Saya bersama adik bertolak dari Lombok hendak kembali menuju Ibu kota tidak melalui jalur udara. Ya..kami menyebutnya 'ala backpacker' dari pelabuhan Lembar menyebrang dengan kapal feri menuju pelabuhan Padang bai dengan total perjalanan kurang lebih 5 jam. Kami melewati selat bali, ahh..beruntung perjalanan di lakukan dikala waktu masih siang dari kejauhan kami bisa melihat perbukitan dan gunung agung dengan luasnya perairan.
Kami bukan tak pernah mendengar bahwa pelabuhan Bali itu banyak percaloan dan beberapa traveller pernah mengalami tindak pemaksaan dari 'preman pelabuhan'. Kami menapak kaki pertama kali di Bali tanpa kenal siapapun,perasaan was-was juga kerap merajai.
Tujuan kami adalah Kuta, diakui lokasinya terbilang cukup jauh dari Pelabuhan. Awalnya Saya hendak ke agent travel yg menyediakan elf namun ternyata untuk menggunakan jasa tersebut harus booking dahulu maksimal H-1. Kami boleh ikut serta jika sekiranya masih ada kelebihan seat itu berarti harus menunggu semua penumpang turun dari kapal.
Hingga kemudian adik Saya mengabarkan ada angkot yang mau mengantar sampai kuta dengan biaya Rp 60.000/orang. Setelah beberapa lama waktu pertimbangan akhirnya Saya pun menyetujui. Keapesan pertama kekecewaan dari orang Bali sendiri, kejebak calo. Di tengah jalan si Bapak ternyata minta tambahan dua kali lipat jika ingin segera sampai ke Kuta alasannya karena kami hanya menyewa mobil berdua saja. Saya kekeuh dengan kesepakatan awal, lalu ia membawa kami muter-muter dengan asumsi mengikuti alur rute angkot. Tak masalah bagi kami, Saya hanya ingin tak dicurangi.
Ada kurang lebih 4 jam ternyata belum sampai juga tujuan ke Kuta, harapan untuk melihat matahari terbenam kandas sudah. Sesampainya di terminal Batu Bulan kami diturunkan. Dan si Bapak menyuruh kami untuk melanjutkan perjalanan dengan sarbagita (semacam busway) kecewa teramat sangat, bahkan kami hampir perang mulut. Mungkin jika tadi menggunakan travel agent sudah sampai karena rutenya lebih jelas. Akhirnya kami membayar denga Rp 100.000 utk berdua.
Saya hanya berharap semoga tidak semua orang Bali berperangai demikian. Dari sarbagita Batu bulan kami menuju-halte Dewa ruci 1 kemudian dilanjutkan dengan kendaraan aplikasi online menuju penginapan yang sudah kami cari infonya di google. Kami diturunkan tidak di tempat tujuan,hingga harus mencari kanan-kiri agak serem sebenarnya hari sudah cukup malam dan disekitar situ adalah bar dan distro. Aha..ternyata lokasi penginapan yang kami cari sangat terpencil dan beruntung kami masih kedapatan kamar yang cukup nyaman untuk berdua dengan harga minimalis bahkan sudah lengkap dengan sarapan pagi. (Info penginapan baca disini)
To Be Continue...
Yakin sopirnya org Bali asli?
BalasHapusBerdasarkan pengalamanku yg pernah stay disana orang Bali jujur2 loh ��
Yakin banget Mba. Dari dupa di angkot, karakter wajah Bali juga logat bicara.
HapusSaya juga sempet kecewa karena yg pernah denger sebelum ke sana org bali itu ramah & suka membantu
Mungkin saya lg dpt apesnya :(
Waktu sekolah dulu pernah satu kelompok ada yang disandera gara-gara bayarannya kurang, katanya. Tapi dari logatnya kentara kalau pendatang.
BalasHapusNgeriii..sampe separah itu Mba
HapusSaya justru dpt kebaikan dari yg pendatang baik lokal/mancanegara
Mungkin itu pendatang, Mbak. :(
BalasHapusLogat dan gaya bicaranya khas Bali bgt Mba
HapusPengalaman yang berkesan, ya? Meski ada nggak enaknya juga. Hehehehe ^_^
BalasHapusYa..itulah sebuah pembelajaran dari perjalanan :)
Hapuskeren nih, Mba Siti. Jelong jelong terus. Tapi emang enak bekpekeran sih yah. Hemat dan lebih menantang.
BalasHapusYa..seneng travelling tp budget terbatas..harus siap backpackeran Mba :)
HapusCalo oh calo, duh harus hati2 kalo baru pertama kali ya Mbak
BalasHapusItu masih siang..klo malem lbh parah kabarnya Mba
HapusGak nyangka ada cerita yang seperti ini, saya kira kalo wisata ke Bali itu gampang dan mudah no tipu tipu karena tempat wisata internasional ya dijaga ketat aparat keamanan
BalasHapusMungkin kalau bandara iya Mba..
HapusSaya sih berharap ada peningkatan pelayanan di sektor manapun
Duh, untung saja sehat selamat tiba di Bali mba. Nggak kebayang kan muter2 Bali tapi kita nggak paham peta :(
BalasHapusSMoga tak terulang lagi ya
Alhamdulillah.
HapusHalangan terberatnya itu..selama petualangan sih seruu