Film "Ayla : The Daughter Of War" yang dirilis tahun 2017 ini tengah ramai dan viral di jagat salah satu platform media sosial dan setelah menyaksikannya ternyata memang sebagus itu. Menurut deskripsi ku, film ini menyampaikan pesan akan makna ketulusan dari sebuah kebaikan, cinta dan kemanusiaan.
Film berdurasi hampir 2 jam ini terinspirasi dari sebuah film dokumenter Korea Selatan 2010 berjudul "Kore Ayla" yang terkenal baik di Korea Selatan maupun di Turki. Sebuah ikatan lebih dari anak korban perang dan pasukan tentara.
Sinopsis :
Setelah perang dunia 2 pecahlah perang antara Korea Selatan dan Korea Utara pada tahun 1950. Adalah Sersan Suleyman Dilbirligi (Ismail Hacioglu) merupakan bagian dari pasukan Turki yang dikirim PBB. Bersama yang lainnya termasuk sahabatnya yang mahir dalam menembak, Ali (Ali Atay) ditugaskan untuk membantu peperangan yang ada di Korea Selatan.
Suleyman adalah perwira muda yang patriotik, berkepala dingin tetapi berhati hangat. Teringat akan salah satu scene yang cukup unik antara Suleyman dan seorang tentara Amerika ketika ingin mengusir semut. Suleyman justru tak sanggup membunuh hewan kecil itu dan memilih trik lain mengusir semut.
Di suatu malam, bersama regu pasukan Turki lainnya, Suleyman menyisiri sebuah desa yang sudah hancur akibat perang. Namun, Ia mendengar suara seseorang. Semua pasukan sudah bersiap untuk menembak asal suara tersebut. Tetapi Suleyman memilih untuk mengeceknya secara perlahan untuk memastikan. ketika di datangi ternyata ada seorang gadis kecil berusia 5 tahun di antara tumpukan mayat sedang menangis. Sang gadis kecil yang telah menjadi yatim piatu akibat pembantaian di desanya, Ia terdiam ketakutan. Dibawah sinar rembulan untuk pertama kalinya perjumpaan itu, sang gadis kecil menyambut uluran tangan Suleyman.
Traumatik yang dialami gadis kecil itu, membuatnya tak mau berbicara sepatah katapun. Ia dibawa ke camp pasukan Turki, dan di pilih kan nama Ayla (Kim Seoul) untuk memanggil nya yang berarti "rembulan" karena wajah bulat dan menjadi 'cahaya' bagi para camp pasukan Turki kala itu.
Kendati memiliki kendala komunikasi karena perbedaan bahasa antara Suleyman dengan Ayla, pemuda itu tetap merawat dan menjaga dengan segenap hatinya, mengurus, menyayangi dan melindunginya selayaknya anak kandung sendiri. Bahkan sampai ditegur, lantaran keberadaan Ayla akan menghambat tugas sekaligus bisa membahayakan anak tersebut.
Dengan kesungguhannya, Suleyman meyakinkan atasannya, sehingga dalam beberapa waktu gadis kecil korban perang Korea Selatan itu berada di camp bantuan pasukan Turki, mereka sangat menyayangi gadis kecil tersebut. Ketika Ayla membuka suara untuk pertama kali yang diucapkan adalah bahasa Turki dan itu membuat takjub para tentara lainnya. Secara perlahan Ia pun belajar akan beberapa kata dari bahasa Turki lewat sebuah buku.
Di sisi lain, di Kota Turki kekasih Suleyman bernama Nuran (Damla Sonmez) semakin gelisah menanti kembalinya sang pujaan hati. Ia semakin di serang rasa gelisah ketika mendapat kabar Suleyman berada dalam bahaya ketika melindungi gadis kecil korban perang.
Terlebih ketika Suleyman menunda waktu kepulangannya hanya untuk merawat gadis kecil itu, Nuran memutuskan meninggalkan Suleyman dan menikah dengan pria lain. Sedangkan Ikatan kasih sayang antara Suleyman dan Ayla semakin tulus dan erat,mereka tidak sanggup untuk berpisah satu sama lain.
