Mengukir kembali sebuah cerita dari perjalanan yang telah terlalui. pengalaman menyaksikan, bersyukur, bertafakur alam atas ciptaan-Nya. Pertengahan Mei 2015 di sekitar pekan kedua, bersama teman-teman tim seperjalanan yang berjumlah kurang lebih 37 orang. Gunung semeru, akhirnya dapat menginjakan kaki di sana. Sebuah destinasi yang sempat menjadi harapan untuk dikunjungi dapat terwujudkan.
Dilansir dari wikipedia.co.id Gunung Semeru adalah sebuah gunung berapi kerucut, merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncaknya Mahameru, 3.676 mdpl. Gunung Semeru juga merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatera dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat. Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko. Gunung Semeru secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Sumber gbr : www.anekawisata.com |
Start perjalanan kami semua saat itu adalah stasiun Senen menggunakan kereta ekonomi matarmaja jurusan Jakarta-Malang. Beberapa di antara kami sudah ada yg tiba lebih dahulu di Malang mencoba peruntungan agar tim kami saat itu dapat masuk sebagaimana yang telah direncanakan jauh-jauh hari. Karena santer kabar beredar bahwa hari perjalanan kami akan sangat padat oleh pendaki. Keperluan simaksi dan administrasi lainnya telah dipersiapkan.
Hampir satu harian di dalam kereta, tak terelakan membuat tubuh serasa sekali pegal-pegalnya.Tiba di stasiun malang kota baru pukul 08.00 pagi lalu menyewa angkutan umum menuju tumpang. Per-mobil di isi kelompok masing-masing. Satu tim dalam 37 orang di bagi 3 kelompok dimana per kelompok berkisar 12-13 orang.
Setibanya di basecamp, atau kediaman dari yang kami panggil Pak'De Arsy semua bersiap-siap repacking kembali dan makan siang. Ternyata jeep yang kami tunggu belum datang juga beberapa diantara kami memilih untuk beristirahat dahulu pun sembari menunggu hujan yang turun cukup deras. Tepat setelah ashar sekitar jam 15.30 jeep yang akan mengantar kami pun tiba. Perjalanan pertama menuju ranupane.
Genap satu tahun lalu melewati jalan yang sama saat akan ke bromo sehingga tidak cukup terkejut lagi dengan kondisi jalannya yang berkelok-kelok. Namun, di jalan tepat di depan tempat wisata curug pelangi jeep yang saya tumpangi dengan teman lainnya mengalami kerusakan alhasil perjalanan kamipun terhambat. Cukup lama sampai akhirnya mendapat jeep pengganti, dan kami tiba di Ranupane desa terakhir di kaki gunung semeru. Sebelum memulai perjalanan diberi waktu jeda untuk persiapan ulang, makan, dan menunaikan shalat terlebih dahulu. Ya..pada akhirnya kami melakukan perjalanan malam, setelah sebelumnya di rancang konsep dan peraturan selama tahap demi tahap untuk mencapai tempat camping, Ranukumbolo.Tak ada yang dapat dilihat secara jelas selain gelap dan dingin menyergap, tapi namanya melakukan aktifitas rasa lelah dan letih pun kerap mendera meskipun kabanya perjalanan malam tidak semelelahkan saat harus berjalan di bawah matahari.
Ranupane - Pos 1
Didominasi dengan jalur tanah yang cukup landai. Setelah sampai di gapura "selamat datang", memperhatikan jalan terus ke kiri ke arah bukit, tapi jangan mengikuti jalanan yang lebar ke arah kebun penduduk. Dari Ranupane ke pos 1 membutuhkan waktu 1,5 - 2 jam. Di pos 1 ini terdapat sebuah bangunan yang bisa digunakan untuk berisitrahat.
Pos 1 - Pos 2
Dokumentasi Pribadi |
Jalur pendakian masih cukup normal dengan kontur tanah yang rata dan masih terbilang nyaman untuk sebuah jalur pendakian. Jarak waktu yang ditepuh sekitar 1,5 - 2 jam di pos 2 juga terdapat shalter yang bisa digunakan untuk tempat istirahat.
Pos 2 - Pos 3
Perjalanan menuju pos 3 mulai menemui beberapa tanjakan di beberapa jarak perjalanan menjadi tantangan tersendiri untuk pendaki sehingga kerap dibutuhkan tenaga ekstra. Jarak tempuh antar kedua pos ini sekitar 90 menit.
Namun, pada saat kami ke sana penghubung jalan di jalur ini ada yang longsor di sekitar watu rejeng dengan perkiraan kedalaman 10 meter kurang lebih. Memang ada jalan altrrnatif tapi jalannya sangat terjal. Bersama beberapa pendaki lainnya, kami tetap menggunakan jalur tersebut dengan sebuah tali sebagai pengamannya.
Namun, pada saat kami ke sana penghubung jalan di jalur ini ada yang longsor di sekitar watu rejeng dengan perkiraan kedalaman 10 meter kurang lebih. Memang ada jalan altrrnatif tapi jalannya sangat terjal. Bersama beberapa pendaki lainnya, kami tetap menggunakan jalur tersebut dengan sebuah tali sebagai pengamannya.
Pos 3 - Pos 4
Dari pos 3 ke pos 4, jalur kembali seperti biasa dan cukup mudah untuk dilalui. Dari pos 3 ke pos 4 hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit saja. Di pos 4 ini juga terdapat shalter yang bisa digunakan untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke Ranu Kumbolo.
