Berkenaan
dengan posting tematik liga blogger indonesia pekan ketiga adalah tentang pasar
tradisional yakni tempat bertemunya penjual dan pembeli dengan terjadinya
transaksi tawar menawar harga hingga di setujui sebuah kesepakatan yang
pelaksanaannya masih bersifat tradisional.
Dari
sekian banyak pasar tradisional yang ada di kisaran tempat tinggal saya,
akhirnya saya menjatuhkan pilihan Pasar Ular Plumpang yang akan jadi bahan
refrensi dalam tulisan kali ini. Alasannya selain, denyut nadi ekonomi yang
masih terlihat signifikan, lokasi yang memang tidak terlalu jauh dari tempat
tinggal dan tentu saja hal unik berkenaan dengan tempat ini. Lucunya, ketika
baru berkenalan sama orang baru jika di tanya tempat tinggal mayoritas tidak
ada yg mengetahui lokasi tempat tinggal saya, namun ketika menyebutkan pasar
ular sebagian besar akan berseloroh dengan (oohh,) itu artinya pasar
ular memang dikenal karena tempat ini menjual barang-barang dengan merk cukup
ternama namun dengan harga yang cukup murah.
Mengapa
dinamakan pasar ular ?? ini bukan karena lokasinya banyak ular lho,
cerita yang saya dapatkan pasar yang telah berdiri sejak tahun 1960 ini
dahulunya berada di pasar koja lama dan kini telah berubah fungsi menjadi
terminal peti kemas. Dahulu barang-barang yang di jual adalah barang yang di
dapat dari para awak kapal sisa ekspor atau kita lebih mengenalnya dengan
barang reject. Namun, transaksi tersebut rata-rata dilakukan secara ilegal dan
sembunyi-sembunyi. Lokasi tempat yang telah di pindahkan itu memanjang dan
berliku seperti tubuh ular, tetapi ada juga yang mengaitkan dengan prilaku
seseorang yang licik seperti ular.
Lokasi
pasar ular di Jakarta Utara sendiri terbagi dua yakni di kawasan Permai dan
Plumpang Semper. Aneka produk yang beragam jenis seperti celana, kemeja, kaos,
sepatu, jam tangan, jaket, tas dan parfum bermerk dijajakan para pedagang yang
menempati kios-kios sempit beratap fiber di sepanjang lorong Pasar Ular Permai
dan Plumpang, Jakarta Utara.
Seperti
pasar tradisional pada umumnya kondisi pasar ini pun masih sangat sederhana
sekali. Walaupun tanpa fasilitas AC,pada kenyataannya tidak mengurangi minat
pembeli untuk datang ke tempat ini terlebih para pecinta barang bermerk dengan
harga murah.
Kemajuan
teknologi belum dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh penjual-penjual di
pasar ini, namun sebagian sudah ada yang menaruh lapak barang dagangannya ke
toko online yang menggunakan rekening bersama. Sejujurnya saya sendiri lebih
suka berbelanja di pasar tradisional lantaran harga yang jauh lebih rendah
dibandingkan mall-mall besar, kita pun bisa lebih memperluas kemampuan sosial
dengan bertransaksi tawar menawar kepada penjual serta setidaknya membantu
perekonomian mereka.
Kondisi
pasar tradisional diakui saat ini sudah cukup memprihatinkan, saya khawatir ini
hal ini hanya akan menjadi tonggak sejarah perekonomian negara khususnya di
kota-kota besar. Persaingan yang cukup pesat dengan munculnya departement
store membuat pasar traditional kini tak lagi di lirik. Terlebih
sifat konsumtif sebagian besar masyarakat pun di lengkapi dengan gaya hidup
tinggi yang menjujung gengsi.
41 komentar:
Wah asyik tuh pasar ular. Bisa dpt barang brended murah, bisa dijual lagi dg harga yg normal. Hehehe <<< - pikiran seorang berjiwa dagang.
di Medan juga ada pasar ular, kita bilang Pajak Ular. nggak pakai tenda, cuma digelar di pinggir jalan. itu juga bukanya sore ke malam.
@QuelleIdee07
Kalau di surabaya ada juga, namanya pasar maling :D
Kemarin ada yang posting Pasar Nyamuk, sekarang Ular, kok lucu-lucu ya :D
@umimarfa
woow barang branded di pasar.. mau mauh.. reject sikit tak apalaaah
kupikir kayak pasar burung. ternyata perumpamaan nama pasarnya :D duh bisa dapet barang branded dengan harga murah? pasar yag menggiurkan hehe
@gemaulani
Hebat bisa tahu sejarahnya, kalau saya masih nanya-nanya ini
@amma_chemist
wah jadi tempat rujukan ya mbak. etapi barangnya halal to?
