Laman

Jumat, 20 Juni 2014

Satu Sudut @ Jawa Timur : Eksplore Keindahan Bromo (Part.II)

Trip berikutnya di Malang, adalah inti dari tujuan perjalanan itu sendiri Eksplore Gunung Bromo yang sudah tak asing lagi dengan keindahan dan keanggunannya dan bahkan sering kali menjadi lokasi syuting ftv-ftv di layar kaca bahkan film layar lebar.

Gunung Bromo merupakan bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.Kawasan Wisata Bromo terletak pada ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut, dan di apit oleh empat kabupaten bagian dari pemerintahan Propinsi Jawa Timur yakni Kabupaten Malang, Probolinggo, Pasuruan, dan Lumajang. Gunung Bromo sangatlah istimewa karena  lautan pasirnya yang  luas sekitar10 kilometer persegi mengelilingi  kawah Bromo yang mengepulkan asap putih.

Jam 01.30 dini hari kami semua sudah harus bersiap ke Bromo, karena letak lokasi penginapan dan tempat tujuan lumayan cukup jauh, kurang lebih 3 jam menggunakan kendaraan. Dinginnya malam dan gulita tak menyurutkan antusias kami para peserta, segala rasa kantuk dan lelah seakan sirna. Panitia telah menyiapkan 3 mobil jeep terbuka untuk transportasi kami ke sana.
Wo'o suasana yang gelap cukup mencekam kondisi jalanan pun yang kurang baik membuat mobil banyak mengalami guncangan. Dan..kami serasa sungguh-sungguh ber-adventure ria. Tapi terjadi beberapa masalah dalam perjalanan kami dimana satu jeep yakni yg saya tumpangi dan beberapa lainnya mengalami permasalahan, mesin dan lampu mobil yang tidak menyala. Perjalanan pun sempat terhenti,tak berapa lama di atasi kami melanjutkan perjalanan kembali. Beberapa saat kemudian jeep salah satu diantara kamipun mengalami kendala lain yakni terjadi benturan dengan jeep lain yang berlawanan arah, dan jeep sempat mengalami permasalahan. Oh..Tuhan..benar-benar cobaan kala itu, otomatis target untuk mengejar sunrise hingga penanjakan tertinggi menguap sudah. Dan kami hanya bisa mengeksplore keindahan kawasan gunung Bromo hanya di penanjakan 2. Meskipun target awal tidak tercapai tapi kami cukup senang bisa menyaksikan sunrise di kawasan gunung Bromo. Ah...betapa indahnya alam-Mu Tuhan, suatu maha karya tak ternilai.
Kami pun tak menyiakan untuk menyimpan memori bersama di penanjakan berlatar Gunung Batok, Gunung Semeru dan Gunung bromo dikala mentari pagi masih hangat menyinari. Setelah menikmati sunrise rencana berikutnya adalah menuju kawah. Jeep melaju sekitar satu jam-an hingga kemudian kami tiba di hamparan padang pasir nan luas. Untuk melakukan penanjakan ke pucak kawah ada beberapa pilihan bisa mengendarai kuda dengan membayar sesuai tarif yang telah di tentukan jokinya hingga ke anak tangga atau berjalan menelusuri jalanan berpasir. Saya dan beberapa yg lain memilih untuk menikmati langkah dengan berjalan meskipun lelah.
Jalanan berpasir dan menanjak meskipun tidak terlalu terjal, cukup menguras tenaga juga belum lagi kami harus menaiki puluhan anak tangga yang memang cukup padat oleh pengunjung. Akhirnya, perjuangan pun berakhir kami tiba juga di kawasan kawah.
Bromo merupakan salah satu gunung yang masih aktif di Indonesia, sewaktu-waktu kawah itu akan mengalami aktifitasnya. Luas kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.

Gunung Bromo pun dianggap tempat yang suci, saya akan berbagi kisah mengenai legenda gunung Bromo yang di ceritakan sedikit oleh guide kemarin.

Alkisah hiduplah sepasang suami istri bernama Roro Anteng dan Joko Seger, mereka berdua menikah. Pernikahan berjalan beberapa lama, namun tidak jua dikaruniai seorang anak. Akhirnya Joko Seger berdoa pada Dewa, bila dikaruniai anak, dia bersedia mengorbankan salah satu anaknya. Doa Joko Seger ternyata didengarkan, mereka pun akhirnya dikaruniai beberapa anak. Setelah anak-anak mereka tumbuh dewasa, Joko Seger melupakan janjinya. Ketika sedang tertidur, dia mendapat bisikan agar memenuhi janjinya untuk mengorbankan salah satu anaknya.

Akhirnya hal itu disampaikan kepada anak-anaknya. Joko Seger sebenarnya tidak rela mengorbankan anaknya, namun bila janji tersebut tidak dipenuhi, akan terjadi bencana yang melanda dusun mereka. Akhirnya salah satu dari anak mereka dengan ikhlas bersedia dikorbankan. Hari yang ditunggu telah tiba. Keluarga Joko Seger pun menuju ke kawah Gunung Bromo serta membawa beraneka hasil bumi untuk sesajen. Salah satu anak dari Joko Seger yang dikorbankan pun telah siap dan akhirnya anak tersebut menerjunkan diri ke kawah Gunung Bromo tersebut.

