Wisata Ikonik di Semarang ( Doc: Wulan.K) |
Kali ini Aku ingin berbagi cerita saat jalan-jalan di Kota Semarang, perjalanan yang sebenarnya sudah cukup lama (2017) semoga masih tetap bisa menjadi rekomendasi saat berkeliling di Kota lumpia ini.
Kereta api yang Aku tumpangi dari Jakarta tiba tepat tengah malam di Stasiun Semarang Tawang, Aku janjian untuk mengelilingi Semarang bersama teman blogger yang menetap di Surabaya. Sebenarnya kesepakatan itu sudah beberapa bulan sebelumnya, dari awalnya 10 orang yang rencana berangkat akhirnya hanya Kami berdua yang merealisasikan perjalanan itu.
Pertama berjumpa dengan Wulan Kenanga, Blogger yang berdomisili di Surabaya. Kendati banyak bercakap hanya lewat digital, ternyata tidak memerlukan banyak waktu bagi Kami untuk bisa mencairkan suasana.
Sambil menunggu subuh, Kami pun berdiam di Mushola. Dan saat itu suasananya cukup ramai jadi agak sulit untuk benar-benar bisa terlelap. Tak ada pilihan lain dibandingkan harus 'menggelandang' tengah malam.
Fajar pagi menyambut kota Semarang, Kami menunaikan bsholat subuh dan bebersih ala kadarnya, ketika langit terlihat agak terang barulah Kami keluar dari Stasiun. Dan yang terjadi adalah Kami bingung mau kemana.
Diantara Kami memang tidak menyusun itenirary, tapi hanya mencatat tempat mana yang ingin di tuju. Setelah berunding, akhirnya Kami memutuskan untuk menjelajahi dahulu Kota Lama Semarang. Kami berjalan menyelusuri sudut jalan dengan ransel masih Kami bawa karena waktu check in belum tiba.
Kota Lama Semarang
Kawasan Kota Lama Semarang (Doc : Pribadi) |
Salah satu tempat ikonik di Semarang, sebuah kawasan yang penuh dengan bangunan-bangunan era kolonial. Yang cukup unik, meskipun bangunan-bangunan ini sudah berusia ratusan tahun, tapi banyak diantaranya yang masih dalam kondisi baik bahkan masih difungsikan secara normal.
Sejak abad ke-17, Kota lama Semarang sudah cukup ramai. Bisa dikatakan saat masa jayanya kawasan Kota Lama Semarang merupakan salah satu pusat perdagangan di Indonesia. Sekitar abad ke 18 hingga ke 19, banyak pedagang Cina dan juga Arab memenuhi kota ini.
Di tiap sudutnya masih dijumpai beberapa bangunan yang begitu khas. Diantaranya seperti Gereja Blenduk yang dibangun pada abad ke-18. Beberapa bangunan lama lainnya juga dialih fungsikan untuk kantor, seperti Gedung Balai Kota yang kini menjadi Gedung Keuangan PAPAK. Juga gedung Gouvernements yang awalnya merupakan gedung Societiet De Harmonie yang kini menjadi Bank Mandiri KC Mpu Tantular.
Ada sekitar 50 bangunan kuno yang masih berdiri dengan kokoh dan mempunyai sejarah Kolonialisme di Semarang. Secara umum karakter bangunan di wilayah ini mengikuti bangunan-bangunan bergaya arsitektur Eropa sekitar tahun 1700-an.
Hal ini bisa dilihat dari detail bangunan yang khas dan ornamen-ornamen yang identik dengan gaya Eropa. Seperti ukuran pintu dan jendela yang besar, penggunaan kaca-kaca berwarna, serta bentuk atap yang unik.
Rumah Akar
Rumah Akar (Doc: Wulan.K) |
Tahu tempat ini rekomendasi dari seorang pembersih di kawasan Kota Lama saat Kami bertanya soal jalan. Tempat ini cukup difavoritkan untuk area berfoto, mumpung masih pagi jadi belum terlalu ramai.
Untuk memudahkan spot Rumah Akar ini berada di seberang Museum 3D, tepatnya di dalam gang yang diberi penghalang jalan.
Kampung Seni Padang Rani
Kampung Seni Padang Rani (Doc: Pribadi) |
Merupakan area pedagang yang membuka lapak di samping Taman Sri Gunting. Di sini wisatawan akan menemukan berbagai macam barang-barang antik dan kerajinan tangan.Harganya bervariasi, tergantung dari usia barang dan kemampuan wisatawan dalam menawar.
