Berkesempatan turut serta napak
tilas menelusuri bangunan-bangunan bersejarah di salah satu sudut Jakarta.
Bersama team Jelajah masjid part.5 komunitas Backpacker Jakarta. Destinasi
pertama yang dikunjungi adalah Masjid Jami Kampung Baru, beralamat lengkap di
Jl. Bandengan Selatan No.34 Rt 012/ Rw 05 Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora
Jakarta Barat lokasi berdekatan dengan shalter busway Bandengan Pekojan.
Luas bangunan sekitar 400 M2
dan kemudian di perluas menjadi 1.060 M2 denah masjid ini berbentuk
persegi dengan atap berbentuk limas bertumpuk menyerupai tipe masjid dengan
gaya pendopo jawa. Didirikan sekitar tahun 1743 Masehi oleh orang-orang
imigran islam dari India bersama kaum moor yang telah menempati area
Pekojan sejak abad ke-17. Masjid tua yang merupakan bangunan kedua yang
didirikan setelah bangunan masjid sebelumnya di rasa cukup sempit untuk menampung
jama’ah orang-orang Moor kala itu.Saat ini bangunannya sudah tidak lagi
asli, hanya tersisa kerangka bagian pusat yang bersegi empat, ukiran, dan
beberapa pilar pada jendela.
Menyewa angkutan umum, melaju ke
desinasi berikutnya yakni masjid Luar Batang berada di tengah kampung padat
penduduk pemukiman berlokasi di daerah pasar ikan. Mengenai cikal bakal
penamaan masjid tersebut ada beberapa versi yang santer beredar adalah kisah
Al-Habib Husein bin Abubakar bin Abdillah Al 'Aydrus yang meninggal pada tanggal
24 Juni 1756 ketika hendak dikuburkan di sekitar Tanah Abang, tiba-tiba jenazahnya sudah tidak ada
di dalam "kurung batang". Hal tersebut berlangsung sampai tiga kali.
Sehingga masyarakat bermufakat untuk menguburkan jenazah di tempat sekarang ini
posisi berada di sisi dalam masjid. Namun kabar lain menyatakan bahwa nama
tersebut di kaitkan lantaran banyak batang pohon kelapa yang tumbang di sekitar
lokasi.
Beralamat lengkap di di Jalan Luar Batang V RT 004, RW
003 No. 1 Perkampungan Luar Batang, Kelurahan
Ancol, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara dulunya merupakan surau kecil
yang didirikan oleh Al-Habib Husein yang berasal dari Yaman dan sanagat di
segani di Batavia, beliau mendapatkan hadiah sebidang tanah beberapa puluh
hektar dari gubernur Belanda sekitar abad ke-17. Sebenarnya semula masjid ini bernama An-Nur tetapi sejak peristiwa
keluarnya jenazah Habib dari kurung batang, maka dikeramatkan dan nama An-Nur diganti
dengan Masjid keramat
Luar Batang
Kegiatan yang kami lakukan di sana
adalah mendengarkan penjelasan mengenai sejarah berdirinya Masjid luar batang,
ziarah ke makan Habib Husein dan Haji
Abdul Kadir seorang Tionghoa yang memeluk Islam setelah berguru pada Habib
Husein dan merupakan orang kepercayaan sang Habib. Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta telah menetapkannya sebagai sebagai cagar budaya. Bangunan masjid telah
mengalami beberapa kali renovasi, kecuali tiang pancang yang ada di aula
utama masjid. Uniknya, tiang pancang ini
tidak memiliki penyangga di atasnya, namun tetap berdiri tegak pengelola masjid berencana menambah dua menara masjid, untuk melengkapi dua menara yang telah ada.
Napak tilas selanjutnya tidak
terlalu jauh dari lokasi Masjid Luar Batang kami menelusuri jalan sempit menuju
Museum Bahari. Awalnya gedung ini difungsikan sebagai penyimpanan rempah
pada masa VOC berkuasa di Batavia. terletak di tepi Teluk Jakarta di Jalan
Pasar Ikan No. 1 Sunda Kelapa. didirikan tahun 1652 oleh pemerintah kolonial
Hindia-Belanda di Batavia. Tak jauh dari gedung utama dibangun menara yang dikenal
dengan nama Menara Syahbandar dibangun tahun 1839 untuk proses administrasi
keluar masuknya kapal sekaligus pusat pengawasan lautan dan daratan
sekitar.