Setelah janji Joko Seger dipenuhi, mereka akhirnya hidup bahagia di sekitar Gunung Bromo. Keturunan mereka sekarang bernama Suku Tengger, perpaduan antara Roro Anteng dan Joko Seger. Prosesi pengorbanan anak Joko Seger pun masih bisa kita saksikan sampai sekarang. Pada bulan purnama tanggal 14 atau 15 bulan Kasodo menurut penanggalan Jawa, dilakukan upacara Kasodo, yang disana juga terdapat prosesi pelemparan sesajen ke kawah Gunung Bromo. 

Usai menjejaki kaki di kawasan kawah, perjalanan berikutnya adalah pasir berbisik, mengapa dinamakan demikian ? tidak ada sejarah yang mendasar tapi lebih  dikarenakan oleh film pasir berbisik yang dibintangi artis kenamaan Dian Sastro yang seakan menjadi icon. Tempat ini adalah padang pasir hitam yang sangat luas dan panorama sekeliling yang indah, namun lebih terkesan sepi dibandingkan padang pasir saat di penanjakan kawah.
Kami tidak terlalu lama berada di lokasi pasir berbisik, perjalanan selanjutnya adalah padang savana (bukit teletubies). Savana ini di dominasi tumbuhan tanaman jenis pakis, ilalang,serta rerumputan lainnya membuat kawasan ini seperti karpet hijau raksasa. layaknya pemandangan di daratan tingggi New Zealand atau Skotlandia. Savanah juga terdapat bukit-bukit yang menyerupai dengan rumah tokoh Teletubbies, serial anak yang pernah popular di beberapa tahun lalu.
Setelah menjelajahi kawasan Bromo Tengger Semeru, perjalanan berikutnya adalah Coban Pelangi. Kawasan wisata air terjun yang terletak di kecamatan Poncokusomo. Bernama pelangi karena apabil matahari bersinar terang dan posisi jatuhnya air tepat tepat mengenai cipratan air yang jatuh ke bawah maka akan membiaskan warna pelangi pada air terjun tersebut (sayangnya, kala itu kami tak mendapati keindahan warna pelangi ketika di sana). Coban Pelangi mengalir dari sebuah tebing dengan ketinggian 30 M.

Sepanjang jalan kita benar-benar merasakan hawa dingin dan pemandangan alam yang sangat asri dan alami.melewati medan berbukit dengan kemiringan mencapai sekitar 45°kita harus turun melewati jalan dan beberapa kali jalan berganti naik dan berkelok-kelok. Bagi yang belum terbiasa jalan dalam suasana alam seperti ini cukup melelahkan, apalagi kanan kiri berupa bukit dan jurang. Bagusnya memang tersedia warung-warung sederhana bagi yang ingin minum panas maupun dingin dan camilan sederhana tersedia juga tempat duduk untuk istirahat ditengah perjalanan untuk kemudian melanjutkan lagi sampai ke obyek yang dituju.
                                                                              
Beberapa peserta yang lain langsung menikmati wisata air dengan berbasah-basahan di aliran sungainya. Menempis rasa kantuk yang menyerang sejak turun dari tengger Semeru di sebagian peserta.
 
Sekitar jam 13.30 peserta semua berkumpul untuk kemudia kembali ke penginapan bersiap packing kembali ke Jakarta. Singkat cerita Jam 15.00 peserta sudah siap dengan barangnya masing-masing lalu tiba-tiba hujan turun cukup deras, Berakhirnya perjalanan di sambut hujan. Selang satu jam kemudian mobil yang disewa untuk mengantar kami ke Stasiun belum juga datang, padahal jam 17.00 adalah jadwal keberangkatan kereta. Wajah-wajah panik mulai menghiasi peserta, panitia pun mencari cara lain agar keberangkatan kami tidak terlambat ke stasiun. Dengan menyewa beberapa angkutan umum dan sangat terpaksa menurunkan penumpang yang sebelumnya (untungnya mereka pada pengertian)supir mengendarai mobil dengan super kecepatan ekstra.

Setibanya di stasiun kurang 5 menit dari keberangkatan padahal belum pemeriksaan identitas. Semuanya langsung pada lari terburu-buru,dan Alhamdulillah akhirnya tepat saya tiba di nomor kursi saya, saat itu juga kereta berjalan. Benar-benar super menegangkan pasalnya saya sendiri pun tak lepas dari rasa panik karena kejadian tidak mengenakan pernah ketinggalan kereta sehingga harus mengalami kerugian.
Terima kasih kota Malang, telah memberikan kesan yang luar biasa untuk perjalanan saya. Semoga suatu saat nanti akan saya kunjungi kembali kota nan asri-mu.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiChgReOozWNfkYYLp0541_xqi74IPYxaYePe2OAVDIwjxAk_wEzFqPjkgt54JhDFsjShnsgAk5PTs11aFRjBL9euTIreCjl4JUTf6mbXISMx52ns9TH1fIKEzg0-29Cq4rZ4vgvWHHkgw/s400/Gambar+animasi+bergerak+emoticon+paling+Lengkap+dan+Unik+Unik+3.gif

4 komentar:

  1. wah bromoo.. saya juga kemarin kesini belum sempat posting :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keindahan yg mempesona y mba..sudah saya kunjungi blog nya

      Hapus
  2. Balasan
    1. Segera rencanakan,tak akn mnyesal dg keindahan yg tersaji

      Hapus