Suleyman bahkan sempat mencoba menyelundupkan Ayla ke dalam kopernya untuk dibawa ke Turki, tetapi hal tersebut tertangkap dan Ayla terpaksa di bawa ke panti asuhan "School Ankara". Ia kemudian berjanji pada Ayla akan menemuinya kembali.
Sekembalinya ke Turki, Suleyman mendapatkan berita yang menyakitkan di kala wanita yang di cintai telah berpaling dan akhirnya memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya. Suleyman akhirnya menikah dengan Nimet (Meral Cetinkaya) gadis yang dipilihkan oleh kedua orang tuanya. Selama masa pencarian Ayla, Nimetlah yang menjadi partner Suleyman dan selalu mendukungnya. Dalam kurun waktu 60 tahun akhirnya Nimet dan Suleyman baru bisa bertemu dengan Ayla yang telah menjadi wanita paruh baya dan ternyata sudah berganti nama Kim Eun Ja.
Film lintas bangsa ini, begitu sarat pesan kebaikan. Bukan semata akan ketulusan antara ayah angkat dan anak korban perang saja. Tapi juga persahabatan antara Ali dan Suleyman juga tak kalah mengesankan, saling menjaga dan menghargai hingga takdir kematian memisahkan keduanya.
Hal lain yang tidak kalah mengharukan dari film ini adalah cinta yang dimiliki seorang Nimet. Wanita yang memang sudah mencintai Suleyman sejak dijodohkan oleh orang tuanya. Pada akhirnya telah menjadi jodoh sejati dan yang terbaik bagi Suleyman untuk menemani suka, dukanya bahkan mendukung dalam menemukan kembali gadis kecil yang sangat di rindukan Suleyman. Dari sini, bisa di tarik kesimpulan bahwa Tuhan akan menghadirkan seseorang jodoh yang memang dibutuhkannya.
Sebelum akhir hayatnya, Suleyman telah memenuhi janjinya untuk kembali menjumpai Ayla. Ia wafat pada usia 91 tahun pada 7 Desember 2017 yang tak lama berselang menyusul sang istri menghembuskan nafas terakhirnya dalam rentan waktu yang begitu dekat.
Keren filmnya, menyentuh banget baca reviewnya sampai gak mau nyekip, tertarik sih sama film kayak gini.
BalasHapusPengen banget nonton film ini terharu banget baca sinopsisnya Suleyman yang berhati tulus menyelamatkan Ayla.
BalasHapusAku blm jadi2 nontonnya. Ya ampuun smw pada udah nonton. Masih baca sinopsis aku udh bisa membayangkan klo aku bakalan nangis nontonnya
BalasHapuswaaaa.....tambah pingin nonton
BalasHapuskemarin mbak Muthia juga bikin tulisannya dan lumayan bikin sedih bacanya
sekarang baca lagi deh
apalagi kalo nonton ya? beneran nangis. hiks
Keren film nya jadi pengen nonton, baca sinopsis ceritanya sih seru banget, ini mah wajib nonton
BalasHapusAh, sediiiiiiiihnyaaaa :( :( :( AKu baru tau cerita ini dari tulisan mbak lho. Aku baca pelan2 hiks, ternyata masih ada orang yang begitu sayang dan cinta sesama manusia meskipun awalnya tak kenal sama sekali. Ketemu lagi udah jadi nenek ya duh. Itu jodoh memang ajaib ya, dipertemukan dengan wanita pilihan orang tua dan sehidup semati bersama.
BalasHapusMelihat sosok2 orang yang tulus dalam film ayla ini saya jadi agak sedih, karena masih banyak orang tulus untuk dirinya dan orang lain... pecah deh nonton film ini
BalasHapusBaca review nya sudah bikin sedih, apalagi kalau nonton langsung filmnya ini ya.
BalasHapusCinta kasih tanpa memandang suku dan bangsa, perbedaan budaya dan agama.
aku pengen nonton ini, banyak yang bilang sedihhh.
BalasHapusaku liat sekilas aja potongannya iya sedih
dan kemarin kemarin aku sengaja hold dulu karena memang lagi isoman dan nggak mau liat yang sedih sedih