Berlanjut ke perjalanan berikutnya, usai makan siang kami
pun melanjutkan menuju Danau Segara Anakan. Perjalanan yang dibilang tidak
mudah karena kami harus menuruni track seperti sebuah tebing berbatu cadas,
meskipun ada sedikit bonus karena beberapa diantaranya dibuat menyerupai tangga
namun kondisi yang licin tetap harus diperhatikan karena jika lengah bukan
tidak mungkin terjatuh bahkan bisa mengalami cidera. Rintik gerimis mulai
mengiringi langkah perjalanan kami. Semakin sempurna karena adik Saya mengalami
keram di kaki, untungnya tetap bisa melanjutkan perjalanan walau harus
tertatih.
Meskipun lebih lama sampai dari umumnya, bisa tiba di area camping danau pun sudah cukup bersyukur meskipun harus basah kuyup karena hujan yang turun di tengah perjalanan namun tak membuat kami menemukan tempat untuk berteduh. Perjalanan yang sungguh luar biasa, karena untuk menuju ke Danau Segara anakan dari Pelawangan sama artinya dengan mengelilingi bukit.
Meskipun lebih lama sampai dari umumnya, bisa tiba di area camping danau pun sudah cukup bersyukur meskipun harus basah kuyup karena hujan yang turun di tengah perjalanan namun tak membuat kami menemukan tempat untuk berteduh. Perjalanan yang sungguh luar biasa, karena untuk menuju ke Danau Segara anakan dari Pelawangan sama artinya dengan mengelilingi bukit.
Sesampainya Saya tidak bisa benar-benar menikmati keindahan
Danau Segara Anakan karena tiba sudah sangat petang selain itu
jua memulihkan kondisi tubuh yang cukup kelelahan dan segera berganti pakaian
yang basah kuyup.
Danau Segara Anakan - Rinjani |
Paginya, ketika membuka tenda udara sejuk Danau Segara Anakan menyapa, sangat menggoda untuk tidak dinikmati keindahannya dengan pandangan mata. Pagi yang cukup dingin, dengan arak awan di langit nan biru, Subhanallah sungguh sebuah keindahan yang tiada ternilai. Oh..oh.. ketika mulai memperhatikan pinggir danau Masya Allah..keindahan itu tercemar lantaran banyak sekali sampah di pinggiran danau dan area camping. Memang saat itu tak seramai biasanya ketika hari libur, namun warna-warni tenda tetap ada di kisaran Rinjani.
Sebuah sumber menyatakan, pada zaman dahulu daerah Rinjani merupakan
endapan batuan sedimen yang pada masa pleistosen terjadi aktivitas vulkanik
berupa letusan. Pada saat terjadi aktivitas vulkanik, terbentuklah suatu
kaldera gunung rinjani yang lama kelamaan terisi oleh air hujan sehingga
membentuk sebuah danau yang dinamakan Danau Sagara Anakan memiliki kedalaman 230 m dan terletak pada
ketinggian sekitar 2010 mdpl. Danau ini berbentuk bulan sabit karena di
tengahnya ada kerucut gunung api baru yang dinamakan gunung baru jari. Dalam
sejarahnya, gunung rinjani sudah meletus lebih dari sepuluh kali sejak terjadi
pada tahun 1847.
Ada beberapa aktifitas yang bisa dilakukan di Danau Segara
Anakan salah satunya memancing, diceritakan meskipun banyak sudah pendaki yang
sering memancing di danau itu tetapi seakan ikan-ikan yang kerap menjadi sumber
makanan itu tiada habisnya. Dari kejauhan terlihat cukup jelas sisa-sisa erupsi
dari gunung baru jari yang masih mengeluarkan asap. Siapa yang mengira selang
beberapa hari pendakian kami ternyata Gunung Baru Jari kembali berulah hingga
harus di tutup untuk aktifitas pendakian kurang lebih 2 bulan lamanya, dan
kabarnya baru di buka kembali baru-baru ini (waktu penulis menuliskan postingan
ini).
Tidak menunggu sampai tengah hari, sekitar jam 10 kami pun
bergegas untuk turun dari Gunung Rinjani dengan tujuan jalur senaru. Bukan
perjalanan umum, untuk Rinjani ini kami harus mendaki dahulu menuju Pelawangan
Senaru. Dalam perjalananya kami menyusuri Danau Segara Anakan dengan sajian
pemanadangan yang indah, sungguh Saya tidak berhenti untuk berdecak kagum,
tetapi selebihnya jalur yang kami lewati
adalah sangat terjal dimana kami harus melewati tebing berbatu.
