Memasuki bulan oktober, begitu erat kaitannya dengan sejarah perjuangan para pemuda bangsa dalam mengikrarkan dan mempertahankan persatuan Indonesia. Untuk saat ini sebenarnya begitu banyak aksi nyata yang bisa dilakukan sebagai bentuk implementasi dari wujud rasa cinta tanah air seperti para pemuda di masa-masa kemerdekaan. Salah satunya terkhusus para generasi muda punya peran untuk menjaga bumi serta kelestariannya.
Selaras dengan oktober yang begitu erat kaitannya dengan para generasi, tema yang menarik pun diangkat dalam aktivitas zoom @ecobloggersquad bertajuk “Semangat Orang Muda Menjaga Bumi Indonesia". Menghadirkan narasumber yang sharing tentang pengalaman juga beragam kegiatan dan kontribusi dalam menjaga lingkungan demi bumi yang lebih baik.
Para generasi muda sangat penting dalam menjaga keberlanjutan alam dengan menciptakan masa depan melalui upaya pelestarian lingkungan dan menyelamatkan bumi dari perubahan iklim. Sejatinya sejarah sumpah pemuda bisa menjadi momentum untuk memaknai peringatannya lewat aksi nyata untuk perbaikan lingkungan hidup.
Narasumber pertama adalah Jaqualine Wijaya ( CEO and Co Founder at Eathink) dimana dalam pemaparannya mengungkapkan jika saat ini sudah cukup banyak orang yang mulai menyadari akan keperdulian lingkungan dan mengadopsi gaya hidup berkelanjutan. Hal sederhananya misalnya dimulai dari membuat perubahan dalam pilihan makanan. Dengan menerapkan sustainable eating yakni pola makan berkelanjutan dan bisa mengurangi jejak karbon dan pencemaran lingkungan.
Menerapkan sustainability eating di kehidupan sehari-hari sebenarnya mempengaruhi tiga aspek seperti lingkungan, ekonomi dan sosial. Selain itu yang cukup menjadi sorotan adalah 3 kunci isu sustainable eating meliputi :
1) Pertanian Berkelanjutan
Perubahan iklim tentunya cukup berpengaruh pada masa panen, dalan menghadapi hal ini petani setidaknya harus melakukan tindakan penyesuaian (adaptasi) dalam kaitannya dengan produksi dan ketahanan pangan. Oleh karenanya diperlukan strategi penanganan dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
2) Tantangan Nutrisi
Menerapkan konsumsi makanan kaya akan pangan nabati dan lebih sedikit pangan sumber hewani. Ini akan lebih bermanfaat untuk kesehatan dan lingkungan. Pola makan yang sehat mencakup asupan kalori optimal dan sebagian besar terdiri dari beragam jenis pangan nabati, sedikit pangan hewani serta mengandung lemak tak jenuh.
3) Pengolahan makanan sisa
Setiap langkah kecil dalam mengurangi pembuangan makanan sisa dapat memberikan kontribusi positif pada lingkungan. Sampai saat ini juga masih banyak perilaku yang membuang sisa makanan secara percuma dimana sebenarnya sisa makanan bisa diolah kembali atau disumbangkan kepada yang membutuhkan.
Berikutnya ada Cerli Febri Ramadani Ketua SKELAS (Sentra Kreatif Lestari Siak) yang menjadi wadah bagi anak muda khususnya di kabupaten Siak, Riau. Beragam gerakan di sentra kreatifnya lewat kerjasama multipihak untuk mengembangkan inovasi produk lokal serta memanfaatkan potensi sumber daya manusia, pariwisata, dan ekonomi kreatif lestari. Yang cukup unik SKELAS menjadikan bangunan barak tangsi belanda menjadi ruang kreatif untuk memperkenalkan produk lokalnya yang disebut Ruang SKELAS.
|
Sumber gambar : IG @skelas.siak |
Skelas juga berperan menjadi wadah kolaborasi antar komunitas dan pemerintah. Berupaya mendukung visi Siak hijau, yang mengutamakan keberlanjutan pelestarian lingkungan. Salah satu program yang di inisiasi adalah Inkubasi Bisnis Lestari (KUBISA) adalah program pendampingan usaha bagi pelaku UMKM terpilih Kabupaten Riau dengan ide usaha inovatif yang memberi dampak positif bagi sosial dan lingkungan.
Kemudian narasumber terakhir adalah Amalya Reza ( Manager Bio Energi Trend Asia) dari Trend Asia yang menurut website reminya adalah organisasi masyarakat sipil independen yang bergerak sebagai akselerator transformasi energi dan pembangunan berkelanjutan di Asia. Saat ini proyek transisi energi sedang banyak di upayakan dalam menekan risiko pemanasan global yang berpotensi mengancam kehidupan layak di masa mendatang.
Tetapi yang terjadi saat ini proyek transisi energi dengan fokus pengembangan bioenergi justru bisa menimbulkan masalah lainnya misalnya lingkungan dan konflik lahan sekaligus mengancam ketahanan pangan. Padahal transisi energi yang berkeadilan sangat penting diterapkan dalam upaya menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca.
Proyek pembangunan bioenergi juga telah mempengaruhi dan kian mengancam lingkungan hidup serta salah satu adat istiadat di Mentawai. Pengkaplingan hutan primer menjadi ke industri, sedankan hutan primer Mentawai punya peran kunci sebagai penyerap karbon. Hal ini tentu mengancam keanekaragaman hayati Kepulauan Mentawai.
