"Anda harus menentukan pilihan. Anda tidak mungkin memiliki hidup yang bebas dari rasa sakit. Hidup tidak bisa selalu mekar seperti mawar, dan fantastis seperti unicorn." (halaman 44.)
Sepenggal kata dari buku sebuah seni untuk bersikap bodo amat seakan menggugah diri Kita betapa pentingnya mengenali bahwa ada hal yang dapat di pedulikan di dunia ini. Namun, ada beberapa juga yang harus tidak Kita pedulikan.
Sikap tidak peduli ini merupakan sebuah bentuk penolakan untuk menghabiskan waktu dengan hal-hal ataupun orang-orang yang tidak baik bagi diri Kita sendiri. Sebab hakikatnya masalah kehidupan yang pernah kita alami kerap menimbulkan rasa sakit hati sehingga beberapa masalah tersebut perlu untuk tidak dipedulikan.
Buku dengan cover berwarna orange ini secara garis besar membahas bahwa dalam hidup ada sesuatu yang harus diprioritaskan dan dianggap penting, pun ada sebagiannya yang tidak. 22 November 2019, sebuah diskusi bedah buku "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat" yang berlangsung di Gramedia Matraman dengan narasumber Bapak Indra Gunawan Masman, MBA, seorang dosen sekaligus business personal coach.
"Dalam buku ini, Mark Manson mengulas masa bodo amat bukan berarti acuh tak acuh, melainkan masa bodo dengan tetap menjadi nyaman meskipun berbeda" ungkap Bapak Indra.
Arti bodo amat disini bukan dalam hal yang bersifat prinsipil. Lewat buku ini seakan menentang pakem para motivator dimana kita harus mengejar kebahagian. Namun lewat karyanya ini, Mark Manson seperti menggambarkan sebuah reaksi terhadap industri self-help dan panduan bersikap positif yang terkadang tidak praktis dan malah tidak membantu.
Menurut Manson, hidup terkadang menyebalkan dan kita tak bisa lari dari kenyataan itu. Padahal, ada baiknya Kita untuk terus belajar bersikap bodo amat agar bisa lebih menikmati hidup. Kunci menikmati hidup adalah memilih apa yang kamu pedulikan dan bersikap bodo amat terhadap hal-hal lain. Jadilah orang yang lebih kuat, lebih bahagia dengan mengerjakan segala tantangan secara lebih baik dan berhenti memaksa diri untuk menjadi 'positif' di setiap saat.
Buku terjemahan ini terbilang best seller di negara asal sang penulis, bahkan di Indonesia untuk November 2019 sudah memasuki cetakan ke - 31. Latar belakang Mark Manson yang seorang blogger ini terbawa dalam tata bahasa tulisan di bukunya ini.
Editor Grasindo, Bapak Adinto F susanto mengatakan "buku Sebuah seni untuk bersikap bodo amat tebilang cukup laris dan banyak peminatnya. Bisa dikatakan Mark Manson berhasil memotivasi orang dengan menghadirkan realitas kehidupan dengan jujur."
Pemaparan yang ingin disampaikn penulis yakni dengan menghadirkan satu pendekatan baru untuk menjalani hidup, dengan bersikap bodo amat. Mark Manson mengajak kita untuk mengerti batasan-batasan diri dan menerimanya. Inilah sumber kekuatan yang paling nyata.
Seperti kata Manson, “Buku ini tidak akan mengajari Anda bagaimana cara mendapat atau mencapai sesuatu, namun lebih pada bagaimana cara berlapang dada dan membiarkan sesuatu pergi. Ini akan mengajari Anda untuk membuat investaris kehidupan Anda dan menyortir hal-hal yang paling penting saja. Ini akan mengajari Anda untuk memejamkan mata dan percaya bahwa Anda bisa menjatuhkan diri ke belakang dan tetap baik-baik saja”. (halaman 24).
Judul Asli : The Subtle Art Of Not Giving F*ck
Judul : Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat
Penulis : Mark Manson
Penerjemah : F. Wicaksono
Penerbit : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo)
Tahun Terbit : 2018
ISBN :978-602-452-698-6
Tebal : 246 halaman
Harga : Rp 67.000,00
1 komentar:
Sepertinya, aku sudah menerapkan seni bersikap bodoamat ini selama ini. Makanya hidupku terasa riang tanpa beban. Cuma ya nggak tau juga sih dengan kondisi orang lain. Hehehhe.
Posting Komentar