Jalur Menuju Senaru |
Akan dijumpai pula beberapa taman batu sebab banyaknya batu
besar-besar di sekitar jalur dan dari sanalah track tebing Pelawangan Senaru
dimulai. Jalur yang cukup terjal, harus
dilewati dengan sesekali memanjat, melompati bebatuan seperti layaknya wall
climbing, memutari tebing dengan beberapa jalur yang dibuat menyerupai tangga
yang sisi kanan kirinya adalah jurang.
Sebelum mencapai pos 4 kami kembali di guyur hujan yang
sangat deras, berlindung di bawah tebing setidaknya menunggu hujan sedikit
mereda sebab jika di paksakan selain mengganggu jarak pandang pun bisa
menimbulkan bahaya dalam langkah perjalanan. Ketika sudah sedikit mereda kami
melanjutkan perjalanan, sebab jarak yang ditempuh masih cukup jauh. Meskipun
harus basah kuyup melewati arus air dari hujan yang menggenangi beberapa area
jalur. Ketika menemukan post itu berasa surga banget untuk meluruskan kaki,
yang cukup letih menahan ujung kaki ketika proses turun. Namun, lagi-lagi pendamping
perjalanan kami kala itu selalu mengingatkan untuk jangan terlalu lama terhenti
karena di khawatirkan hypo.
View Segara Anakan dari Jalur |
Perjalanan itu berasa sangat panjang,untuk mencapai pos 3
saja kami baru tiba ketika menjelang sore. Kami terbagi dua kelompok dimana
yang lainnya sudah turun duluan, jauh sedangkan Saya dan adik Saya serta
seorang penanggung jawab dari T.O yang Saya ikuti masih berada di belakang.
Menghangatkan dengan teh manis dan sedikit cemilan, karena persediaan makanan
berat pun sudah habis.
Tidak telalu lama, kamipun melanjutkan perjalanan kembali.
Untuk menuju pos 2 itu berasa panjaaang sekali seperti tidak berujung, memasuki
hutan, semakin gelap dan kami kemalaman sehingga harus menggunakan head lamp.
Singkat cerita untuk menuju pos 1 pun suasana tidak jauh berbeda, Saya sudah
hampir benar-benar menyerah ditambah kaki serasa sakit nampaknya ada bengkak
atau mungkin juga lecet.
Semoga yang baca postingan ini tidak terkejut seberapa
lamanya kami harus sampai di pintu pendakian yang biasanya ada
warung tapi saat itu amat sangaat sepi. Ya..menjelang tengah malam kami baru tiba,
dan rasanya itu sudah tidak karuan. Ternyata untuk menuju basecamp
perjalanannya juga cukup lumayan, di sana hanya ada seorang tukang ojek
pangkalan yang memasang tarif Rp 50.000. Waauu cukup fantantis untuk Saya, akhirnya
biar adik Saya saja yang naik, setelah istirahat di balai sekitar, Saya rasa
cukup sanggup untuk berjalan lagi. Tapi, ada mungkin 15-20 menit berjalan kami
mendapat bantuan dari seorang ‘Mister’ yang sehabis mengantar tamunya ke kaki
rinjani jalur Senaru dengan pick up, Sayapun akhirnya tak menolak bantuan
tersebut dan kami di turunkan di gerbang dekat basecamp tempat kami singgah.
Explore Gili Meno
Paginya, kami bertolak menelusuri gugusan salah satu Gili
dari tiga yang terkenal. Tujuan Kami sebenarnya adalah Gili Meno, namun peserta
yang dari Singapura lebih memilih untuk ke Gili Terawangan. Baiklah..akhirnya
kami hanya ber empat menuju Gili Meno.
Gili Meno - Lombok |
Naik perahu penyebrangan dari Bangsal Harbour, untuk Gili
Meno hanya ada pada waktu-waktu tertentu dan akomodasi tersebut berangkat
ketika sudah penuh penumpang. Sepanjang melewati perairan sungguh menajubkan
dengan pemandangan perbukitan dari kejauhan dengan air yang begitu bening.
Tidak berapa lama, kurang lebih sekitar 30 menit kami sampai di Gili Meno.