Diresmikan menjadi Museum Bahari
pada 7 Juli 1977 oleh Ali Sadikin, yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur
DKI Jakarta. Di dalam Museum Bahari tersimpan benda-benda sejarah berupa kapal
dan perahu-perahu asli maupun miniatur mengingatkan kepada kita bahwa sejak
jaman dahulu negeri ini erat kaitannya dengan pelayaran dan tak terelakan
sebagai negeri bahari.
Hari semakin sore gerimis mulai
berjatuhan mengiringi perjalanan kami saat itu. Karena situasi dan kondisi
cuaca yang tidak memungkinkan dengan sangat terpaksa destinasi selanjutnya
mengejar sunset di Pelabuhan Sunda Kelapa harus di urungkan.
Tujuan wisata sejarah menelusuri
bangunan fisik monumental untuk mengenal segala peristiwa yang telah lampau menjadi nilai edukasi untuk lebih jauh menelaah jejak sejarah yang masih tersimpan abadi hingga
saat ini.
Sumber refrensi :
http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia
/Masjid-Jami-Pekojan
http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia
/Luar-Batang-Masjid
http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/museum-bahari-indonesia-eksplorasi-sejarah-maritim-negeri-seribu-pulau
Luar biasa sdh 3 abad ya berarti usianya. Sayangnya gak ada gambarnya kah mba?
BalasHapusPasti lebih menarik klo disertai gambarnya
Saya hanya ada gambar tetupdate saat ini,ketika berkunjung ke lokasi
Hapusdilihat dari potonya seru yaaa, ish jadi pengen jenjalan
BalasHapusHayuu mba, jelajahi negeri banyak tempat menarik yg patut di kunjungi
Hapusnapak tilas rame-rame gini asik bener ya mbak :)
BalasHapusapalagi ke bangunan bersejarah. seru-seruan bareng temen sekaligus nambah ilmu :)
@QuelleIdee07
Seru sekali, mba itu pasti ^_^
HapusSaya sangat suka dengan kegiatan seperti ini. Andaikan di kota saya ada yg seperti ini. Mungkin ada, tapi saya yg tidak pernah tahu. Palingan saya kayak gini, sendiri atau berdua sama teman aja.
BalasHapusUtk menelusuri sejarah ga harus ramai-ramai ko, yg penting adalah informasi yg didapatkan :)
Hapusserunya bisa mengunjungi tempat-tempat bersejarah bersama teman-teman :)
BalasHapuspengetahuannya dapat,kebersamaannya juga dapat :)
Iya, mba Alhamdulillah ada kesempatan akhirnya bisa berjalan
HapusJadi kangen masa-masa kuliah dulu........ asyik ya mbak, tapi sayang cuacanya tidak mendukung mungkin lain waktu bisa diulang :
BalasHapusSemoga ada kesempatan lain :)
Hapuskalo di Nganjuk adanya napak tilas gerilya Jendral Sudirman. Mendaki gunung, lewati lembah ehehe..
BalasHapusSeru ya kegiatannya.
@adibriza
Hahaha..udah kaya ninja hatori.
HapusWah kegiatan nganjuk ga kalah menarik
waah.. wisata sejarah...
BalasHapusasyik banget..aku udah lama ndak
@mutmuthea
Asyik tentu, ga hanya bersenang-senang tapi informasi kilas sejarah pun dapat :)
Hapusmba Siti kegiatannya seru-seru :)
BalasHapusHayuu..mba ke Jakarta. Mari bergabung ^_^
HapusAhhh napak tilas itu selalu punya kenangan tersendiri, ya? Lama banget gak nglakuin hal seperti itu.
BalasHapusBisa mba di lakuin lagi bersama keluarga :)
HapusHai Siethie...
BalasHapusLong time no see. Udah rame aja blog nya nih ;)
Btw, menarik bgt ulasannya. Aku beberapa kali ikut kegiatan serupa, tp akhirnya cm mampir di memory aja :p
Baru mau mulai nge-blog lg nih. Mudah2an bisa semangat & rajin kaya' Siethie ;)
Mampir ya ke petualangan-sireni.blogspot.co.id