Laman

Selasa, 22 Oktober 2024

Program Kampung Iklim Desa Langgongsari Membangun Budaya Peduli Lingkungan

Beberapa waktu terakhir perubahan iklim dan pemanasan global menjadi ranah isu lingkungan yang menjadi keprihatinan warga dunia. Dalam mengantisipasi dampaknya diharapkan setiap masyarakat bisa melakukan langkah adaptasi serta mitigasi misalnya melalui program kampung iklim. 

Langkah adaptasi dan mitigasi pada hakikatnya tidak harus berupa gerakan besar namun bisa juga dilakukan dengan cara-cara sederhana, yang terpenting bisa menumbuhkan kesadaran bersama di tengah masyarakat untuk menjaga lingkungan bersama.

Lewat program kampung iklim tentunya diharapkan tidak mempercepat dampak yang bisa terjadi akibat perubahan iklim. Adaptasi ini pun sudah menjadi program nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang sudah diterapkan di beberapa wilayah Indonesia.

Sumber Gambar : IG @proklim_langgongsari

Banyumas salah satu kawasan yang terkenal dengan kuliner khasnya tempe mendoan pun juga turut berkontribusi menerapkapkan proklim di beberapa areanya salah satunya di Rt 04 RW 05 Langgongsari Cilongok Banyumas Jawa Tengah - 53162 yang juga menjadi bagian Program Kampung Berseri Astra (KBA).

Implementasi Program Kampung Iklim Desa Langgongsari 

Melalui program Kampung Berseri Astra (KBA), diharapkan adanya kolaborasi positif yang sejalan antara Astra Grup dan masyarakat untuk mewujudkan wilayah bersih, sehat, cerdas dan produktif. Programnya berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui empat pilar, yakni pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan kewirausahaan. Setiap pilar memiliki kader-kader yang di bina melalui pelatihan. Kemudian kader-kader tersebut nantinya bertangung jawab untuk mengimplementasikan program hasil pembinaan itu kepada masyarakat disekitar wilayahnya.

Kampung Berseri Astra di Desa Langgongsari menjadi salah satu Program Kampung Iklim yang telah menerapkannya, tujuannya agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi emisi gas rumah kaca, serta adaptasi terhadap dampak perubahan iklim. Sejumlah kegiatan yang dilakukan masyarakat secara bersama adalah kerja bakti membersihkan lingkungan, membangun sumur peresapan air hujan (SPAH), hingga memberdayakan kebutuhan ketahanan pangan.

Sumber Gambar : IG @proklim_langgongsari

Jika sebelumnya pekarangan rumah warga hanya halaman kosong kini lebih dimanfaatkan secara positif dengan menanam berbagai macam ketahanan pangan yang hasilnya bisa dikonsumsi ataupun dijual seperti sayuran berupa tomat, cabai, terong dan lainnya yang benihnya telah disediakan. Sedangkan untuk wadah atau potnya memanfaatkan sampah yang masih berguna seperti ember bekas, kaleng bekas, wadah roti, sampah detergen serta lain sebagainya.

Di Desa Langgongsari juga tersedia bank sampah yakni sistem pengelolaan sampah yang melibatkan proses pengumpulan, pemilahan, dan pengolahan sampah dengan pendekatan ekonomi. Pemilahannya terbagi atas sampah anorganik seperti plastik yang sebagian di jual kepada pengepul dan nantinya akan didaur ulang. Sedangkan untuk bekas ember atau berbagai jenis kaleng, biasanya dimanfaatkan kembali untuk pot sayuran.

Sedangkan untuk sampah organik yakni berupa sisa-sisa makanan, sayuran, buah busuk dan lainnya kemudian diproses menjadi biogas ataupun pupuk cair. Proklim Desa Langgongsari mendapat dukungan dari Astra Grup selain pendampingan, pelatihan juga ada bantuan biomethagreen adalah peralatan pemrosesan berbagai bahan organik menjadi biogas.

Melalui penerapan bank sampah ini, masyarakat jadi lebih terbiasa dalam memberlakukan sampah sebagai barang yang bernilai ekonomis. Sebab uang yang terkumpul dapat dipakai untuk kegiatan bersama ataupun kepentingan penyetor sampah. Bisa dibilang Proklim ini telah membangun budaya peduli lingkungan. 

Sumber Gambar : IG @proklim_langgongsari

Masyarakat setempat Desa Langgongsari juga memiliki area bertajuk galery UMKM yakni menyediakan aneka produk-produk hasil olahan dari limbah sampah seperti tas, tikar dari bungkus kopi, kerajinan dari koran bekas, hiasan bunga dari sedotan dan lain sebagainya.

Selain itu, sebagian warga juga memproduksi kopi lokal yang biji kopinya adalah pilihan terbaik dan tumbuh di tanah Desa Langgongsari dan diberi nama kopi iklim adapun macam pilihannya peaberry, liberika, robusta dan java robusta.

Proklim Desa Langgongsari tentunya telah mengimplementasikan secara tepat guna pemberdayaan potensi lokal tanpa merusak lingkungan. Manfaat lain yang bisa dirasakan dari program kampung iklim ini berfokus pada penggunaan potensi masyarakat setempat untuk mengatasi persoalan-persoalan isu lingkungan, kesehatan masyarakat, dampak mitgasi iklim serta pengembangan perekonomian lokal.

5 komentar:

  1. Program bank sampah ini memang bagus untuk diterapkan di semua tempat, karena membuat masyarakatnya lebih peduli dengan sampah dan bagaimana memulainya. Semoga banyak yang menerapkan hal yang sama juga seperti Desa Langgongsari

    BalasHapus
  2. Keren banget programnya. Kepedulian akan lingkungan lewat penanganan sampah yang profesional, selain membuat lingkungan terawat juga akan memberikan banyak dampak positif ke depannya. Salut untuk ASTRA yang selalu bisa menyalurkan dana CSRnya untuk berbagai kegiatan yang bernilai tinggi. Semoga Proklim desa Langgongsari terus terjaga dari masa ke masa. Bahkan saya berharap bisa menjadi contoh bagi banyak desa lain di seluruh nusantara.

    BalasHapus
  3. Masyarakat di sana emang keren ya, sudah paham PRLH alias perilaku ramah lingkungan hidup. Salut deh

    BalasHapus
  4. oh di Banyumas yang konon pengelolaan sampahnya bagus ya?
    Bikin penasaran pingin ke sana, apakah setiap keluarga memilah sampah, atau petugas sampah yang ngerjain pemilahan

    BalasHapus
  5. Semoga program seperti ini diikuti juga oleh desa² lain di Indonesia yah...
    Banyuman emang keren.
    Kalau bisa ada juga model kampung kota yg lahannya terbatas.

    BalasHapus