Sumber gbr : Pexels |
Mempersiapkan generasi emas Indonesia tahun 2045 bukanlah perkara yang mudah. Pasalnya, stunting masih menjadi masalah gizi utama bayi dan anak Indonesia. Sampai saat ini pemerintah masih terus berupaya meningkatkan penurunan angka stunting. Sebab kondisi stunting sangat berkaitan dengan penurunan tingkat kecerdasan serta Sumber Daya Manusia di masa mendatang.
Yang menjadi poin utama adalah bagaimana memberi perlindungan terhadap kesehatan anak ? Hal ini perlu mendapat pengawasan yang ketat dari pemerintah dan unsur masyarakat sebab masih begitu banyak hambatan dalam penerapannya seperti edukasi gizi yang belum optimal hingga berbagai makanan dan minuman yang tinggi kandungan gula garam lemak dikonsumsi masyarakat secara bebas.
Permasalahan gizi ini menjadi perhatian berbagai pihak sebagaimana diskusi dalam webinar bertajuk "Guru PAUD Sebagai Jembatan Bagi Peningkatan Literasi Gizi" bersama YAICI – PP Aisyiyah Majelis Dikdasmen.
Arif Hidayat, SE.,MM, Ketua Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) mengatakan "Dalam praktinya masih terjadi salah pemahaman tentang Kental Manis bukan Susu tetapi hanya campuran makanan dan dampak dari konsumsinya yang berlebihan terhadap kesehatan anak sangat besar."
Kental manis tidak dapat menggantikan produk susu sebagai penumbuh atau pelengkap gizi dan tidak dapat menggantikan produk susu sapi atau susu formula. Kandungan gula di dalam kental manis bisa menyebabkan gangguan kesehatan yang serius terlebih bila dikonsumsi terlalu sering. Dampak yang bisa timbul adalah menyebabkan obesitas dan diabetes.
Oleh karenanya, anak harus minum susu untuk anak sebagai salah satu sumber nutrisi penting yang dapat mendukung tumbuh kembangnya. Sebab susu anak umumnya diperkaya dengan sumber yang baik dan banyak mengandung vitamin penting, mineral dan nutrisi lainnya.
Kegiatan edukasi gizi yang berlangsung pada 18 April 2022 lalu ini dihadiri oleh sekitar 500 guru PAUD dari seluruh Indonesia. Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah Prof. Dr. Maysitoh Chusnan, M.Ag dalam kesempatan itu mengungkapkan "Guru PAUD penting untuk memahami literasi gizi. Sebab PAUD menjadi lingkungan yang dapat memantau gizi dan pertumbuhan anak selain keluarga. Disamping itu,guru PAUD juga diharapkan dapat menjadi penyambung edukasi gizi untuk orangtua."
Pengaturan pola asupan nutrisi secara maksimal harus menjadi perhatian karena menjadi pondasi penting bagi kesehatan anak sehingga pemenuhan konsumsinya terpenuhi, perlu digaris bawahi, kualitas makanan yang baik itu tidak melulu mahal, namun gizi seimbang sejak dini.
Ketua Majelis Dikdasmen PPA Dra. Fitniwilis M.Pd menyampaikan bahwa pihaknya akan terus mendukung edukasi gizi untuk keluarga mengingat saat ini masih banyak masyarakat yang tidak paham mengenai asupan gizi yang tepat untuk anak.
Hal ini bisa terlihat dari masih maraknya penggunaan kental manis bukan susu sebagai minuman untuk anak. Asupan makanan atau minuman yang tidak sesuai kandungan gizi dapat menyebabkan pertumbuhan kognitif dan bisa menyebabkan fisik anak terganggu.
Dengan pemahaman akan edukasi gizi secara tepat diharapkan dapat menekan angka stunting mulai dari PAUD. Sebagaimana diyakini bahwa anak usia dini merupakan usia emas tumbuh kembang sehingga investasi pada usia dini merupakan investasi bernilai paling tinggi dan tepat untuk membimbingnya.
Kasus stunting selama pandemi mengalami kenaikan sebagaimana yang disampaikan, Dr. Cut Nurul Hafifah, Sp. A(K), Anggota IDAI "Pandemi Covid 19 yang terjadi dalam dua tahun ini telah berpotensi meningkatkan angka stunting. Sebab, selama pandemi hanya 19,2% Posyandu yang aktif melakukan pemantauan gizi dan tumbuh kembang anak."
Sedangkan deteksi dini terhadap gizi anak adalah kunci untuk penurunan angka stunting yang tentunya bisa dikenali lewat tahapan-tahapan dasar. Pasti ada growth falteringnya atau indikasi gagal tumbuh terlebih dahulu. Umumnya terjadi pada anak usia 3 sampai 18 atau 24 bulan
Oleh karenanya, Dr. Cut Nurul Hafifah, Sp. A(K), berhap banyak terhadap PAUD dapat menjadi agen pendeteksi dini kondisi anak, terutama gizi anak. “PAUD harus memperhatikan komposisi menu makan siang untuk muridnya, wajib mengandung beberapa unsur seperti : Karbohidrat, lemak, protein dan sayur dalam jumlah secukupnya."
