Setiap tanggal 10 oktober diperingati sebagai #WorldHealthMentalDay dan perihal kesehatan mental ini tak hanya saja di alami orang berusia dewasa. Selain perkembangan kesehatan fisik, nyatanya kesehatan mental juga harus di perhatikan pada usia anak. Beberapa waktu terakhir ini begitu banyak kabar yang menyatakan anak pada usia sekolah tidak sedikit yang mengalami depresi.
Sumber Gambar : Freepik |
Apalagi perkembangan global yang semakin pesat bermacam tekanan semakin meninhkat sehingga kerap membuat anak-anak harus mempunyai ketahanan mental sebagai bekal menghadapi berbagai kondisi untuk bersiap di masa mendatang. Oleh karenanya, orang tua perlu mendidik dan melatih mental pada anak agar ia tumbuh menjadi anak yang tangguh.
Anak yang mampu menghadapi masalah yang terjadi pada dirinya, diharapkan juga mampu bangkit dari keterpurukan, serta mampu menghadapi kerasnya kehidupan. Dasar – dasar mental yang kuat pada anak haruslah dibentuk sejak usia dini yang tentunya tidak terlepas dari didikan orang tua sejak kecil. Untuk mewujudkannya pastinya peran orang tua dalam pendampingan penuh sangat dibutuhkan. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan, beberapa diantaranya :
1. Bangun Kepercayaan Diri Pada Anak
Rasa percaya diri adalah salah satu bekal penting dalam perkembangan anak. Latih terus rasa percaya dirinya dengan memperkenalkan beragam aktivitas. Sesekali biarkan juga anak untuk mengetahui kesalahan dan bantu dalam memperbaiki kesalahannya. Ketika anak melakukan kesalahan jangan jatuhkan percaya dirinya dengan mengoreksi di depan orang lain. Ambil jeda dan pahami bahwa percaya dirinya lebih penting daripada kesalahan dalam proses belajarnya.
Hal ini tentu memberi sebuah pelajaran bahwa kesalahan yang dilakukan anak adalah kesempatan belajar dan berkembang. Lambat laun anak akan merasakan dirinya memiliki rasa percaya sehingga bisa lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan.
2. Ajarkan Anak Bersosialisasi
Biasakan sejak dini anak telah dibekali kelonggaran untuk bersosialisasi dengan baik sebab hal ini akan mampu membantunya berkembang dan siap menghadapi segala situasi serta berbagai macam jenis orang. Jangan sampai anak tumbuh menjadi dewasa dengan ketidakbiasaan dalam berinteraksi sosial yang baik, sehingga tumbuh menjadi pribadi yang memiliki sikap individualisme tinggi dan selalu menarik diri dari pergaulan.
Selain bermain dengan orang tua, anak juga butuh berinteraksi dengan teman sebaya, hal ini bisa membantu anak dalam dalam mengenali kelemahan dan kelebihan dirinya. Jangan pernah membanding-bandingkan anak apalagi di depan orang lain, sebab setiap anak memiliki bakat dan kelebihannya masing-masing.
3. Ajarkan Keterampilan Spesifik
Setiap anak pasti diberi keistimewaan yang berbeda-beda. Orang tua perlu mengenali kira-kira di mana bakatnya. Cobalah untuk mengamati kegemarannya, atau aktivitas apa yang betah berlama-lama di lakukannya.
Apabila anak dirasa memiliki skill yang menonjol dalam bidang tertentu, mulailah mencari cara mengasah bakatnya. Keterampilan yang terus di asah ini akan membantu anak untuk belajar bagaimana bersikap produktif, bahkan ketika harus mengahadapi godaan serta situasi yang sulit, dan kegagalan yang rumit.
4. Ajarkan Anak Bertanggung Jawab dan Disiplin
Dalam membangun kekuatan mental itu melibatkan penerimaan tanggung jawab yang harus di jalani. Jika sang anak melakukan kesalahan atau bertindak di luar hal yang seharusnya, biarkan ia menjelaskan perbuatannya. Tetapi, pastikan itu adalah penjelasan, bukan alasan. Anak perlu di didik mengenai perilaku yang tidak boleh dilakukan, jika melanggar maka bisa mendapat sangsi.
Nasihati dan beri teladan yang baik dalam menerapkan perilaku disiplin dan bertanggung jawab yang kelak akan membentuk pribadi anak memiliki dasar sikap kebaikan yang sesuai dengan norma agama maupun norma sosial.
5. Bangun Kedekatan Antara Orang Tua dan Anak
Orang tua perlu menunjukkan kasih sayangnya setiap saat, termasuk ketika ia melakukan kesalahan. Orang tua harus mampu memaafkan kesalahan anak setulus hati dan memberikan nasihat yang baik tanpa melibatkan amarah ataupun emosi negatif lainnya.
Selain itu, orang tua juga harus memahami cara memotivasi saat anak mengalami kegagalan atau keterpurukan.
Anak-anak mampu merasakan kasih sayang yang tulus dari orang tuanya. Biasanya ia akan merasakan kedamaian hati dan kegembiraan saat bersama dengan orang tua. Hubungan emosional ini membuat anak jadi merasa selalu memiliki dukungan untuk melakukan apapun dalam kaitannya dengan perkembangan dirinya yang sifatnya positif. Anak tidak akan menunjukkan rasa takut, rasa segan yang berlebihan, rasa khawatir, atau perasaan negatif lainnya.
Dalam sebuah workshop, salah seorang dokter anak pernah mengatakan bahwa penting untuk memperhatikan kondisi mental anak. Jika orang tua abai, bisa berisiko memperburuk kondisi mentalnya ketika remaja hingga dewasa.
Bahka Sherri Gordon, seorang pakar parenting, berpendapat bahwa anak yang memiliki kesehatan mental yang baik di masa kecil akan mengalami perkembangan karakter dan emosi yang optimal, serta memiliki keterampilan bersosialisasi yang sehat, dan akan mampu dalam memahami cara mengatasi masalah.
Kesehatan mental, masalah penting yang kerap diperbincangkan anak muda sekarang karena banyak yang mengalaminya. Entah karena mentalnya yang lemah atau masalahnya yang terlalu berat, solusi tepatnya memang menguatkan mental anak sejak dini. Sangat bermanfaat, terima kasih informasinya!
BalasHapus