Melanjutkan cerita perjalanan Banyuwangi sebelumnya, masih di hari yang sama senin 15 Agustus 2016 selepas menuruni gunung Ijen sampai sempat kehilangan jejak salah seorang team kami lantaran asyik sendiri karena menurut kabar ia termasuk seorang yg fanatik gunung. Kami pun beristirahat sejenak di balai-balai warung kaki gunung ijen.
Setelah mensupply energi, perjalanan berlanjut ke Baluran. Rupanya konservasi alam ini sudah masuk kabupaten situbondo. Karena bukan weekend tidak banyak pengunjung yang datang. Setelah membayar retribusi, masih dengan sepeda motor perjalanan berlanjut. Dari tempat retribusi ke area Baluran kami harus menenpuh perjalanan kurang lebih 12 KM dengan keadaan medan jalan yang jauh dari kata layak, berbatu-batu. Memang rasanya kurang nyaman jika tidak ekstra hati-hati mengendarainya bukan tidak mungkin bisa tergelincir. Saya tidak tahu persis apakah memang keadaan dibuat sengaja seperti itu atau memang kurang perhatian pemerintah setempat untuk pelayanan akses jalan area Baluran.
Dijuluki little Africa Van Java dengan padang savana terluas di Pulau Jawa terdiri atas spesies hewan dan tumbuhan yang beragam. Di papan pengumuman dianjurkan bahwa para pengunjung tidak diperkanankan memasuki area padang savana hingga ke tengah, lantaran sering dijumpai spesies ular katanya. Di tempat ini memang harus cukup waspada dengan kera-keranya juga yang cukup agresif terlebih jika melihat ada makanan atau snack. Sebagian besar hewan-hewan itu keluar menjelang sore, diperjalanan pulang kami sempat menyaksikan barisan rusa, banteng dan burung merak yang berjalan eloknya tanpa pembatas.
Pantai Bama |
Keluar dari konservasi Baluran sudah menjelang maghrib akhirnya perjalanan hari itu di sudahi. Sayangnya beberapa teman harus kembali terlebih dahulu, dan kami yang masih ada waktu pun menyusun planning berikutnya.
Setelah diskusi panjang, keputusan kami pun akhirnya nelanjutkan eksplore Banyuwangi setelah dirasa menyebrang Bali tidak memungkinkan. Esoknya kami yang bersisa 3 orang pun mendapat teman perjalanan baru mahasiswi dari Solo, jadilah kami ber enam melihat indahnya sisi lain Banyuwangi.
Perjalanan pertama adalah Green Bay, lumayan jauh jarak tempuh yang kami lalui sekitar 4 jam untuk mencapai lokasi. Masih dengan kondisi yang tidak jauh berbeda akses jalan menuju lokasi selain naik turun,berbatu,tanjakan curam, sungguh benar-benar ekstra hati-hati ketika mengendarainya dengan sepeda motor. Saya sih berharap hal ini menjadi satu pertimbangan pemerintah, lantaran wisata alam ini sebagai sumber devisa negara terbaik. Bagaimana kelanjutannya jika tidak di imbangi dengan akses dan fasilitas yang memadai.
Untuk mencapai Green Bay ada dua cara yakni menyebrang dengan kapal dari pantai Rajagwesi atau tracking dari konservasi metubetiri. Niat awal kami memang ingin melihat dan meraskan alam sebenar-benarnya yakni dengan tracking, yup benar saja rupanya untuk penyebrangan dengan kapal sedang ditutup karena arus ombak sedang tinggi.
Setelah kurang lebih satu jam perjalanan dengan track akar-akar pohon, naik turun dan tanah berbasah kami pun di sambut dengan debur ombak yang menyejukan sekali suaranya yakni pantai batu. Uniknya di pantai ini tepiannya bukan pasir benar-benar dimayoritasi batu.
Perjalanan berlanjut, tidak terlampau jauh tiba juga kami disebuah keindahan yang mengagumkan. Tak berhenti hati mengucap takbir atas keindahan alam yang terpampang di depan mata. Sungguh saya terpesona dengan cantik dan ke elokan green bay. Warna pantai yg kehijauan tosca, tebing-tebing, juga ada air terjun setinggi kurang lebih 8 meter yg cukup deras mengalir apalagi ketika musim hujan juga pasir bersih dan halus sekali teksturnya. Tak salah lah jika saya menjulukinya surga tersembunyi, setelah perjuangan perjalanan yang teramat sangat lalu kemudian diauguhkan panorama keindahan yang begitu menawan.Oh,iya..di tempat ini juga masih banyak kera berkeliaran dan cukup agresif.
