak tumpah ruah memenuhi area festival kebudayaan japan tersebut. Sebagaimana biasa festival itu di isi oleh para Costplayer, stand-stand mulai dari stand pernak-pernik hingga ke makanan, oh..ada juga replika bunga sakura di sebuah stand dan arak-arakan Dashi dan Mikoshi yang selalu menjadi central perhatian.
Berkunjung dari satu stand ke stand lainnya, icip-icip menikmati makanan favorite doraemon yakni dorayaki dan Takoyaki salah satu kuliner yang selalu wajib dan pasti ada di setiap perhelatan festival Japan.
Tak lupa, saya menyempatkan waktu untuk berfoto bersama para cotplayer dengan kostum-kostum unik maupun anime. kalau menurut saya inilah yang menjadi simbolisasi dari pagelaran festival japan jadi seperti semacam karnaval berbalut budaya jepang begitulah saya menyimpulkannya.
Arak-arak yang biasa di berlangsungkan pada malam hari atau selepas maghrib namun kali itu diadakan di sore hari dan sekian kali mengunjungi baru kali itu saya menyaksikan langsung riuh dan keramainnya ketika tandu Dashi dan Moshi di arak keliling. Karena biasanya saya menyelesaikan dan kembali sebelum penutupan atau sebelum maghrib.
Dashi atau gerobak besar dengan atap seperti kuil didalamnya terdapat gendang besar dan kecil untuk ditabuh. Uniknya, para penabuh gendang adalah anak-anak perempuan. diambil dari keranjang bambu yang belum selesai, dimana ujung-ujung rajutannya bisa untuk menggantungkan sesuatu.Dashi ditaruh di atas road dan akan ditarik menggunakan tali yang panjangnya kurang lebih 20 meter. Pengunjung pun sangat antusias saat melihat Dashi di arak mengitari kawasan little Tokyo, Ennichisai 2014 di kawasan Blok M.
Sedangkan Mikoshi adalah tandu yang dihias dengan megah seperti sebuah yagura, dan dipercaya dinaiki oleh objek pemujaan atau roh dari kuil Shinto di Jepang. Mikoshi yang diarak dibagi menjadi dua yaitu yang diangkat wanita dan Pria. Berat Mikoshi ini beragam mulai dari ratusan kilo gram hingga yang mencampai berton-ton.
Dashi atau gerobak besar dengan atap seperti kuil didalamnya terdapat gendang besar dan kecil untuk ditabuh. Uniknya, para penabuh gendang adalah anak-anak perempuan. diambil dari keranjang bambu yang belum selesai, dimana ujung-ujung rajutannya bisa untuk menggantungkan sesuatu.Dashi ditaruh di atas road dan akan ditarik menggunakan tali yang panjangnya kurang lebih 20 meter. Pengunjung pun sangat antusias saat melihat Dashi di arak mengitari kawasan little Tokyo, Ennichisai 2014 di kawasan Blok M.
Sedangkan Mikoshi adalah tandu yang dihias dengan megah seperti sebuah yagura, dan dipercaya dinaiki oleh objek pemujaan atau roh dari kuil Shinto di Jepang. Mikoshi yang diarak dibagi menjadi dua yaitu yang diangkat wanita dan Pria. Berat Mikoshi ini beragam mulai dari ratusan kilo gram hingga yang mencampai berton-ton.
Daaaann, ya..hari itu cukup melelahkan setelah hampir seharian mengeliling little Tokyo festival jepang pun disertai perjalanan kembali yang memang tidak terlalu dekat. Alhasil kami tiba sekitar jam 10 an malam. Melepas lelah untuk istirahat menetralkan kembali stamina untuk kegiatan esok hari. Menyaksikan atau mengunjungi sebuah festival pagelaran yang unik dan memang agak jarang bisa menjadikan satu alternatif cara refreshing dari kepenatan keseharian.
weww.. jadi pengen kesana juga... :D
BalasHapusmonggo silahkan mas..unik lho bisa mengunjungi acara festival kebudayaan semacem itu ^_^
Hapus