Ini cerita perjalanan sehari bertema city tour Bandung, mengunjungi beberapa lokasi tempat di kota yang mendapat julukan Paris Van Java. Bersama salah satu komunitas travel dari Jakarta, kami berangkat mulai pagi hari, beruntung perjalanan lancar tanpa hambatan. Lokasi pertama kali yang dikunjungi adalah museum Geologi.
Berlokasi di Jl. Diponegoro No.57, Cibeunying Kaler ini, sangat dilindungi dan perawatan serta pengelolaannya ditangani langsung dibawah kendali pemerintah. Dibangun pada tanggal 16 Mei 1928, beberapa kali mengalami renovasi dan di resmikan kembali pada tahun 2000. Bangunan yang memiliki 2 latai tempat menyimpan alat peraga ini dibagi menjadi 3 ruangan utama yang terdiri dari ruangan sejarah kehidupan, geologi Indonesia, serta beberapa dampak astronomi yang pernah terjadi di Indonesia.
Koleksi beragam materi hasil penelitian geologi sejak tahun 1850 berupa macam fosil, berbagai jenis batuan hingga bahan-bahan mineral dan yang lainnya. Berjalan beberapa meter, kami serempak menuju bangunan yang menjadi icon ciri khas kota Bandung, yakni gedung sate. Siapa yang tidak mengenal tempat ini, belum bisa dikatakan mengunjungi Bandung jika belum singgah ke area ini.
Tapi tahukah mengapa disebut gedung sate? sedangkan sate sendiri itu khas dari Madura. Hal itu karena terdapat semacam tiang di atap sentral gedung menyerupai sate. 6 tusuk sate ini melambangkan 6 juta gulden yang dipakai untuk membangun gedung putihnya yang mamadu padankan seni arsitek nusantara dan khas Eropa. Saat ini gedung sate memiliki fungsi utama sebagai kantor pusat pemerintah gubernur Jawa Barat.
Kunjungan berikutnya adalah museum Konfresi Asia Afrika terletak di Jl. Asia Afrika No. 65. Memiliki koleksi di ruang pameran berupa sejumlah koleksi benda-benda tiga dimensi dan foto-foto dokumenter peristiwa pertemuan semasa konfresi Asia Afrika. Didirikan guna mengenang peristiwa Konferensi Asia Afrika yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi bangsa-bangsa Asia Afrika.
Museum ditata secara modern dan memiliki banyak panel yang informatif. Selain melihat koleksi museum, pengunjung juga dapat menikmati keunikan bangunan kuno dengan arsitektur gaya kolonial. Ruangan yang dijadikan tempat penyelenggaraan KAA dipertahankan seperti kondisi aslinya.
Hari menjelang siang dan telah memasuki waktu shalat zuhur, saya dan beberapa kawanpun segera bergegas menuju Masjid Agung yang tidak jauh dari lokasi sebelumnya. Berada di alun-alun kota Bandung, dekat ruas jalan Asia-Afrika. Masjid Raya Agung memiliki dua menara kembar di sisi kanan dan kiri masjid setinggi 81 meter. Pada tahun 2014 Walikota Ridwan Kamil membuat Masjid Raya Bandung semakin indah dengan menghias alun-alun menggunakan rumput sintetis dan berbagai hiasan batu kotak.
Destinasi terakhir yang kami kunjungi adalah Taman Hutan Raya. Berlokasi di Dago pakar, ini adalah kunjungan kedua saya ke lokasi ini, perjalanan sebelumnya bisa lihat disini. Area luas yang di tanami pohon-pohon besar berupa pinus dan lain-lain memberikan nuansa kesejukan tempat ini. Dari lokasi sisi jalan lainnya ke atasnya adalah tebing keraton tempat yang juga hits di Bandung dan menarik minat wisatawan.
Karena sudah pernah mengunjungi Goa Belanda, saya dan beberapa teman lainnya memutuskan untuk menunggu di luar berharap bisa melanjutkan perjalanan bersama lagi ke curug, tujuan berikutnya. Lama di nanti kawan-kawan yang lain tidak kunjung keluar dari Goa, padahal setahu saya Goa belanda memiliki area yang tidak terlalu luas, bertanya pada akang ojek ternyata kami baru mengetahui bahwa di area Goa Belanda ada jalan terusan untuk menuju curug.
Terkejut dan kecewa, teman lain pergi tanpa konfirmasi sebelumnya bahwa perjalanan akan dilanjutkan langsung dari tembusan jalan melalui Goa. Ya, sudah kami yang tertinggal pun akhirnya memutuskan untuk menikmati suasana alam pohon pinus yang lokasinya tidak berlampau jauh dari pintu keluar.
Perjalanan yang berkesan adalah yang meninggalkan cerita manis untuk dikenang. Terlepas dari rasa kecewa yang membumbui perjalanan saat itu, Bandung tetaplah kota mempesona dan layak untuk di jelajahi. Sebagaimana kutipan berikut yang manarik perhatian saya berada di salah satu jalan di kota Bandung. "Dan Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan yang bersamaku ketika sunyi - Pidi Baiq".
15 komentar:
Aku belum pernah ke hutan kota di Bandung, mba. Jadi ingin kesana :)
Terakhir ke Masjid Raya belum sebagus sekarang :)
waaah bagus..! :D
Hutan? Di Bandung? Really? Wow... menarik!!
Jadi pengen ke Bandung...
udah lama ga ke banduung..
@mutmuthea
saya sudah pernah main ke alun-alun Bandung pada waktu malam hari, kemudian gedung Asia-Afrika, tetapi untuk Museum Geologi belum pernah...dan kayaknya menarik...bisa nih buat tempat berkunjung dan belajar waktu jalan ke Kota Kembang
Yoii..mas wisata sejarah. Koleksinya cukup lengkap,dari replika zaman pra sejarah sampai astronomi
Bagus mba,adem. Hayuu masukin list utk next destinasi :)
Iya mba, banyak kemajuan perubahannya
Apanya yg bagus mba :D
Really. Begitulah nama lokasinya, terletak di Dago
Masukin daftar list kunjungan perjalanan mas :D
Wah,hrs berkunjung lagi kalau begitu. Sudah banyak yg berubah lho
wah, banyak jelajahnya.!
Cara Mengobati Gendang Telinga Pecah
Posting Komentar