Ketiga anak itu berdiri diatas panggung, menari dengan iringan musik daerah asal Jakarta ondel-ondel. Penampilan mereka dengan warna-warna cerahnya menjadikan mereka kian percaya diri menggerakan tangan dan kakinya. Ya, penampilan dari anak berkebutuhan khusus Down Symdrome mampu membuat Saya serta segenap tamu undangan terkagum.
Mereka mungkin tidak sama dengan anak lain seusianya. Tetapi segala keterbatasan yang mereka miliki tidak menghalangi anak-anak mengagumkan ini tetap berkreasi. Down syndrome adalah kelainan genetik yang disebabkan karena munculnya kromosom ekstra pada kromosom 21. Hal ini sering dikaitkan dengan terlambatnya pertumbuhan, karakteristik wajah tertentu, dan perbedaan kemampuan belajar.
Ibu Sri Handayani, ketua POTADS memberikan kata sambutannya, "Ketika seorang Ibu mengetahui bahwa anak yang dilahirnya menyandang Down Syndrome pasti bukan hal mudah untuk menerima keadaannya. Ia harus bisa berdamai dengan diri sendiri, kekhawatiran akan pertumbuhan anaknya pun pasti dirasakan. Jangan pernah putus asa, dengan perawatan dan dukungan, anak-anak penyandang down syndrome dapat tumbuh sehat, bahagia, hidup produktif."
Orangtua dengan anak berkebutuhan khusus harus ikhlas, tidak berkecil hati, dan sabar dalam mengasuh, membimbing serta mendidik mereka. memang pasti tidaklah mudah, penuh tantangan, dan melelahkan. Butuh kesabaran dan kegigihan untuk mendidik mereka menjadi generasi kuat, berbakat, berprestasi, mandiri, dan bermakna dalam hidupnya.
Plt Kepala BKKBN dr. Sigit Priohutomo, MPH mengungkapkan " Mungkin masih belum banyak masyarakat yang tahu informasi menghadapi anak dengan kondisi Down Syndrome(DS). Setiap orangtua wajib memberikan asuh(berupa makanan yang tepat, imunisasi, sekolah), asih(berupa kasih sayang), dan juga asah(berupa stimulasi) kepada anak dengan Down Syndrome agar tumbuh kembang anak optimal."
Perlu diperhatikan dan tidak kalah penting adalah mengembangkan minat dan bakat sang anak. Jika berpikir anak dengan Down Syndrome tidak bisa melakukan apa-apa, justru itu penilaian yang keliru. Dengan peka terhadap minat anak sejak dini dan fokus mengoptimalkan bakat dasar yang terlihat akan menjadikan anak tumbuh lebih mandiri serta ahli dalam hal yang digemarinya.
Talkshow "Persembahan Untuk Ibu Hebat"
Menghadirkan Psikolog Ibu Tika Bisono seorang psikolog yang dulunya berprofesi sebagai penyanyi dan model. Kini, mantan Putri Remaja Indonesia 1978 itu, aktif sebagai konsultan. Beliau menyampaikan "Orang tua dengan anak down syndrome diharapkan dapat mengetahui dengan baik kondisi dari buah hati mereka. Dengan begitu perlakukan yang diberikan pada anak bisa sesuai dengan kebutuhan dan kondisi anak saat itu. Ketahui karakternya seperti apa lalu dididik untuk bisa mandiri dengan memberikan stimulus sesuai dengan kemampuan anak."
Apabila mengetahui anak menyandang down syndrom, ada baiknya orang tua untuk melakukan konsultasi ke psikolog ataupun dokter. Selain untuk melihat bakat dan minat anak juga untuk mengetahui usia mental anak. Dengan demikian, orang tua bisa mendampingi anaknya dengan perlakuan yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Terus dukung putera-putrinya yang terlahir dalam kondisi istimewa. Orang tua diharapkan jangan terlalu fokus pada kekurangan anak. Gali minat dan bakat anak-anak istimewa ini. Dampingi mereka dengan penuh karena masih ada sisi lain yang bisa dikembangkan dan dibanggakan.
Sependapat dengan yang diutarakan narasumber sebelumnya, Ibu Noni Fadhillah, founder POTADS, berharap anak yang istimewa, bisa diterima dengan baik di masyarakat. Memang tak dapat di sangkal jika orangtua dengan anak Down Syndrome memang membutuhkan super kekuatan dan kesabaran.
POTADS (Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome) yang telah ada sejak tahun 2003 berusaha untuk membantu memperbaiki diri orang-orang tua dengan anak down syndrome agar mereka dapat mendidik si anak menjadi mandiri dengan kekurangan dan kelebihannya, harapannya agar orang tua tidak menyia-nyiakan anak yang telah menjadi titipan Tuhan.
Sejauh ini kontribusi POTADS sudah cukup besar peranannya. Merangkul bersama dengan para orang tua yang hampir di ujung kecewa dan keputus asaan ketika mengetahui anaknya menyandang Down Syndrome. Dengan saling sharing dan diberi pemahaman mendalam mereka bisa mendidik anak-anaknya.
Baru-baru ini POTADS menyuarakan tagline "Aku Ada Aku Bisa" dengan tujuan untuk menggugah semua pihak, bahwa Anak Down Syndrome berhak setara. Ada banyak orang dengan Down Syndrome yang berhasil bekerja, mandiri dan berprestasi. Selain itu, dunia pendidikan dan kerja perlu juga bersinergi membangun prinsip bekal kompetensi untuk anak-anak dengan Down Syndrome.
wah aku juga relawan mengajar ketrampilan buat down syndrom tp sdh dewasa, perlu kesabaran dan suka kedekatak dengan mereka , tulus dan penyayang
BalasHapusMasyaallah memang butuh kesabaran luar biasa bagi seorang ibu yang memiliki anak down syndrom. Ibu istimewa karena diberi amanah seistimewa itu oleh Allah.
BalasHapusBagus sekali ya talkshownya 😊 Aku mengajar special needs, anak-anak DS itu istimewa lho. Dalam artian, mungkin ada yang under estimate tapi sebenarnya punya bakat masing-masing, sama aja kaya anak lainnya. Asal diarahkan dengan baik, aku yakin mereka bisa tumbuh dewasa dengan mandiri 😊
BalasHapus