@diahdwiarti
Pasar ular kirain jualan ular semua ya hehe
maaf koreksi bukan traditional tapi tradisional
@guru5seni8
Pasar ular, waahhh seneng yah bisa dapat barang branded tapi murah.
@rin_mizsipoel
Hihihiihi ..
Tapi untuk beli produk di pasar ular, harus bener-bener tahu barang yaa mbk.
Soalnya sekarang juga banyak barang palsu yang dijual disana :'(
Alternatif di jakarta untuk model pasar ular IMO sih , di taman puring. Yaa meskipun disitu ga cocok disebut pasar
nah iya, pasar tradisional jadi tergeser karena perilaku konsumtif berlandaskan gengsi itu...
beuh, payah deh ah,
@onlykharisma
Baru baca nama pasar di gambar udah bikin serem ya mba.. Pasar ular kirain bnyak ularnya. Ternyata cuma lokasinya yang memanjang. :D
Di Medan ada juga Mbak, persiiis.
Yang dijual barang-barang, ehm... Dengan cara yang gitu deh.
Tapi, justru malah itu yang bikin khasnya. Sehingga, pas disebut Pasar Ular, orang2 langsung tau mikirnya ke mana. :))
Nah..nah..otak dagangnya mulai berjalan :D
Saya pun sempat dapat informasi memang seperti itu mas rata-rata pembeli dari luar kota
Kalau di tempat saya yg seperti itu di sebutnya pasar kaget mba :)
Wah,, frontal banget namanya :0
hahaha..iya mba unik-unik saya juga sempat dengar beberapa nama pasar yg di kaitkan dg nama hewan lain
asal pintar-pintar memilih, ga jarang bisa dapat barang yg bagus
yoi..mba, pasar ini memang banyak direkomendasiin sama yg suka barang-barang branded tp kantong tipis
nanya-nanya sama orang sekitar dan beberapa pedagang karena rata-rata mereka sudah lama bertempat di lokasi itu mba
Info update yg saya dapat,semenjak lokasi pindah dari sebelumnya pedagang mendapat barang itu tdk lagi ilegal.tapi di beli dari Awak kapal yg punya barang sisa gagal ekspor
widiiiww..saya ngebayanginnya aja serem. Sebelumnya saya pun sempat berfikir demikian saat masih kecil dulu
Oh,iya terima kasih mba untuk koreksinya. sudah saya perbaiki :)
Nah..pas banget yg mau bergaya tapi isi dompetnya tipis mba, hehehe
Benar Mas Andhika
tetap harus pintar memilah supaya ga kecewa nantinya
sedih mba, kalau liat kondisi pedagang pasar tradisional sekarang (khususnya di kisaran tempat tinggal saya) banyak yg gulung tikar lantaran omset penjualan menurun drastis
Hahaha..sewaktu kecil saya juga berpandangan seperti itu sampai pernah merasa takut lewat lokasi, eh tapi ternyata.. :D
Bener juga sih mba.
sebagaimana sifat ular sendiri "licin"
haduhhh kirain jualan ular, ternyata bukan ya, kalo beneran jualan ular mau kabur duluan deh
kalo di jogja mungkin sama kayak klitikan (?)
@aleksdejavu
Aku tertipu judul. Xixixi. Tak pikir di sini tempat jualan binatang macam ular gitu. :D
Pasar2 di jakarta bnyk yg keren, semacam pasar asemka itu...bikin lapar mata.
Oia pasar ularnya di Jakut ya? Saya tahunya Jakut muara baru, dl srg kesana.
@ririekayan
terkadang nama tidak mencerminkan kenyataan, hahaha..saya mungkin bisa ga berani lewat
Yogya ternyata masih banyak pasar tradisional ya mas ?
saya taunya cuma pasar briharjo & muntilan doang :D
Ya..masih banyak yg keliru mba. hihihih
Diakui, Jakarta bisa disebut kota serba ada :D
Kalau muara baru masih cukup jauh dari lokasi pasar ini mba
Dulu dosen saya pernah cerita beli kamera di Pasar Ular. Saya malah bingung kok beli kamera di pasar uler... Dan kebingungan itu kini telah terjawab :D
Hahahah..tertipu nama ya Mas. Semoga terbantu dg informasi dari postingan ini
Hi mba..sy tertarik mau ke pasar ular nih uda lama sih..tp posisi saya bawa anak kecil umur 3thn...aman ga ya hehe..dengar dr temen2 banyak copet dll nya..bs share lokasi persisnya mba?makasih sblmnya
Lynnoctora@gmail.com
Posting Komentar