Pertama menginjakan kaki di pasirnya yang bertekstur halus
berwarna putih, di tambah keadaan sekitar yang tidak terlampau ramai memberikan suasana lebih nyaman. Sepanjang menelusuri jalan, mayoritas di
dominasi wisatawan asing yang yang lalu lalang dan berjemur di pinggiran
pantainya.
Gili Meno merupakan gugusan pulau terkecil di antara tiga
gili lainnya yakni Gili Terawangan dan Gili Air. Pantainya sungguh indah hampir
di seluruh bagian pulau dengan air lautnya yang jernih. Tidak ada kendaraan
bermotor yang bisa di lalui di pulau ini sehingga sudah pasti terjamin jauh
dari suasana hiruk pikuk, recomended bagi yang membutuhkan kedamaian maupun
menenangkan diri. Tapi tidak perlu khawatir wisatawan bisa naik dokar, sepeda
atau berjalan kaki untuk melihat setiap sudut di pulau ini. Meskipun sunyi,
sebenarnya Gili Meno juga di huni oleh beberapa penduduk dan mereka kesemuanya
ramah.
Hampir di sepanjang area begitu banyak cottage dan
penginapan, tetapi kami memilih untuk camping di pinggir pantai. Tidak terlalu
mengecewakan karena ketika pagi menjelang kami bisa langsung melihat indahnya
mentari pagi dengan alunan suara ombak di malam hari, lebih syahdu dan ini
adalah kesekian kalinya khususnya Saya camping di pinggiran pantai. Sayang
ketika malam sempat hujan sehingga rencana acara api unggun pun urung di
lakukan.
Salam dari Keindahan Gili Meno |
Eloknya pulau Lombok tidak dapat digambarkan hanya dalam ulasan kata, keindahan
alam yang melimpah beriringan seirama dengan budaya di sekitarnya. Pulau yang
begitu khas dari nama dan maknanya. Destinasi yang telah lama di impikan
akhirnya terlaksana jua, dan Saya berharap masih akan terus ada kesempatan
berikutnya untuk menelusuri kembali panorama pulau Lombok dari sudut berbeda serta
mengeksplore kecantikan pesona lainnya.
Aisshh.. Sampe skr aku ga kesampaian ke lombok :D. Suami malah udh duluan krn wkt itu outing kantornya ke sana.. Tp sejujurnya kalo aku bisa ke lombok nanti lbh pgn jelajah kulinernya mba :D. Hihihi.. Hobi makan. Apalagi ayam taliwangnya tuh..
BalasHapusSitiiii, kamu masih mudaaaa mampu menjelajah setiap jengkal yang kau inginkan. Jadi kangen masa mudaku dulu, cuma ke emol aja. Lombok memang mempesona ya
BalasHapusAsyekkk..
BalasHapusSaya juga dua minggu lagi kesana..tahun baruan disana dahh...hehhe
danaunya indah sekali, arsanay ingin berada di sana
BalasHapusjd tambah mupeng mbk, dr dlu pgn ke sini tp nggak jadi jadiiii, hiks
BalasHapusKapan bisa ke sini? Pengen juga menikmati keeksotisannya. :)
BalasHapusdari dulu pengen banget ke lombok, pengen membuktiin bahwa yg dibilang itu benar, bagus enggaknya hehe
BalasHapusSalah satu novel Tere Liye ada yg membahas keeksotisan Lombok, itu bikin hati terpikat. Baca postingan ini menambah rasa pengen kesana
BalasHapusAku ketinggalan. Nyampenya baru cuma Bali. Karena libur cuti yang sangat terbatas. Hope one day ke Lombok! :)
BalasHapusAhdududh... pingin ke sini, uhuhu. Kapan ya? suamiku kalo cerita rinjani dan ubo rampenya bikin aku nyeseg, penasaran
BalasHapusBelum pernah ke Lombok. JAdi pengen ke Lombok karena pemandangannya indah banget
BalasHapusHarapanku dari dulu adalah pengen bisa berkunjung ke Lombok
BalasHapusindahnya pulau lombok membuat ingin pergi liburan kesana silahkan buat yang ingin liburan ke lembang dan cari villa murah dapat mengunjungi Villa Istana Bunga villa di Lembang. terima kasih
BalasHapusPengin deh suatu saat jalan-jalan ke lombok, salah satu pulau wisata terindah di indonesia
BalasHapuskeren sekali mba wisata lomboknya
BalasHapus