Namun tak sedikit juga barang-barang yang diberi harga pas. Koleksi yang ditawarkan beragam. Mulai dari majalah, keramik sampai perangkat jadul. Bisa dibilang ini tempat yang pas untuk para kolektor dalam berburu barang antik.Bukan hanya barang antik (lama) beberapa toko juga menjual kerajinan tangan. Namun update yang Aku baca pada tahun 2019 kawasan ini sempat di tertibkan.
Lawang Sewu
Lawang Sewu (Doc : Pribadi) |
Kawasan Kota Lama Semarang memang sangat estetik bagi yang menyukai dunia fotografi, view dengan bangunan-bangunan khas Eropa kuno menjadi suatu daya tarik tersendiri. Berikutnya perjalanan Kami berlanjut ke tempat lainnya yakni Lawang Sewu.
Area ini terkenal dengan wisata mistis (pernah dijadikan tempat ajang uji nyali di satu stasiun swasta). Pada awal pembangunannya, gedung peninggalan Belanda ini sebelumnya bernama bernama Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij dimana dalam bahasa Jawa, Lawang Sewu artinya seribu pintu.
Sesungguhnya Lawang Sewu hanya memiliki pintu berjumlah ratusan saja, tapi dengan mengadopsi gaya Eropa yang khas dengan jendela-jendela besar sehingga dari jarak jauh akan terlihat seperti pintu. Dan begitu banyak lorong ketika pengunjung mengelilingi area Lawang Sewu ini.Sebelum beralih fungsi menjadi tempat wisata seperti Sekarang, Lawang Sewu dulu merupakan kantor administrasi Indische Spoorweg Maatscappij (NIS) yaitu sebuah perusahaan kereta api swasta asal Netherland.
Dan untuk saat ini, sisa sejarah tentang dunia perkeretaapian pun masih terlihat dimana beberapa ruangan di Lawang Sewu kini digunakan untuk museum kereta Api Indonesia. Pengunjung bisa melihat bentuk foto-foto jenis kereta api secara lengkap disini. Bukan hanya itu saja, di bagian fotonya dan ditiap lorong biasanya dijelaskan secara lengkap tentang sejarah perkeretaapian Indonesia.
Kelenteng Sam Poo Kong
Kelenteng Sam Poo Kong (Doc : Wulan.K) |
Masih ada 2 jam sebelum check in. Kami pun lekas menuju Jl. Simongan - Bongsari, Semarang dimana terletak sebuah area bangunan kelenteng yang menjadi ciri khas ikonik dari Kota Semarang.Iya itu adalah Kelenteng Sam Poo Kong yang terdiri dari beberapa bangunan bernuansa merah khas Tiong Hoa. Tempat ini sarat akan sejarah khususnya mengenai perjalanan seorang Laksamana Cheng Ho ketika menyinggahi Semarang di masa lampau.
Lakasamana Cheng Ho, merupakan muslim keturunan Tiongkok yang pernah datang menyambangi Semarang. Kendati Cheng Ho berasal dan beketurunan Tiongkok, namun klenteng ini mengadopsi dua design arsitektur yang dibuat dari dua daerah dan juga memiliki kebudayaan berbeda.
klenteng Sam Poo Kong ini merupakan percampuran antara gaya Tiongkok dan juga gaya rumah budays jawa (joglo), menjadikannya perpaduan bangunan yang indah nan megah.
Bangunan klenteng merupakan bangunan tunggal beratap susun. Sedikit berbeda dengan klenteng yang umum seperti di Pecinan, klenteng ini tidak memiliki serambi atau balai gerbang yang terpisah, di bagian tengahnya terdapat ruang pemujaan Sam Po.
Kompleks wisata klenteng Sam Poo Kong ini sendiri terdiri dari beberapa bagian, yakni terdapat empat klenteng untuk berdoa di Sam Poo Kong yang bisa dikunjungi, yaitu Klenteng Dewa Bumi (Tho Tee Kong), Klenteng Juru Mudi, Kelenteng Sam Poo Tay Djien dan Kelenteng Kyai Jangkar.
Kawasan Kelenteng Sam Poo Kong cukup bersih dan terawat, oleh karenanya para wisatawan diharapkan untuk tertib dan teratur saat berada di tempat ini. Jangan lupa untuk menjaga sikap dan menghormati jika ada umat yang tengah beribadah.
Simpang Lima Semarang
Simpang Lima Semarang (Doc: Pribadi) |
Setelah check in Kami tidak langsung bergegas untuk menjelajahi lagi, tapi lebih memilih untuk istirahat sejenak setelah berjalan mengelilingi beberapa tempat dan dimalam sebelumnya juga tidak cukup waktu tidur. Sehingga diputuskan untuk mencari makan malam (sehabis Maghrib) sembari berjalan- jalan dikawasan Simpang Lima Semarang.
Menjadi landmark ikonik kota Semarang, Simpang lima sebenarnya merupakan sebuah alun-alun yang cukup besar di kota ini. Lokasi nya tidak terlalu jauh dari jalan pahlawan sehingga sangat mudah untuk ditemukan. Ada berbagai macam fasilitas yang disediakan seperti tempat untuk duduk-duduk santai, aneka permainan untuk anak .
Suasana semakin gemerlap karena adanya sepeda hias dengan aneka lampu cantik yang beroperasi di waktu malam. Untuk beraneka ragam kulinernya bisa dijumpai di sudut dan sekitaran area Simpang Lima Semarang.
Tempat-tempat Ikonik di Semarang ini cukup strategis, untuk akses nya tidak terlampau sulit. Itu sebabnya jika berkunjung ke Semarang area yang Aku sebutkan ini bisa jadi refrensi, pun jika Untuk menikmati perjalanan sehari juga masih tercukupi.
wah aku gak pernah nih ke Semarang, jadi pengen mengunjungi semuanya mba. Btw rumah akarnya bagus banget, instagramable. Dulu di Surabaya juga ada kayak gt di jalan Gula, tapi ternyata udah di cat putih tembok kunonya, sedih.
BalasHapusWisata di Semarang enak karena terpusat kecuali kelenteng tentunya
BalasHapusSaya jadi ingat punya arsip lawang sewu yang belum ditulis, tulis ah
Semarang nih destinasi budaya dan sejarahnya baguuusss
BalasHapusterawat, ikonik, pengin bikin berkunjung dah
moga2 thn depan lah daku bisa ke SMG ama kluarga
Aku baru sekali mba datang ke Semarang. Itu juga cuma sebentar dan terburu-buru. Cuma dateng ke nikahan temen aja. Belum sempet jalan-jalannya. Baca ini jadi kangen ama temenku itu jadinya
BalasHapuswah memang ini ikoniknya koat semarang ya, belum kesampaian ke sana
BalasHapusJadi Rumah Akar itu bukan objek wisata resmi ya? Cuma rumah tua yang ada akar pohonnya? Bisa ngintip ke dalem rumahnya nggak?
BalasHapusMelihat tulisan tentang Semarang membawa ingatan saya kembali ke tahun 2015 saat pertama kali ke kota tersebut. Ada banyak banget ikonik spot yang menarik di Semarang. Saya pun mengunjungi beberapa tempat di atas tapi Lawang Sewu yang tidak dikunjungi,hihhih
BalasHapusJalan-jalan ke semarang memang asyik banget. Banyak bagian ikonik di sini, ya
BalasHapusWah rumah akar tuh sebenarnya rumah gak berpenghuni ya, artistik sekaligus misterius yaa auranya. Aku ke Semarang belum terlalu eksplor nih, nnati deh kalo mau tur de java aku mau coba eksplor
BalasHapusSevagai orang yang dulu sering ke Semarang aku malah kepo sama beberapa obyek wisata - yang instagrammable ini, soalnya kalo ke Semarang tuh fokusnya ke rumah sodara sodara, makan makan kulineran gitu .. malahan mereka yang pada datang karena berenang di pool hotel
BalasHapusYang belum saya kunjungi itu RUMAH AKAR. Jadi kepengen banget deh balik lagi ke Semarang. Semoga pandemi segera berlalu ah.
BalasHapusAku terakhir ke semarang 2019 mba...
BalasHapusrasanya pengen balik lagi, tiap taun makin berkembang tempat wisatanya ya mba
Wah jadi pingin ke Semarang lg deh...br lewat Simpang Lima aja,hehe... Soalnya dulu ke kampus Undip aja. Lihat foto yg rumah akar instagramable ya...
BalasHapusHuwaa kapan yaa bisa sampai ke Semarang. Kota ini udah masuk ke wishlist kota yang ingin aku kunjungi di Indonesia mbak. Terutama kawasan kota lamanya. Duh, sebelum jalan-jalan baca rekomendasi destinasi disini aja udah happy. eheheheh
BalasHapusMenyenangkan sekali bisa jalan-jalan di tempat-tempat itu. Jujur, saya jadi pengen ke sana lagi lho. Tapi sendirian atau dengan teman yang tahu. Beberapa kali ajak suami tapi dia ga tau apa enaknya jalan-jalan di tempat-tempat ini.
BalasHapusAku belum pernah ke Semarang. Someday deh semoga sampai sana dan ke tempat2 yg disebutkan di atas.
BalasHapus