Cukup lama kami di sana, hampir saja lupa waktu. Awalnya sempat ragu untuk melanjutkan perjalanan berikutnya karena waktu semakin sore, dan hampir gelap. Tetapi tekad ternyata lebih menguasai hasrat untuk tetap melanjutkan destinasi selanjutnya.
Sebelum berlanjut ke destinasi berikutnya kamipun singgah sesaat di pantai Rajagwesi, hening dan sepi. Mungkin cukup nyaman untuk mereka yang butuh kesendirian. Seandainya datang lebih siang pasti akan lebih tampak keindahannya, pasirnya berwarna coklat tapi bersih denga beberapa tebing batu disisinya yang kabarnya mengandung besi.
Pantai Rajagwesi (Dok.Pri) |
Tidak lama menapaki Rajagwesi kami berlanjut ke Red Island atau Pulau Merah. Tahu ga mengapa diakatakan Pulau merah ? Hal itu lantaran adanya sebuah bukit ditengah pantai yang akan tampak kemerahan diterpa sinar matahari terlebih ketika musim kemarau. Akhirnya kesampaian juga list-list tujuan utama. Meskipun tidak mendapati bukit yang nampak kemerahan itu tapi kami cukup senang dan puas dengan panorama pantai yang indah.
Ke esokannya sebelum bertolak ke kota berikutnya saya dan beberapa teman yang masih tersisa di Banyuwangi, menikmati suasana pagi di pantai watudodol.
Red Island (Dok.Pei) |
Sunrise Pantai Watudodol (Dok.Pri) |
Akhirnya perjalanan saya ke Banyuwangi pun harus selesai hari itu, tak mengapa karena saya sudah cukup puas. Salah satu destinasi yang sudah lama ingin ditapaki akhirnya terlaksana dengan beberapa tempat yang utama ingin dikunjungi pun sudah terjelajahi.
Curug Tak Bernama Green Bay |
Adapun kira-kira rincian biaya perjalanan saya kurang lebih :
- KA. Jakarta Ps.Senen - Surabaya Turi : Rp 165.000
- Gojek St.Pasar Turi - St.Gubeng Sby : Rp 12.000
-KA SBY Gubeng - St.Karang Asem : Rp 94.000
-Sewa motor 2 hari : Rp 150.000 (/hari 75.000) dipakai 4hari
-Bensin : Rp 50.000 (4hari sharecost)
- Tiket kapal rumah apung : Rp 5.000
-Retribusi gunung ijen : Rp 3.000
-HTM Gunung Ijen : Rp 5.000
- HTM Baluran : Rp 5.000
- kendaraan roda dua : Rp 5.000
- HTM Green Bay : Rp 7.500
- kendaraan roda dua : Rp 5.000
- HTM Pulau Merah : Rp 5.000
-KA Karang Asem - Sidurjo : Rp 56.000
- makan selama 4 hari di Banyuwangi : +/- Rp 150.000
Saya juga membuat v-log sederhana Perjalanan Banyuwangi, jika berkenan minta subscribenya ^_^ .
Ya ampun.. serunya.. aku pnh lwt banyuwangi cm sekali pas mau nyebrang ke bali naik bis.. ga menikmati apa2 hehehe
BalasHapusYaaa..mba sayang hanya dilewatkan. Kapan2 singgah mba..indah nian panorama Banyuwangi ini ☺
Hapuswah indahnya, aktanya sekarang banyuwangi banyak yang dilihat
BalasHapusBuanyaaak bgt mba. Mungkin masih banyak yg blm terekspos
Hapuswiiiih mantap itu pantainya. Bersih.... bikin seger mata :D
BalasHapusMemang masih banyak yg bersih pantainya. Suka liatnya
HapusWah udah lama banget pengen ke Banyuwangi tapi belum kesampean hihi
BalasHapusHayuuu mba jangan sekedar di niatkan. Dijalankan juga😀
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKata org kalo rindu harua didatengin mba 😀
HapusIndahnya pesona banyu wangi, jadi pengen cepet-cepet liburan, biar bisa dateng ke sana :D
BalasHapusSiapkan kertas..susun itenirary perjalanan😃
HapusJadi ingin ke baluran :(
BalasHapusSalam kenal dr blogger ala2
Ga perlu ke africa utk menikmati nuansa alam liar, cukup di Baluran😄
HapusSalam kenal Mas 😊
waaah keren juga Banyuwangi ya!!
BalasHapusAdis takdos
travel comedy blogger
www.whateverbackpacker.com
Bangeeet. Pingin kesana lg rasanya jika ada kesempatan
Hapus