Protein terbaik untuk tumbuh kembang anak adalah susu, tapi ingat anak harus minum susu untuk anak. Susu menjadi alternatif sumber protein hewani yang bisa diberikan untuk mengantisipasi keterpenuhan protein anak. Ada anak yang susah makan telur, makan daging atau protein lainnya, maka untuk mencukupi kebutuhan proteinnya sebaiknya diberikan susu fortifikasi.
Prof. Dr. Ir. Netti Herawati, M.Si, Ahli Gizi dan Praktisi Pendidikan, menyampaikan apresiasi positif akan aksi kolaborasi ini. Tentunya berharap seluruh pihak bisa turut berperan dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang edukasi gizi anak ini.
"Mulai sejak dini, PAUD menjadi elemen penting yang dapat menjembatani antara orang tua dan anak. Selain itu, PAUD juga berperan sebagai lingkungan terdekat kedua bagi anak selain rumah atau keluarga, sehingga dari sinilah PAUD menjadi tempat tepat tanamkan pemahaman tentang makanan dan minuman yang bergizi untuk anak."
Status gizi anak akan membawa dampak pada kehidupan mereka selanjutnya , dari mulai masa anak-anak, remaja, dewasa, hingga usia lanjut. Iru sebab dukungan dan stimulasi orangtua dalam menanamkan pola makan sehat dengan gizi seimbang pada anak, sangat penting.
Selain itu, edukasi juga perlu dilakukan oleh lembaga pendidikan, termasuk pendidikan usia dini (PAUD). Sebab ditempat inilah anak-anak mendapatkan pengalaman, sosialisasi, serta pengajaran pada masa terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangannya
Saat paud ini memang usianya anak membutuhkan asupan gizi yang cukup dan Guru PAUD bisa membantu meningkatkan pemahaman tentang pentingnya gizi. Mantep ini materi webinarnya, apalagi gizi juga membantu perkembangan anak.
BalasHapusKadang di rumah makan pilih-pilih. Saat di sekolah dapat edukasi gizi, makan bareng teman, itu bisa ngefek ke kebiasaan baik. Bagus nih program melibatkan guru PAUD
BalasHapusGuru paud bisa jadi jembatan edukasi orangtua mengenai gizi yang baik buat anak sehingga perkembangan anak sehat dan optimal
BalasHapusWah iya nih pentingnya di PAUD tu juga mengajak orang tua untuk belajar bersama mengenai kebutuhan gizi yang sangat dibutuhkan oleh anak untuk pertumbuhan dan perkembangannya yaa.
BalasHapusSebagai ibu yang anaknya sering GTM, saya cukup mengandalkan peran guru PAUD. Jujur saja. Tak ada ibu yang sempurna dan memang perlu bantuan orng-orang yang dipercaya si kecil.
BalasHapusMasalah gizi memang harus sejak dini y mba... Dan Guru paud bisa jadi jembatan edukasi orangtua mengenai gizi yang baik buat anak... Untuk membantu tumbuh kembang nya
BalasHapusAlhamdulillah,
BalasHapusKerjasama yang baik dan edukasi untuk masyarakat bisa melalui guru paud terkait gizi yang memadai untuk anak-anak.
Saya termasuk orang yang sudah mengenal PAUD sebelum masuk ke sekolah dasar, asupan gizi sejak dini memang begitu penting demi tumbuh kembang si anak
BalasHapusLewat PAUD anak-anak memulai sosialisasi dalam dunia pendidikan dan belajar
BalasHapusIndonesia tuh masih banyak anak-anak yang kena stunting terutama di wilayah terpencil. Nah, edukasi sejak di PAUD menurutku emang penting banget sih mbak. Biar anak dan ortu jadi lebih aware ttg kebutuhan gizi
BalasHapusMemang ilmu gizi anak tuh dimulai dari usia paud ya. Dan peran guru buat anak2 itu ngaruh banget loh.
BalasHapusUsia usia cemerlangnya anak, guru jadi salah satu panutan siswa dan paling dekat dengan mereka. Jadi akan sangat bagus kalau bisa diberi pengetahuan sejak dini secara perlahan
BalasHapusAnakku tipe yg kalo makan bareng temen2nya dia lahap, tapi di rumah jadi berubah picky 🤣. Bingunglah kadang... Jadi kalo guru paud nya ikutan mengajarkan kebiasaan makan yg baik dan bergizi, bareng dengan anak2 yg lain, aku juga seneng. Karena anak memang jadi lebih bersemangat makan sehat jika bersama teman2nya 😅
BalasHapus