Kanker termasuk dalam penyakit tidak menular dengan angka kematian yang tinggi, di Indonesia jenis kanker yang paling banyak menyebabkan kematian salah satunya adalah kanker leher rahim atau kanker serviks. Penyakit ini terjadi disebabkan oleh sel yang ada di leher rahim berkembang secara tidak normal dan tak terkendali karena infeksi Human Pappiloma Virus (HPV).
Menurut Observasi Kanker Dunia (Globocan) WHO tahun 2022, kanker leher rahim saat ini merupakan kanker no.2 terbanyak di Indonesia yang diderita perempuan setelah kanker payudara. Namun karena kurangnya kesadaran masyarakat, faktor sosial dan ketidaktahuan informasi mengenai kanker yang tidak sedikit penderita kanker leher rahim datang berobat ketika sudah memasuki stadium lanjut.
Spesialis Obstetri dan Ginekolog, dr. Ivander Ramon Utama, F.MAS, Sp.OG, MSc mengatakan "Ketika seorang terinfeksi HPV tipe tertentu dan sistem imun tubuh tidak berhasil membunuh virus tersebut, maka HPV dapat mengakibatkan sel di daerah serviks menjadi abnormal. Bila tidak terdeteksi atau diobati secara dini, maka sel abnormal ini akan berkembang menjadi prakanker, dan secara bertahap menjadi kanker."
Pada Wanita yang sudah terinfeksi kanker leher rahim maka akan menunjukan beberapa gejala diantaranya :
- Pendarahan vagina yang tidak normal
- Keputihan yang tidak bisasa
- Frekuensi buang air kecil yang meningkat lebih sering dari biasanya
- Nyeri saat melakukan hubungan intim
- Pembengkakan di salah satu tungkai
- Kehilangan nafsu makan
- Mudah Lelah
- Sembelit
- Memiliki bercak darah di urine
- Keluarnya urin atau feses dari vagina
Upaya Pencegaahan Kanker Leher Rahim :
Mengadopsi gaya hidup sehat serta melakukan pemeriksaan kesehatan rutin menjadi satu langkah upaya untuk mencegah penyakit kanker leher rahim serta lakukan skrining dan vaksinasi HPV yang telah ditetapkan menjadi salah satu vaksin wajib dan masuk dalam program bulan imunisasi anak nasional.
Menjadi suatu bentuk perlindungan penting, Vaksinasi HPV baiknya diberikan pada usia remaja karena respons kekebalan akan lebih kuat jika pemberian vaksin dilakukan ketika usia muda daripada ketika sudah dewasa.
Vaksin HPV diberikan sebanyak dua kali kepada usia remaja, sementara kepada orang dewasa sebanyak tiga kali. Untuk perempuan dewasa, baik yang sudah menikah ataupun belum, tetap dapat melakukan vaksinasi HPV secara mandiri di rumah sakit yang menyediakan layanan vaksin tersebut. Pemberian vaksin HPV harus sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan agar vaksin dapat bekerja dengan baik.
Selain vaksinasi, cara lain yang juga bisa dilakukan untuk menghindari infeksi HPV dan kanker leher rahim adalah dengan mencegah faktor risikonya, antara lain dengan tidak berganti-ganti pasangan, menggunakan alat pengaman ketika berhubungan seksual, serta tidak melakukan anal dan oral seks.
Edukasi Kesehatan "Tenang Untuk Menang"
Sebagai langkah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan mencegah kanker leher rahim, MSD Indonesia George Stylianou, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Yudhi Pramono, Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena, Plt. dan Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan daerah III Ditjen Bina Pembangunan Kementerian Dalam Negeri Chaerul Dwi Sapta hadir dalam kegiatan kampanye edukasi kesehatan bertajuk “Tenang untuk Menang” dengan tema "Perempuan Indonesia Merdeka dari Bahaya Kanker Leher Rahim" yang berlangsung di Jakarta 13 Agustus 2024.
Kampanye edukasi kesehatan "Tenang untuk Menang" ini menjadi sebuah ajakan kepada masyarakat untuk turut berpartisipasi aktif dalam upaya melawan penyebaran kanker leher rahim, salah satunya dengan melakukan vaksin HPV.
"Kami percaya, partisipasi masyarakat dalam program imunisasi HPV ini merupakan langkah kecil yang akan membawa dampak besar. Tidak hanya memberikan ketenangan secara individu karena kesehatannya terjaga, tapi juga berpartisipasi secara kolektif agar bangsa Indonesia bisa merdeka dan menang melawan kanker leher rahim," ungkap George Stylianou.
Untuk menanggulangi penyebaran penyakit Kanker Leher Rahim, pada tahun 2023, Presiden Joko Widodo mendeklarasikan Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim di Indonesia tahun 2023-2030, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Kemenkes. RAN ini terdiri atas empat pilar.
- Pilar 1 pemberian layanan berisi kegiatan vaksinasi, skrining dan tata laksana.
- Pilar 2 edukasi, pelatihan, dan penyuluhan berisi kegiatan penguatan tenaga kesehatan dan kesadaran masyarakat.
- Pilar 3 pendorong kemajuan berisi kegiatan monitoring, evaluasi, penelitian dan pendukung digital (digital enablers).
- Pilar 4 pengelolaan dan pengorganisasian berisi kegiatan tata kelola dan kebijakan, pembiayaan untuk eliminasi, kolaborasi dan kemitraan antar-sektor.
Yudhi mengatakan "diperlukan upaya berkelanjutan dan peran aktif dari berbagai pemangku kepentingan dalam upaya membangun kesadaran di masyarakat terkait urgensi imunisasi HPV, guna mencapai cakupan yang lebih tinggi serta merata pada BIAS tahun ini yang dilaksanakan pada bulan Agustus."
Pemberian vaksinasi HPV dalam rentang usia anak perempuan 11 dan 12 tahun kelas 5 dan 6 atau setara, termasuk yang tidak bersekolah, menerima vaksin HPV lengkap secara gratis melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Cakupan imunisasi HPV saat ini telah mencapai 90% untuk dosis pertama dan 95% untuk dosis kedua, yang menunjukkan imunisasi HPV ini diterima secara luas.
Emanuel menyampaikan "RAN Eliminasi Kanker Leher Rahim tahun 2023-2030 adalah langkah strategis yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, pemerintah, swasta, organisasi masyarakat, hingga individu di komunitas."
Dalam kesempatan yang sama, komitmen untuk dapat menyediakan vaksin dalam negeri sebagai salah satu langkah pencegahan penting juga disampaikan Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya.
Mengingat tingkat keparahan yang bisa disebabkan kanker leher rahim maka kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini harus lebih ditingkatkan. Kita pun patut bersyukur vaksinasi HPV sudah menjadi program pemerintah yang wajib dan gratis pada anak sekolah dasar. Melalui program ini tentunya menaruh harapan agar dapat terwujudkan penurunan angka kejadian kanker leher rahim di waktu mendatang.
Vaksin HPV ini sudah boleh dari umur berapa ya? Diperlukan kesadaran masyarakat memang untuk melakukan deteksi dini terutama penyakit kanker.
BalasHapusKanker rahim tuh urusan serius loh. Membunuh pelan-pelan. Baca sederetan tanda-tandanya aja sudah merinding. Apalagi untuk perempuan yang kegiatan seksualnya aktif. Waktu menjelang menopause sekitar 10 tahun yang lalu, genekolog langganan saya memberikan masukan untuk rutin melakukan papsmear. Setidaknya setahun sekali. Akhirnya saya commit melakukan ini setiap hari ulang tahun. Biar selalu ingat untuk melakukannya.
BalasHapusNah saya tuh lebih setuju adanya sosialisasi vaksin seperti ini ke anak sekolah daripada sosialisasi alat kontrasepsi ke mereka...
BalasHapusMeski alat kontrasepsi anak sekolah juga harus tahu sebagai ilmu pengetahuan
Jadi tetap ya gaya hidup sehat serta melakukan pemeriksaan kesehatan rutin menjadi satu langkah upaya untuk mencegah penyakit kanker leher rahim ini.
Melakukan skrining dan vaksinasi HPV sebagai salah satu vaksin wajib dan masuk dalam program bulan imunisasi anak nasional perlu kita ketahui memang itu
Semoga dengan kampanye Tenang untuk Menang ini, semakin banyak masyarakat yang tahu dan sadar bahaya kanker leher rahim ini. Ngeri ya, ternyata terbanyak no 2 penderitanya untuk kanker leher rahim ini
BalasHapusKanker serviks setahuku pembunuh no-1 loh. Bagus banget nih udah ada vaksin HPV untuk upaya pencegahan. Pentingnya lagi sih andil dari pasangan yang setia, supaya terhindar dari risiko penularan.
BalasHapusMemang perlu sosialisasi secara masif kampanye ini, agar masyarakat kita baik yang perempuan maupun yang pria (bisa kasih tahu ibu/saudari/isterinya) bisa lebih peduli lagi dan mengenali gejala serta vaksin nya
BalasHapusauto scroll gejalanya, karena saya takut terkena kanker rahim
BalasHapusBudeku terkena kanker jenis ini dan menderita banget
Wajib vaksin ya supaya gak terjangkit?
Bagus sekali upaya pencegahan yg dilakukan melalui sosialisasi vaksin seperti ini. Harapannya para perempuan lebih memperhatikan kesehatan organ kewanitaan sejak di usia remaja untuk pencegahan kanker yg menyebabkan kematian ini.
BalasHapusPenting banget ini buat para perempuan. Program vaksin HPV sejak awal usia remaja merupakan tindakan tepat untuk mencegah kanker serviks
BalasHapusIya juga kak, sebagai langkah pencegahan dini ya. Apalagi ada jadwal pemberian vaksinnya secara tepat
HapusEdukasi terkait kanker leher rahim dan cara pencegahannya, salah satunya dengan vaksin HPV kyk gini perlu disuarakan lagi. Walaupun ini salah satu kanker yang banyak penderitanya tetapi kyk banyak yang blm paham juga ya.
BalasHapusSemoga rezeki ya bisa dapat vaksin HPV buat kita dan anak2 gadis kita kelak aamiin.
Setelah hadir ke acara ini makin semangat ajak anakku vaksin HPV mumpung ada BIAS dan vaksinnya juga gratis disediakan pemerintah
BalasHapusTernyata serem juga ya mbak tanda-tanda terkena kanker leher rahim. Kadang kita mengabaikannya, tapi sebenarnya harus peduli demi kesehatan.
BalasHapusAcara ini memberikan edukasi masyarakat mengenai bahayanya Kanker Serviks dan bisa dicegah dengan vaksin
BalasHapus