Penanganan masalah lingkungan tentu membutuhkan aksi kolektif yang perlu dilakukan secara sadar dan berkelanjutan. Menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga serta merawat bumi yang kita tinggali ini. Terutama bagi generasi muda sebagai agen perubahan bisa memberi dampak positif dari sinerginya, kreatifitas dan ide-ide cemerlang. Dan tentunya menjadi generasi muda yang bijak harus dimulai sedini mungkin salah satunya dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus beradaptasi pada isu perubahan iklim.
Jika sering medengar tagline 'Yang muda yang berkarya' maka seharusnya juga mengadopsi dalam wujud perilaku 'Yang Muda Yang Menjaga Bumi' sebagai planet di tata surya yang tinggal miliaran makhluk hidup maka sudah sepatutnya dijaga agar tetap bisa menjadi rumah bagi kehidupan yang panjang. Namun, yang terjadi belakangan kondisi bumi semakin tidak baik-baik saja. Hal ini menjadi sebuah peringatan dan kesadaran bahwa inilah saatnya harus benar-benar melakukan langkah nyata demi terciptanya bumi yang lestari bagi kehidupan.
Skelas dan Kubisa adalah inspirasi yang harus terus dijaga agar nilai-nilainya serta langkah inovasinya dapat terus dikembangkan. Ayo generasi muda, kita lebih peduli pada bumi.
BalasHapusAlhamdulillah sudah menerapkan dalam keluarga kecilku untuk meminimalisir makanan sisa, dengan cara ambil secukupnya agar bumi terhindar dari perubahan iklim ya
BalasHapusMakanan sisa itu seperti hal sepele, padahal memiliki dampak sebab akibat yang sangat besar
BalasHapusSetuju deh sekarang kita disiplin kan anak cucu untuk tidak membuang makanan. Ambil secukupnya dan habiskan. Toh kalau emang masih lapar bisa ambil lagi kan ya
menjaga bumi adalah tanggung jawab bersama. Terutama anak muda, yang menjadi pewaris kehidupan berikutnya. Salah satunya dengan menerapkan sustainability eating ya kak.
BalasHapus'Yang Muda Yang Menjaga bumi" slogan yang keren di dengar
BalasHapustapi da betulnya, dimulai dari ngajarin anak-anak untuk mencintai alam dengan mengikutsertakan berkegiatan seperti camping, hiking dll
Pengalaman saya begitu, anak-anak jadi ikut sayang sama lingkungan
Seneng bacanya
BalasHapusSemakin banyak yang peduli dengan keberlanjutan bumi
Karena siapa lagi yang mau merawat bumi kalo bukan kita?
Jika kita merawat bumi, maka bumi akan merawat kita
Yang namanya makanan sisa tu seperti perkara sepele tapi sebenarnya malah numpuk jadi gunung es yaa. Emang perlu banget sih ada edukasi kepada masyarakat supaya gak ada lagi makanan terbuang atau kalau ada sisa sebaiknya diapain.
BalasHapusSudah waktunya semua memikirkan tentang kondisi bumi yang makin menua ini, khususnya anak2 muda juga yaa.
Judulnya sungguh bermakna, yang muda yang menhaga bumi. Generasi muda adalah generasi penerus jadi harus paham akan masalah lingkungan dan ikut serta berkontribusi dalam menjaga lingkungan untuk generasi setelahnya, ya Kak
BalasHapusSustainable eating. Konsep yang bagus banget. Karena dari apa yang kita konsumsi dan sampah yang kita hasilkan dari makanan akan memberikan pengaruh besar pada kesehatan bumi. Keren banget ini mindsetnya. Kebayang jika konsisten dilakukan, hasilnya akan terasa di masa depan.
BalasHapusYang muda yang berkarya, yang muda juga harus semangat menjaga bumi ini. Namun gak serta Merta jadi tanggung jawab yang muda saja, semua lintas generasi harus turut serta, karena perubahan iklim ini udah gak nyaman ya
BalasHapusPemanasan global saat ini menjadi perhatian banyak pihak.
BalasHapusMari bersama-sama untuk jaga bumi, terlebih lagi yang muda karena masih merasakan kehidupan di bumi dalam jangka panjang.
Paling sedih kalau lihat orang makannya engga habis. Padahal ambil sendiri, mestinyg bisa mengira-ngira, habis ga.
BalasHapusLimbah makanan tuh ternyata di Indonesia paling banyak yah. Belum lagi juga limbah pakaian. Semua berawal dari gaya hidup sih...daan itu harus ditanamkan sejak usia muda.
Perkara sisa makanan terlihat sepele ternyata dampaknya besar sekali yah
BalasHapusSenang sekali melihat banyak muda mudi yang cintai bumi ya mbak
BalasHapusMenjadi langkah nyata untuk melakukan mitigasi perubahan iklim
Aku semakin tersadar ternyata pola makan kita itu berdampak juga bagi kelangsungan bumi
BalasHapusKeren banget pendiri Eathink, SKELAS yang ngadain program.inkubasi KUBISA, sampai trend asia yang menciptakan bioenergi itu beneran mewakili yang muda yang menjaga bumi kak
BalasHapus