Pos 4 - Ranukumbolo
Dari pos 4, pendaki sudah bisa melihat keindahan surganya Gunung Semeru, yaitu Ranu Kumbolo namun karena saat itu tengah malam yang saya lihat hanya gelap dan di sisinya beraneka kerlip cahaya bersinar redup. Tinggal mengikuti jalan setapak sekitar 15 menit dari pos 4, pendaki sudah sampai di tepi danau Ranu Kumbolo.
Saat itu waktu menunjukan pukul 3 dini hari kami baru tiba di Ranukumbolo, semakin malam udara semakin dingin. Setelah menghangatkan sebentar di perapian kami segera beristirahat didalam tenda yang telah di dirikan.
Rasa-rasanya baru memejamkan mata sebentar saat ternyata mengintip keluar cahaya mentari telah bersinar berkilau menerpa ranukumbolo. Ingin rasanya menarik kembali kehangatan sleeping bag tapi keramaian suasana luar menggoda untuk melihat dan menyaksikan sendiri suasana pagi potongan surga gunung semeru.
Meski melewatkan sunrise, keindahan ranukumbolo dengan ketinggian 2.400 mdpl tak berkurang sedikitpun. Bersama dengan 2 orang teman lainnya saya mengelilingi, melihat dan mengabadikan keindahan ranukumbolo sebelum melanjutkan pendakian berikutnya.
Dokumentasi Pribadi |
Ranukumbolo merupakan danau air tawar dengan luas area sekitar 15 hektar. Bagi para pendaki semeru lokasi ini kerap dijadikan tempa transit sebelum melanjutkan perjalanan berikutnya. Selain menyajikan pemandangan yang indah debit air di ranukumbolo tak pernah berkurang. Disana juga terdapat beberapa tugu atau prasasti sebagai peringatan bagi mereka yang meninggal saat pendakian ke gunung semeru.
Tak jauh dari lokasi terdapat bukit yang terkenal dengan tanjakan cinta. Konon kabarnya jika kita mendaki tanjakan cinta tersebut dan memikirkan orang yang kita cintai tanpa menoleh sedikitpun ke belakang maka kisah cintanya akan menjadi nyata. Tak akan ada yang mampu melawan pesona keindahan ranukombolo yang semakin tampak cantik dilihat dari atas bukit tanjakan cinta.
To Be Continue . . . .
Tak jauh dari lokasi terdapat bukit yang terkenal dengan tanjakan cinta. Konon kabarnya jika kita mendaki tanjakan cinta tersebut dan memikirkan orang yang kita cintai tanpa menoleh sedikitpun ke belakang maka kisah cintanya akan menjadi nyata. Tak akan ada yang mampu melawan pesona keindahan ranukombolo yang semakin tampak cantik dilihat dari atas bukit tanjakan cinta.
Dokumentasi Pribadi |
Ranu kumbolo ngangenin banget ya. Apalagi kalo bisa foto2 di sana, hehe
BalasHapusPerjalanan yang bikin candu juga rindu mba :)
HapusAhhh... Jadi iri Mbak. Aku yang memiliki mimpi ingin mendaki gunung sampai saat ini belum juga kesampaian.
BalasHapusayoo..mas wujudkan. Bergegas Indonesia ini indah lho
HapusAh, saya gagal terus mau kesana :(
BalasHapusmasih ada lain waktu. niatkan dijamin ga akan nyesel
HapusAkh Ranu Kumbolo.. kapan gue bs kesitu.
BalasHapusSalam
www.travellingaddict.com
bisa..segera dibuat rencana perjalanannya :)
Hapusranu kumolo keren banget,, ditunggu kelanjutanya
BalasHapusKeren dan cantik sekali pemandangannya. Siaap,,nanti akan saya tuliskan kelanjutannya
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusHuhuhu. Pingin ke sini gak pernah keturutan. :(
BalasHapusAyoo mba disusun lg rencananya
Hapusaah mbak lagi seru-serunya kenapa To Be Continue -_-"
BalasHapusBtw, ditunggu loh followbacknya ehek :D
Cerita perjalanannya masih cukup banyak dengan beragam kisah :D
HapusUdah di follback y ^_^
saya, suami, dan anak-anak baru sampe ranu pane aja. :D
BalasHapusWaahh..next harus lebih jauh lagi minimal ranukumbolo :)
HapusSeru banget ceritanya ^^
BalasHapussalam kenal juga ya, saya sudah follow blognya :)
ditunggu folbeknya ya, ada di kolom bawah sebelah kanan hihi ^^
www.noniq.co
Karena setiap perjalanan selalu memiliki kesan tersendiri ^_^
HapusSiaap meluncur mba
Seru ya perjalanannya, seumurumur belum pernah naik gunung...
BalasHapusSeru banget. jika bisa merenungi banyak hikmah dan pelajaran yg dirasakan
Hapuscoba sekali-kali mas
Ok deh, bsk kalo bintang anakku dah gedhe. Insyaallah
BalasHapusAaamiiin semoga dpt terlaksana :)
HapusDanaunya cantik ya
BalasHapusRanukumbolo memang sangat cantik, ga heran kalau tempat ini jadi primadona para pendaki
Hapusranu kumbolo..... kapaaan bisa kesana..
BalasHapusAyoo mba..susun rencana :)
Hapus