Saat nonton film My Happy Marriage atau dalam judul lainnya Watashi no Shiawasena Kekkon ga ada ekspektasi apapun. Hanya tampaknya cukup menarik karena bisa dibilang kisahnya agak klise namun sepanjang film ternyata cukup bisa menikmati. Bahkan bisa dibilang mengesankan tertutama untuk karakter Kudou Kiyoka. Film jepang yang merupakan adaptasi dari manga cukup populer ini tayang sekitar maret 2023.
Berlatar waktu Era Miji dan Periode Taisho, Jepang yang sudah memasuki era modern telah mengalami peradaban dan perkembangan luar biasa. Selama beberapa generasi, orang-orang dari keluarga yang mewarisi kekuatan khusus telah melindungi masyarakat dari berbagai bencana, bersama dengan kaisar yang memimpin negeri.
Kondisi di negeri itu memiliki landasan status sosial yang ditentukan oleh mereka yang memiliki kekuatan supranatural. Salah satunya adalah bangsawan yang cukup terkenal di ibu kota, Shinichi Saimori (Tsutomu Takahashi) memiliki kehidupan sejahtera bersama keluarganya. Ia mempunyai dua putri, yakni Miyo Saimori (Mio Imada) dan Kaya Saimori (Akari Takaishi). Keluarga ini pun memiliki kekuatan khusus kecuali Miyo, itu sebabnya Ia selalu tersisihkan bahkan sang ibu tiri, Kanoko Saimori (Sayaka Yamaguchi) bersama Kaya sering menindas Miyo dan memperlakukannya selayaknya pelayan.
Ibu kandung Miyo telah meninggal sejak usianya masih kecil, kendati begitu Ia tetap tumbuh menjadi gadis berhati baik dan penurut. Sampai suatu ketika, Miyo harus menuruti permintaan keluarganya untuk melakukan pernikahan politik dengan pemimpin militer yang terkenal kejam dan tanpa ampun, Kudou Kiyoka (Ren Meguro). Di usianya yang masih terbilang muda, Kudou sudah memimpin klan pasukan khusus untuk melindungi negeri dan kerajaan. Selama ini Kudou sudah beberapa kali mengalami kegagalan dan ditinggalkan oleh tunangannya lantaran tak ada yang sanggup menghadapi karakter Kudou yang dingin.
Miyo sudah pasrah menerima perjodohan itu, Ia pun pergi ke kediaman Kudou Kiyoka dan menetap disana. Beruntung di sana juga tinggal pelayan keluarga bernama Yurie (Mirai Yamamoto) yang begitu baik dan perhatian dengan gadis malang itu.
Awal perjumpaan Miyo dan Kudou sudah begitu dingin bahkan dengan bengisnya lelaki itu memperingatkan si gadis lugu "Kamu boleh di sini tapi harus benar-benar mematuhiku. Jika aku menyuruhmu pergi, pergilah. Jika aku menyuruhmu mati, matilah."
Miyo begitu patuh bahkan sesekali membantu Yurie mengerjakan pekerjaan rumah, dan waktu demi waktu berlalu. Kudou yang semula bersikap dan mengisyaratkan menjauhi Miyo lambat laun karakternya berubah menghangat di kala melihat ketulusan, dan kepedihan yang disembunyikan Miyo selama hidup bersama keluarga Saimori.
Demikian juga dengan Miyou menghabiskan waktu di rumah tangga bersama Kudou, ia menyadari bahwa lelaki itu tidak seburuk yang dikabarkan. Dibalik sikap dinginnya Kudou telah menyentuh hati Miyo yang selama ini penuh dengan kesukaran. Pernikahan politik yang banyak menduga tak berakhir bahagia, namun nyatanya sebaliknya. Bahkan Miyo pernah berujar dalam hatinya "Saya ingin tinggal bersama orang ini selama mungkin".
Disisi lain ketika Miyo sudah merasakan jatuh hati pada Kudou, hatinya mulai risau karena merasa telah membohongi sang pemimpin pasukan itu lantaran Ia tak memiliki kekuatan khusus. Tapi reaksi Kudou bukannya marah atau mengusir Miyo, justru Ia berkata "Aku tidak perduli dengan kekuatan itu, aku tetap menyayangi dan akan menjagamu" hal itu pun dibuktikan saat Ia menolong Miyo yg disekap ibu serta saudari tirinya.
Sampai suatu kejadian mulai mengusik dan memporak porandakan ketentraman negeri, Kudou bertarung bahkan hampir kehilangan nyawanya. Tanpa terduga Miyo memunculkan kekuatan supranaturalnya "mata mimpi" yang diturunkan dari mendiang Ibu kandungnya. Ia bisa memanipulasi dan melumpuhkan kekuatan jahat yang menaungi negeri itu. Miyo pun akhirnya juga mengetahui kisah sang ibu di masa lalu yang terpaksa menikah dengan keluarga Saimori.
Film Adaptasi berdurasi 1 jam 55 menit ini terbilang cukup sukses karena berhasil debut nomor satu box office di Jepang saat perilisan di minggu pertamanya. Karakter Kudou malah justru mengingatkan akan sebuah kalimat "Tidak perlu laki-laki romantis, cukup temukan dia yang tulus menyayangi."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar