Perkembangan informasi dan teknologi yang kian masif terutama dalam berkomunikasi melalui media sosial tentunya memiliki sisi baik dan buruk. Satu sisi perkembangan teknologi bisa memudahkan manusia untuk menjalin silaturahmi dan komunikasi serta dalam memperoleh informasi, namun di sisi lain media sosial juga bisa menjadi sumber permusuhan. Oleh sebab itu perlu sekiranya ada kecerdasan dalam memanfaatkan media sosial maupun media digital.
Menanggapi hal itu, Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) RI mengadakan seminar sehari bertema "Peran Perempuan Mengahadapi Pengaruh Media Sosial dalam Menjaga Ketahan Keluarga" bertempat di Auditorium KH M Rasjidi Kemenag RI pada 17 Oktober 2019.
Peserta Seminar sehari tersebut di ikuti oleh sekitar 300 orang berasal dari Majelis Taklim sejabodetabek. Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Bapak Prof. Dr. H Muhammadiyah Amin selaku Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam "Di Indonesia saat ini, penguatan peran perempuan bisa dilihat dengan meningkatnya keterlibatan perempuan dalam komunitas sosial media, bahwa perempuan bisa menjadi poros pembangunan dan perkembangan sosial."
Dalam himbauan yang disampaikan, sudah saatnya perempuan muslimah mampu menjadi “trend setter” saat berkiprah di media dalam rangka mendakwahkan Islam, sekaligus mewujudkan gambaran perempuan sukses.
Kegiatan hari itu juga dihadiri oleh Ibu Trisna Wily Lukman Hakim S, selaku penasehat Dharma Wanita Kementrian Agama. Dalam kata sambutannya, Beliau mengatakan bahwa media sosial itu ibarat pisau yang akan terlihat fungsinya bermanfaat atau tidak tergantung siapa yang pegang.
"Perempuan juga harus melek teknologi dimana dalam menggunakannya harus dengan kesadaran dan tanggung jawab. Tidak juga menelan mentah-mentah segala konten yang terpapar di internet dan maupun media sosial. Perempuan harus bisa berpikir lebih kritis, dengan memilah mana berita yang benar. Tetapi tetap tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu" Ungkap Ibu Trisna.
Ada tips dari Ibu Trisna dalam bermedia sosial, yaitu :
1. Saring sebelum sharing.
2. Pilah pilih teman.
3. Jaga kenyamanan keluarga dengan menjaga privasi mereka di media sosial.
Sesi seminar berikutnya menyampaikan seputar upaya pemerintah merestriksi akses internet bagi anak yang disampaikan oleh Prof. DR. DRS. H. Henry Subiakto SH, MA, Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Hukum.
"Data pada tahun 2017, ada sekitar 8500 situs porno yang diblokir, sejak 2018 setiap bulan keminfo bisa memblokir lebih dari 8000. Selain itu games online juga menjadi salah satu situs yang banyak diblokir. Jadi intinya sebagai orangtua harus mengawasi anak-anak." Papar Bapak Henry.
Di era digital, informasi sangat mudah diakses siapa pun tak terkecuali oleh usus anak dan cenderung bisa memengaruhi lingkungan serta masyarakatnya. Oleh sebab itu dalam menggunakan gadget, anak-anak harus diawasi langsung saat mengakses internet dan sebisa mungkin batasi penggunaannya.
Bapak Erik Mubarok, Praktisi Media Sosial menambahkan bahwa media sosial bisa membuat orang atau anak kecanduan.
Para orang tua harus memonitor penggunaan media sosial anak dimana kadang mereka belum terlalu paham berbagai risiko yang harus di hadapi saat menggunakan sosial media dan situs jejaring sosial.
Dalam sesi seminar terakhir adalah Ibu Rahmi Dahnan (Psikolog) , yang membahas peran ibu dalam menghadapi pengaruh Media Sosial dalam pendidikan anak. Materi awal yang disampaikan adalah peraturan perundang-undangan pernikahan saat ini yang di sepakati usia terendah adalah 19 tahun baik bagi laki-laki maupun perempuan.
Pada dasarnya untuk membina sebuah keluarga diperlukan kesiapan dan kesanggupan dalam berbagai aspek tak hanya finansial tapi juga dalam mendidik anak terlebih di era digital seperti sekarang. Perlu adanya pemahaman dan pengendalian serta bijak dalam penggunaan media sosial sebab seorang anak adalah peniru ulung.
Media sosial adalah bentuk hiburan layar yang membuat ketagihan. Kecenderungan dalam penggunaan media sosial yang berlebihan bisa membuat anak kehilangan koneksi dengan keluarga maupun lingkungan sosial secara nyata. Sisi negatif lainnya jika tidak terawasi, khawatir begitu banyak konten pornografi maupun cyberbullying mempengaruhi perkembangan mereka.
Ada baiknya orang tua khususnya Ibu dimana kerap menjadi madrasah awal seorang anak tetap melibatkan diri untuk mengetahui apa yang dilakukan anak saat online.
Ada beberapa tips yang di sampaikan psikologi, Ibu Rahmi dalam mengawasi anak tetap aman berselancar di dunia maya dengan (Tentukan Aturan), (Melibatkan diri seperti mendampingi memilih konten atau aplikasi), (Ajak bicara dan rutin berkomunikasi memperat hubungan orang tua dan anak), serta (Edukasi privasi dengan setidaknya jelaskan bahwa ada kata sandi untuk melindunginya terhadap hal-hal seperti pencurian identitas).
Keluarga yang kuat merupakan cermin dari negara yg kuat. Perempuan harus melek teknologi digital dengan memanfaatkan peran media sosial untuk mendidik dan mendukung pendidikan anak di rumah.
6 komentar:
Sosial media memang bagaikan pisau. Kalau dipakai positif maka akan berguna, tapi berbahaya juga kalau dipakai Hal negatif tuagas orang tua menjaga anaknya dari Hal sepertibitu
Perempuan, calon ibu, madrasah nya anak-anak memang harus belajar lebih banyak tentang bijak bersosmed, setidaknya biar jadi contoh terbaik untuk anak, keluarga dan lingkungan terdekat.
Terimakasih reportase acaranya 😊
Setuju banget kalo semua orang tua wajib melek sama yang namanya tekhnologi dan kudu ada pengawasan ekstra kepada anak2 yang sekarang ini bersahabat banget sama gadget.
kedengerannya sepele tapi masih banyak lho ibuk ibuk yang bermedsos tp blom tahu do and don't nya...
kadang riskan sm keamanan diri sendiri jg padahal apalagi sm keluarga
Di era digital saat ini, informasi memang sangat mudah diakses oleh siapa pun tak terkecuali oleh anak.
Sangat riskan jika kita men-share apapun tanpa memfilternya, karena keluarga kita bs membacanya.
Bijak dlm bermedsos itu penting banget.
Setuju mba.. wajib Saring sebelum Sharing! Hehe soalnya suka gemes udah tahun 2019 masih ada aja forward hoax ke grup wa, padahal sumbernya juga ga jelas. Smoga kita para perempuan muslimah semakin smart dan bijak dalam ber sosial media ya :)
Posting Komentar